Minggu, 19 Februari 2012

anatomi tubuh manusia








Alat Gerak Pasif

Darmawan, Ericka. 2011

Gerak merupakan aktifitas dari hasil koordinasi antara otot, rangka dan saraf.

Sistem gerak pada manusia dan hewan terdiri atas rangka (tulang) dan otot. Otot mempunyai kemampuan untuk berkontraksi sehingga dapat menggerakkan tulang. Oleh karena itu, otot disebut sebagai alat gerak aktif, sedangkan tulang disebut sebagai alat gerak pasif.

Rangka sebagai alat gerak pasif terbagi menjadi 2:



1.Rangka aksial: tersusun atas os kranialis (tulang tengkorak), os vikalis (tulang leher), os torakalis (tulang punggung), os lumbalis (tulang pinggang), is sakralis (tulang kelangkang), os kaudalis (tulang ekor), os kostalis (tulang rusuk), dan os sternum (tulang dada).



2.Rangka apendikular: tersusun atas girdle pectoralis (gelang bahu) dan girdle pelvis (gelang panggul).

a) girdle pectoralis (gelang bahu) yang terdiri atas os skapula (tulang belikat), os klavikula (tulang selangka), os humerus (tulang lengan atas), os radius dan os ulna (tulang hasta dan tulang pengumpil), os karpal (tulang pergelangan tangan), os metakarpal (tulang telapak tangan), os falanges (tulang jari), dan os digiti (tulang ujung jari)
b) girdle pelvis (gelang panggul) yang terdiri atas os ileum (tulang usus), os ischium (tulang duduk), os pubis (tulang kemaluan), os femur (tulang paha), os patella (tulang tempurung lutut), os tibia (tulang kering), os fibula (tulang betis), os tarsal (tulang pergelangan kaki), os metatarsal (tulang telapak kaki), os falanges (tulang jari), dan os digiti (tulang ujung jari)



Berdasarkan bentuk tulang terdiri atas: tulang pipih, tulang pipa dan tulang pendek. Proses Osifikasi atau penulangan dimulai dari cakra epifisis pada tulang pipaPersendian merupakan penghubung antara tulang yang satu dengan tulang lainnya, yang dibedakan dalam: sinartrosis (sendi yang tidak bergerak sama sekali), amfiartrosis dan diartrosis (sendi yang memungkinkan pergerakan). Diartrosis terdiri atas: sendi putar, sendi engsel, pelana, peluru dan peluncur.

Gangguan pada tulang dan sendi: fisura, fraktura, osteoporosis, rakitis, lordosis, kifosis, skoliosis, keseleo/ terkilir, artrisis, nekrosis.

Source:

1. Campbell. 2008. Biologi (edisi delapan). erlangga

2. Susanto, H. 2009. Biologi, Bedah SKL. Erlangga

3. Omegawati. 2011. Biologi untuk SMA. Intan pariwara

PEMBAHASAN ANALISIS LEMPAR CAKRAM

I. KARAKTERISTIK LEMPAR CAKRAM
Cabang olahraga atletik adalah ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of sport), alasan-alasan atlitik dikatakan dasar olahraga karena cabang olahraga atletik lebih dulu hadir atau yang paling tertua sehingga atletik tumbuh dan berkembang seiring dengan gerak alami manusi. Unsur dari atletik ada 4 yaitu; jala, lari, lompat dan lempar, orang amerika mengatakan atletik adalha treek(lintasan) yaitu lari dan jalan serta field (lapangan) yaitu lompat dan lemoar, Salah satu cabang olahraga atletik lapangan adalah lempar cakram yang merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Ada beberapa teknik untuk melakukan lempar cakram. Untuk itu, agar kita tahu teknik-teknik dan aturan dalam lempar cakram maka guru, pelatih dan atlit itu sendiri harus mengetahui teknik dan aturannya.
Lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor lempar. Pada Sejarah sejak tahun 708 SM, lempar cakram merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Pada permulaannya, cakram terbuat dari batu terupam halus, kemudian dari perunggu yang dicor dan ditempa. Cara melakukan lemparan yang pada mulanya menirukan gaya nelayan yang melempar jaring berulang-ulang. Kemudian, ditemukan lemparan dengan sikap badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan, Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan.
Teknik dasar lempar cakram terdiri dari :
1. Cara memegang cakram
2. Cara Melakukan Awalan
3. Ayunan Lengan Saat Melempar
4. Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)

II. PERTALIAN ANTARA TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM DENGAN KEMAMPUAN FISIK

1. Cara memegang cakram
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari serta kekuatan otot jari-jari dan ketahanan otot jari-jari didalam memegang Cakram.
2. Melakukan Awalan
Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar dipengaruhi kelentukan pinggang, kekuatan otot lengan dan ketahan otot tungkai dalam mengidentifikasi gerakan berputar.
Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang maksimum
.
3. Ayunan Lengan Saat Melempar
Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram dengan mempengaruhi kekuatan otot lengan, pinggul, bahu, dan tungkai serta menjaga keseimbangan badan dan ketahanan otot seluruh tubuh pada saat berputar dan melepaskan cakram.
4. Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)
Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran mepengaruhi keseimbangan badan terjaga. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak dengan mempengaruhui kekeuatan otot paha, dan tungkai serta keseimbangan badan, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan dan tidak keluar dari lingkaran.

III. TINJAUAN ANATOMI LEMPAR CAKRAM
Pegang degan buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam Mengayunkan cakram Ayunkan cakram dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh, pada saat mengayunkan cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus erat kaitaya dengan kualitas otot dan persendi tangan, pinggul. Bila otot berkontraksi ini merupakan sumber kekuatan menahan beban berat yang di akibatkan oleh cakram yang di pegang, gerakan lengan akan menghasilkan tenaga gerak, tenaga tersebut untuk melemparkan cakram sejauh mungkin dan di bantu dengan rotasi (putaran) lengan dan badan.
Dalam melempar cakram ada objek yang yang dipegang yaitu cakram yang ingin dilemparkan, keterampilan lempar merupakan gabungan sejumlah gerakan bagian anggota badan dengan gerak Circumduksio yaitu ekstensi, fleksi, aduksi- abduksi dan Torsio (Rotasi). Gerkan ini terjadi karen adanya sumbu gerak yaitu, persendian dan tenaga penggerak yaitu otot yang mnghasilkan tenaga gerak yaitu otot penggerak utama dan pembantu. Setiap otot, sendi yang bergerak di bagian anggota badan merupakan hasil kerja otot dan sistem penggerak tulang.
Lempar cakram: gerak berputar maksimal dan dimana Otot merupakan komponen gerak utama dan gerak seluruh badan merupakan hasil kontraksi otot. Gerak lempar cakram dengan mengayuh, berputar dan melempar cakram dimana sumbu longitudinal utamanya pada persendian bahu dan dibantu dengan persendian pinggul atau sendi peluru.
Pada sendi ini kedua berbentuk lekuk dan bengkol. Sendi bahu dikalsifikasikan sebagai persendian berporos tiga arah (triaxial), sehingga lengan dapat melakukan gerakan Circumduksio yaitu ekstensi, fleksi, aduksi- abduksi dan Torsio (Rotasi : exorotatie dan endrotatie) skapula : protaksi dan retrotraksi. Dengan pegungkit gerakan ekstensi pengungkit III (S G B) dan Gerakan Flexie Pengungkit I (G S B).
Gerakan lempar cakram adalah gerakan yang cukup sulit, karena bentuk alatnya yang bulat dan pipih, bentuk gerak yang mempengaruhi kelentukan pinggang dengan memutar badan dan mengayun lengan, serta tingkat ketepatan saat melepas alat yang cukup sulit karena adanya gaya sentrifugal.
Gerakan lempar cakram memiliki otot yang bekerja antara lain sebagai berikut :
a. Gerakan Awalan:
1.Tangan
Otot
a.Musculus Pectoralis Major (otot dada )
b. Musculus Deltoid (otot bahu)
c. Musculus Biceps Brachii (otot lengan atas bagian depan)
d. M. Latissimus dorsi (otot yang berada antara otot bahu dengan otot putih fescia thoracolumbalis)

2.Kaki
Otot
a.M. Quadriceps Femoris (otot paha depan nama lain dari M. V. Intermedius)
M. Rectus Femoris (otot paha yang melapisi tulang paha)
M. Vastus Medialis ( otot paha pada bagian dalam)
M. Vastus Lateralis (otot paha pada bagian luar)
M. Vastus Intermedius (otot paha bagian depan)
b.M. Pectineus (otot paha bagaian dalam yang terdapat pada sela otot yang melekat pada tulang
c.M. Adductor longus (otot paha dalam yang terdapat pada sela otot luar)
b. Gerakan Inti:
1. Tangan (Ekstremitas Atas)
Otot
a. Musculus Deltoideus (Tangan Kiri)
b. Musculus Biceps Brachii (Tangan Kanan)

1. Kaki (Ekstremitas Bawah)
Otot
a. M. Quadriceps Femoris
M. rectus femoris
M. vastus medialis
M. vastus lateralis
M. vastus intermedius
b. M. Pectineus
c. M. Adductor longus

c. Gerakan Akhir:
1. Tangan
Otot
a. Musculus Deltoideus (Tangan Kiri)
b. Musculus Biceps Brachii (Tangan Kanan)

2. Kaki
Otot
a. M. Quadriceps Femoris
M. rectus femoris
M. vastus medialis
M. vastus lateralis
M. vastus intermedius
b. M. Pectineus
c. M. Adductor longus


Untuk mendapatkan lemparan yang jauh maka dibutuhkan bantuan gerakan fleksi togok kesamping. otot-otot pada persendian bahu pada sistem tuas lengan akan menghasilkan tenaga untuk menggerakkan arah lemparan cakram pada koordinasi mata, lengan dan tungkai pada saat berputar.
Gerakan lempar cakram merupakan gerakan sistem tuas yang ditandai dengan adanya sumbu gerak di persendian bahu serta beban yang dilepaskan adalah cakram. Gaya yang menggerakkan tuas berasal dari kontraksi otot-otot penggerak tuas yaitu otot disekitar bahu dan lengan atas.
IV. SISTEM ENERGI LEMPAR CAKRAM
Dianggap sebagai subjek penting energi studi isu penting dalam olahraga, energi vital dalam tubuh manusia adalah sumber kinerja atletik dari berbagai jenis, dan dapat terjadi defibrilasi bertanggung jawab untuk gerakan atau pemasangan posisi tubuh tanpa produksi energi dalam awalan lempar cakram, bukan energi yang dibutuhkan untuk setiap kontraksi otot atau per kinerja atlet dengan atau seragam cara yang sama, energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot yang cepat berbeda dari energi yang dibutuhkan untuk kontraksi otot terus untuk waktu yang lama, dimana tubuh mencakup sistem yang berbeda dari produksi cepat energi atau lambat tergantung pada kebutuhan energi otot dan sifat kinerja atletik, maka kontraksi otot perlu sat kimia yaitu Adenosin Tri Phosphat (ATP). ATP diperoleh dari pemecahan bahan makan yang berada didalam otot yang berguna untuk kontraksi otot dalam suatu kegiatan fisik. ATP dirangsang oleh enzim acetylcoline yang dikeluarkan oleh ujung syaraf penggerak terurai menjadi adenosin difosfat atau ADP sambil menghasilkan energi yang siap pakai untuk kontraksi otot dalam melaksanakan kegiatan fisik.
Oleh karena itu, pelatihan sistem, produksi energi dan meningkatkan efisiensi mereka berarati meningkatkan efisiensi tubuh dalam produksi energi, yaitu, meningkatkan efisiensi tubuh dalam kinerja lempar cakram. Untuk menjaga kesinambungan kerja otot ATP harus dibentuk kembali dengan menggunakan sumber energi lain. Pembentukan kembali (merensintensi) ATP dapat dilakukan melalui tiga sistem energi. ketiga sistem energi tersebut adalah sistem ATP-PC, sistem asam laktat dan sistem oksigen.
Sistem ATP-PC atau sistem phospogen dan sistem asam laktat membentuk kembali ATP tanpa menggunakan Oksigen yang dikenal dengan sistem an-aerobik sedangkan sistem oksigen yaitu membentuk kembali ATP dengan bantuan oksigen dikenal dengan dengan sistem aerobik.
Dalam metabolik untuk makanan dan pergerakan ion berbagai molekul sehingga dapat melaksanakan gerakan lempar cakram dengan kekuatan lengan, juga memerlukan kontraksi otot dalam kasus berat pengangkat ke yang sederhana power supply dimobilisasi, dan mencatat bahwa energi yang digunakan untuk lempar cakram proses ini dalam ATP an-aerobik dan aerobik dimana gerakan mengayun lengan diulang untuk jangka waktu yang lama meka kebutuhan energinya dibentuk melalui proses aerobik dan dalam proses aerobik diperlukan oksigen dan glikogen.
Pada aktifitas lempar cakram khususnya pada saat mengayun kemudian memutar tubuh berlangsung cepat memerlukan daya ledak (power) yang waktu kegiatanya kurang dari 3 menit, maka energi yang digunakan bersal dari sistem an-aerobik dan pada saat berputar dan melepaskan cakram membutuhkan energi an-aerobik pula.
Untuk memperbaiki keterampilan lempar cakram maka otot-otot yang bekerja memerlukan energi yang diperoleh dari ATP-PC, lakta, glikogen dan oksigen yang menandai aktivitas kegiatan yang berlangsung terus menerus akan menghabiskan zat-zat sumber energi yang ada didalam otot yang sedang bekerja hal ini ditandai dengan adanya denyut jantung dan volum kuncupnya akan lebih besar. dalam pelaksanaan lempar cakram sebuah molekul ATP disimpan daya baterai jika tidak kebutuhan atlit, dan bekerja pada pasokan dalam hal kebutuhan proses kontraksi otot pada saaat lempar cakram, dan sudah dapat melihat ATP baterai terisi penuh.
Struktur ATP
Mengandung molekul ATP komponen adenosin trifosfat:
1. ribosa (lima-karbon gula yang merupakan dasar dari DNA-DNA).
2. adenin (dasar: hubungan antara atom karbon dan nitrogen).
3. tiga molekul fosfat.
Ribosa molekul gula terletak di pusat dari molekul ATP dan diatur sisi adenin dasar dan benang tumbuh tiga molekul fosfat di sisi lain dari molekul ribosa, dan ATP jenuh serat tipis panjang mengandung protein yang disebut Mallosin yang merupakan dasar dari sel dan serat otot. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan keterampilan fibril kedutan cepat, dengan meningkatkan kemampuan an-aerobik.
V. PROSES RANGKAIAN GERAK TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM

1. Cara Memegang Cakram
Cara memegang cakram tergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari-jari. Beberapa cara memegang cakram yang banyak digunakan antara lain:
a. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk pertama dari jari-jarinya. Jari-jari sedikit renggang dengan jarak yang sama antara jari satu dengan lainnya. Cakram melekat pada telapak tangan tepat pada titik berat cakram atau sedikit di belakangnya. Makin panjang jari-jarinya, makin mudah memegang cakram dan cakram dapat dipegang erat-erat.
b. Cara lain bagi yang memiliki tangan yang lebar adalah sebagai berikut: jari tengah dan jari telunjuk berhimpit dan jari-jari lainnya agak renggang. Jika pada cara yang pertama pengerahan tekanan pada jari-jari yang terbagi sama, pada cara kedua ini tekanan diutamakan pada jari-jari yang berhimpitan tadi. Tekanan pada jari-jari ini yang mengatur putaran cakram sewaktu lepas dari tangan.
c. Bagi yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram dilakukan sebagai berikut: posisi jari-jari sama dengan cara yang pertama, hanya letak tepi cakram lebih ke ujung jari-jari. Dengan sendirinya pegangan pada cakram tidak terlalu erat. Telapak tangan berarti berada di tengah-tengah cakram.

2. Cara Melakukan Awalan
persiapan - berdiri dgn kedua kaki dibuka lebar - pegang cakram dgn tangan kanan.ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri,kemudian ke kanan secara berulang2.saat cakram diayun ke kiri, Bantu tangan kiri dgn cara menyangganya. Awalan dalam lempar cakram dilakukan dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran tersebut dibedakan menjadi
Putaran awalan ini harus dilakukan dengan baik karena akan menentukan hasil lemparan yang maksimum. Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut:
a. Mengambil posisi yang baik, berdiri menyamping arah lemparan. Kaki direnggangkan selebar badan, sedikit ditekuk dan kendor. Berat badan bertumpu pada kedua kaki.
b. Pusatkan perhatian untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakram diayun-ayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diulang-ulang 2-3 kali dilanjutkan dengan awalan berputar. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1) Lengan yang memegang cakram diayunkan ke samping kanan belakang diikuti oleh gerakan memilin badan ke kanan, lengan kiri juga mengikuti gerakan ke kanan, sedikit ditekuk ke muka dada, kaki kanan sedikit ditekuk dan berat badan sebagian besar berada pada kaki kanan, kaki kiri mengikuti gerakan dengan tumit agak terangkat.
2) Kemudian, cakram diayun ke samping kiri diikuti oleh badan dipilin ke kiri dengan tangan kiri dibawa ke kiri juga, berat badan dipindahkan ke kaki kiri, kaki kanan kendor dan tumit sedikit terangkat.
3) Selanjutnya, gerakan ayunan cakram ke samping kanan belakang diulangi lagi seperti latihan di atas.
3. Ayunan Lengan Saat Melempar
ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang - pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40⁰, lepaskan cakram pada saat berada di depan muka.
Dengan tanpa berhenti sedikitpun dari posisi siap lempar ini dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki kanan didorong ke depan atas, selanjutnya badan yang semula condong ke belakang dan tepilin ke kanan diputar ke kiri diikuti dengan gerakan panggul yang memutar ke kiri pula.
b. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap lemparan penuh (siap lempar) dengan waktu yang tepat cakram dilemparkan kearah depan atas.
c. Lepaskan cakram setinggi dagu dengan sudut lemparan kira-kira 90o. Cakram terlepas dari pegangan dengan berputar menurut putaran jarum jam, putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlepas pada saat cakram berada sedikit di muka bahu.Cakram yang terlepas sebelum melewati bahu akan menjadi lemparan yang gagal sebab, kecuali lemparannya tidak akan jauh, juga tidak masuk daerah lemparan. Sebaliknya, kalau lepasny agak terlambat, sudah sampai di muka badan, hasil lemparannya tidak akan memuaskan dan akan keluar daerah lemparan.
d. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.
4. Gerakan Akhir Setelah Melempar (Lepasnya Cakram)
Bantu lemparan dgn kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga b adan melonjak ke depan-atas - langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan. Setelah cakram terlepas, kaki kanan harus segera dipindahkan ke muka dengan sedikit ditekuk untuk menahan agar badan yang condong ke muka tidak terlanjur terdorong keluar lingkaran. Kaki kiri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.
Pemindahan kaki kanan dari belakang ke muka ini karena dilakukan dengan tolakan yang kuat dan pengerahan tenaga yang maksimal disertai dengan bantuan kaki kiri juga yang menolak, terjadi saat melayang sehingga merupakan suatu lompatan. Setelah lemparan dilakukan dan dinyatakan bahwa jatuhnya cakram sah, dari sikap berdiri pelempar keluar dari lingkungan melalui belahan bagian belakang, tidak dengan lari atau melompat.

Rahasia dibalik keajaiban karate

Karateka pemegang sabuk hitam sering mendemonstrasikan kekuatan dan keahlian mereka dengan cara membelah dua tumpukan batu bata keras tanpa terluka sedikit pun. Seorang ahli karate dari Jepang bahkan pernah mengalahkan seekor banteng dewasa tanpa menggunakan senjata. Para karateka terlatih tampil bagaikan manusia-manusia super dengan kekuatan ajaib! Apakah mereka melibatkan daya magis? Ataukah atraksi mereka hanya tipuan belaka?

Seni bela diri yang dikenal dengan nama Karate-Do ini berasal dari pulau Okinawa, Jepang. Seni ini dikembangkan oleh Funakoshi Yoshitaka. Menurut Michael Feld, seorang karateka sabuk coklat yang juga memiliki gelar Ph.D di bidang fisika MIT (Massachusetts Institute of Technology), demonstrasi karate tersebut sama sekali tidak menggunakan tipuan semacam tipuan kamera dan komputer yang biasa dilakukan dalam pembuatan film. Seluruh gerakan karate yang tampak ajaib sesungguhnya hanya merupakan aplikasi prinsip-prinsip fisika. Gerakan karateka merupakan paduan gerakan yang paling efisien sehingga hampir tidak dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi. Nama Karate-Do berasal dari bahasa Jepang Kara, yang berarti kosong, Te (tangan), dan Do (metode/cara). Pengertian Karate-Do adalah metode bela diri menggunakan tangan kosong dengan menggunakan tubuh dan alam sekitar sebagai senjata.

Rahasia utama dalam gerakan bela diri ini adalah kecepatan gerakan serta ketepatan fokus serangan (sasaran). Semua teknik dalam Karate ditujukan untuk menghasilkan kecepatan dan kekuatan secara efisien. Sebelum memulai gerakan, karateka terbiasa untuk mengambil napas yang dalam, yang kemudian dikeluarkan lagi sambil berteriak keras “HAI-YAAA” saat melepaskan serangan. Secara fisika, teriakan itu sebenarnya merupakan cara untuk melepaskan gaya yang sangat besar yang dihasilkan oleh otot-otot diafragma (otot yang mengatur gerakan paru-paru) yang berkontraksi sangat cepat. Dengan berteriak, gerakan yang dilakukan menjadi lebih efisien, terutama dalam melakukan pukulan.

Pukulan-pukulan yang dihasilkan oleh seorang pemula mencapai kecepatan 6 meter per detik, sedangkan seorang karateka sabuk hitam dapat mengeluarkan pukulan dengan kecepatan 14 meter per detik (lebih cepat dari kecepatan pelari tercepat). Kecepatan gerakan dan pukulan sangat penting dalam Karate.



Dalam karate, Joe Louis yang dikenal sebagai “Greatest Karate Fighter of All Time”, tahu bahwa besaran fisika yang sangat berperan adalah momentum. Momentum suatu benda yang sedang bergerak sama dengan massa benda itu dikalikan dengan kecepatannya. Benda yang bermassa lebih besar mempunyai momentum yang lebih besar dibandingkan dengan benda yang bermassa lebih kecil. Sebuah truk yang bergerak dengan kecepatan 70 kilometer per jam mempunyai momentum lebih besar dari sebuah mobil taxi yang bergerak dengan kecepatan yang sama. Juga benda yang bergerak dengan kecepatan lebih tinggi mempunyai momentum lebih besar, misalnya truk yang bergerak dengan kecepatan 70 km/jam akan mempunyai momentum lebih besar dari truk yang sama yang bergerak dengan kecepatan 35 km/jam.

Pada gambar 1 seorang karateka sedang memukul sasaran yang terbuat dari kayu. Ketika tangannya menghantam kayu sasaran, ada momentum yang ditransfer dari tangan kepada sasaran. Besarnya gaya yang dialami oleh kayu akibat pukulan ini sangat tergantung pada berapa besar momentum yang ditransfer dan berapa lama waktu transfernya itu. Semakin besar momentum yang ditransfer semakin besar gaya yang dialami kayu. Dan semakin cepat waktu transfernya semakin besar pula gaya itu. Karateka pada gambar 1 mula-mula berdiri dengan kepalan tangan menghadap ke atas.



Kemudian ia memberi momentum pada tangan dengan menggerakkannya ke depan. Agar momentum tangannya lebih besar, badan karateka ikut mendorong (dorongan badan akan lebih efektif jika selama proses ini kepalan tangan berputar seratus delapan puluh derajat, sehingga sekarang kepalan tangan menghadap ke bawah). Selanjutnya momentum yang besar ini ditransfer dalam waktu sekecil mungkin. Agar waktu transfernya sekecil mungkin, setelah mengenai sasaran, sang karateka segera menarik kembali tangannya dengan cepat.



Untuk memperoleh efek hantaman yang lebih besar lagi, tekanan yang diberikan oleh tangan sang karateka harus lebih besar. Ini diperoleh dengan membuat permukaan sentuh antara tangan dan sasaran sekecil mungkin. Dalam hal ini bagian yang cocok untuk menghantam adalah tulang-tulang metakarpal (tulang antara jari dan pergelangan tangan, gambar 2). Seorang karateka mampu menghantam sasaran dengan energi sekitar 150 joule. Jika karateka ini memukul dengan telapak tangannya (luasnya sekitar 150 cm kuadrat), maka energi yang dirasakan oleh titik sasaran hanya sebesar 1 joule per sentimeter kuadrat (yaitu 150 joule/150 cm2). Tetapi jika karateka itu menggunakan bagian sisi tangannya yang luasnya lebih kecil (misalnya dengan luas 15 cm kuadrat) maka energi yang dirasakan oleh titik sasaran bisa mencapai 10 joule per sentimeter kuadrat, tentu saja ini akan memberikan efek yang jauh lebih besar. Itulah sebabnya ketepatan sasaran (pukulan yang terkonsentrasi pada luas permukaan sekecil mungkin) sangat penting dalam Karate. Gambar 3 menunjukkan bagian-bagian tangan dan kaki yang sering dipakai untuk menyerang sasaran karena dapat secara efektif mentransfer momentum pada sasaran dan mempunyai permukaan sekecil mungkin.



Untuk memecah balok kayu, beton, batu bata ataupun balok es, pukulan seorang karateka harus mampu memberikan tekanan yang lebih besar dari batas elastis (kelenturan) yang dapat ditoleransi oleh benda-benda tersebut. Batas elastis tiap benda berbeda-beda. Beton mempunyai batas elastis (maximum crushing) 400 kg per sentimeter kuadrat. Artinya jika beton itu dihantam dengan gaya setara dengan berat 400 kg, pada daerah seluas 1 sentimeter kuadrat maka beton itu akan pecah. Batas elastis tulang manusia mencapai 40 kali batas elastis batang beton sehingga lebih susah untuk dipatahkan (saat terjadi tumbukan yang patah adalah batang beton dan bukan tulang kaki atau tangan manusia yang memukulnya). Selain itu, tangan dan kaki manusia dilengkapi pula dengan berbagai ligamen, tendon, otot, dan kulit yang dapat membantu mendispersikan gaya yang diterima ke seluruh tubuh (gaya menjadi tidak lagi terkonsentrasi) sehingga pada akhirnya dapat menyerap gaya sebesar 2000 kali gaya maksimum yang dapat diterima beton. Tangan dan kaki karateka semakin kuat seiring dengan bertambahnya frekuensi latihan karena terjadi adaptasi dengan terbentuknya jaringan kalus (callus) yang dapat menyerap dan mendifusikan gaya yang diterima saat terjadi tumbukan (tangan dan kaki tidak terasa sakit sama sekali walaupun bertumbukan dengan balok padat yang keras). Tangan dan kaki yang tidak terlatih sangat mudah terluka karena permukaan kulit masih terlalu halus. Dengan latihan yang serius Mikael Bigersson (Swedia) masuk Guinnes Book dengan memecahkan 21 balok beton berukuran 60 cm x 20 cm x 7 cm dengan menggunakan tangannya dalam waktu 1 menit pada tahun 2001 yang lalu (ck..ck… hebat amat….).

Jadi, semua keajaiban Karate ternyata dapat dipelajari menggunakan prinsipprinsip fisika. Gerakan-gerakannya pun dapat ditingkatkan variasinya menggunakan berbagai strategi yang meminjam konsep dan hukum fisika. Tidak ada tipuan maupun sihir yang terlibat. Rahasianya hanya terletak pada perpaduan konsentrasi dan kesiapan mental dan fisik serta pengetahuan fisika yang baik (Yohanes Surya).

Minggu, 12 Februari 2012

The Physics of Karate_Fisika Karate

APPENDIX A
102 PHYSICS 2204 CURRICULUM GUIDE
Outcomes:
1. Analyze natural and technological systems to interpret and explain their structure and dynamics
(116-7).
2. Describe the functioning of a natural technology based on principles of momentum (116-5).
3. Apply Newton’s Laws of motion to explain the interaction of forces between two objects (325-8).
4. Apply quantitatively the law of conservation of momentum to one-dimensional collisions and
explosions (326-3).
5. Interpret patterns and trends in data, and infer or calculate linear and nonlinear relationships among
variables (214-5).
6. Compile and display evidence and information, by hand or computer, in a variety of formats,
including diagrams, flow charts, tables, graphs, and scatter plots (214-3).
7. Use appropriate language and conventions when describing events related to momentum and energy
(114-9).
The Physics of Karate
Introduction
What kind of person would intentionally bring their
hand or foot crashing down onto a slab of wood or
concrete? A daredevil? A Hollywood stuntperson?
As it turns out, that kind of person is simply
someone who understands the physics of karate -
someone like you!
Karate means "open or empty hand", and began as a
form of weaponless combat in 17th century Japan.
In recent years it has become popular in our culture,
as a form of fitness, self-defense and self-expression.
Karate participants - called Karateka - often break
concrete or wooden boards as a demonstration of the
strength developed through training. Surprisingly
there are no tricks involved in accomplishing such a
feat. What is involved is a physics-based knowledge
of how to do it properly. "Few things offer more
visceral proof of
the power of
physics than a
karate chop.
Punch a brick
with your bare
hand, untutored
in the martial
arts, and you may break a finger. Punch it with the
proper force, momentum and positioning and you'll
break the brick instead" (Rist, 2000).
Theory
Force, Speed and Area
Karateka agree that the secret to karate lies in the
force, speed and focus of the strike. The more
quickly a board is hit, the harder the strike.
Maximum hand velocity is actually achieved when
the arm reaches 75-80% of extension. Since the
hand cannot move forward a distance greater than
the length of the arm, it must have a velocity of 0 at
full arm's extension. To get the hardest hit, contact
must be made with the object before this slowdown
begins. Thus a good karate chop has no
follow-through (as would a good tennis or golf
swing). The hand is typically in contact with the
object for fewer than five milliseconds.
How fast can a karate punch actually move?
Experiments done with a strobe light on karateka
throwing punches found that beginners can throw a
punch at about 6.1 m/s (20 feet/sec), while black
APPENDIX A
PHYSICS 2204 CURRICULUM GUIDE 103
belts could chop at 14 m/s (46 feet/sec). At the
latter speed a black belt can deliver about 2800 N to
the object being hit. (Splitting a typical concrete
slab requires only about 1900 N). A concrete slab
could probably support a force of 2800 N if it were
not concentrated into such a small area. Minimizing
the striking surface of the hand, and therefore the
area of the target being hit, maximizes the amount of
force and energy transferred per unit area. To
understand why speed and focus are so important,
the principles of momentum and impulse must also
be considered.
Momentum and Impulse
Momentum ( ) is defined as an object's mass x
velocity. Change in momentum, ( ) is defined
as impulse (symbol ), and is given by force x J
􀁊􀁇
time. According to Newton's third law momentum
is a conserved quantity. The third law states that for
every action force on an object in a given time, there
is an equal and opposite reaction force by that object
for the same amount of time. Thus, any
momentum lost by the first object is exactly gained
by the second object. Momentum is transferred
from one object to the other. Using,
=
􀁊􀁇
J p Ft ∆ =
􀁊􀁇 􀁊􀁇
we can see that if remains fixed, then force and
time are inversely proportional. This means that if
force increases, than time decreases and vice versa. It
follows that a fixed amount of momentum can then
be transferred with a small force for a long time or
with a large force for a short time.
The quicker the karateka can make the chop, the
larger the force transferred to the target. According
to Newton's second law ( ) the part of the =
􀁊􀁇 􀁇
F ma
object struck with this force will begin to accelerate
or oscillate. Breakage occurs if the small area hit
accelerates enough relative to the stationary ends of
the object. The object will experience strain and
begin to crack from the bottom up.
What about the strain experienced by the hand or
foot? Fortunately bone can withstand about forty
times more force than concrete. Hands and feet can
withstand even more than that due to the skin,
muscles and ligaments which absorb much of the
impact. Despite possessing these "natural shock
absorbers", breaking wood, concrete or bricks should
not be attempted without proper training. Such
training would include toughening up the hand and
knowing exactly how and where to hit the object
with maximum speed. Over time the knife edge of
the hand, called the "shuto", develops a callous
which acts to absorb the collision force. As well,
experts know to only hit things that can actually be
broken. Sihak Henry Cho, a grand master at the
Karate Institute in Manhattan sums it up nicely:
"Being good at karate is a lot like being good at
telling a joke. It's not what you break; it's how you
break it" (Rist, 2000).
Questions
1. Why is it important to hit a concrete slab
quickly when attempting to break it?
2. Karate black belts often advise beginners before
their first attempt at breaking, not to try to
break the board, but to aim for the floor
underneath the board. How would this advice
help?
3. Research: Karate practitioners usually yell
"Kiai" when striking an object. Research the
meaning of this term?
APPENDIX A
104 PHYSICS 2204 CURRICULUM GUIDE
Activities
Activity 1: How Much Weight does it take to break a board?
Materials: • masses (2 kg) • supports (bricks)
• board • meter stick
Procedure:
Design a procedure to see how much weight must be placed on the board in order to get the board to
break. As the weight is added to the board, measure how far the board bends.
Analysis:
1. Graph applied force (y-axis) versus bending distance (x-axis).
2. Find the slope of your graph. Describe how the applied force is related to the bending distance.
3. Recall that work can be done to a system to change the energy of the system. The work done by a
force F can be determined by finding the area under the curve of a force versus distance graph.
From your data determine the work that was done to break the board.
References
Rist, Curtis. (2000). The physics of karate:
Breaking boards. Discover, 21.
Chananie, Jon. (1999). The physics of karate
strikes. Journal of How Things Work, 1, 1-4.
Karate. Available:
http://www.pbs.org/ktca/newtons/12/karate.htm.
Nowikow, I., & Heimbecker, B. (2001). Physics:
Concepts and connections. Toronto: Irwin
Publishing Ltd.
Physics 142. Karate chop. Available:
http://www-class.un1.edu/phys142/Labs/L50/L50_
Karate_chop_-_142_w_02.htm.
Pushy Air. Available:
http://www.schools.ash.org.au/paa/downloads/actbo
ok.pdf
Wilk, S.R., et al. (1983). The physics of karate.
American Journal of Physics, 51, 783-790.
APPENDIX A
PHYSICS 2204 CURRICULUM GUIDE 105
Activities
Activity 2: Pretzel
Purpose: To use pretzel sticks to better understand what causes materials to break.
Materials:
• pretzel sticks of varying thickness • paper cup
• pieces of uncooked spaghetti • empty plastic film container
• rolls of 50 pennies each, plus 50 loose pennies • scissors or craft knife
• thick string or wire about 6 cm long • tweezers
Procedure:
1. Build a pretzel strength-testing machine. Start by cutting a large hole in the bottom of the paper cup.
Set the cup on the table, bottom side up. Rest a pretzel stick across the center of the cup.
2. Next create a weight bucket to hang on the pretzel. Take the empty plastic film container and make
two holes about 1 cm from the top rim and directly across from each other. Thread the string or wire
through the holes and tie the end at each hole. The bucket should hang on the pretzel without
touching the table.
3. Begin testing. With the bucket hanging on the pretzel stick begin adding pennies. See how many
pennies the pretzel can hold without breaking. Find the average number of pennies one type of pretzel
stick can hold.
4. Gaining momentum: Test to see if it makes a difference if you drop the pennies in the bucket or you
place them in gently using the tweezers.
5. Breaking point: Test to see if the weakest point of the pretzel is really at the center.
6. Length and width test: Try pretzels of various lengths and widths to see what size and length hold the
most and least pennies.
7. Compare with other materials: Do you think a pretzel or an uncooked piece of spaghetti is stronger
when bent? Try testing uncooked spaghetti to see how it holds up in comparison to the pretzel sticks.
Questions:
1. Look at the ends of a broken pretzel with a magnifying glass. Does its structure tell you anything about
its bending strength?
2. Can you figure out a way to spread weight out across the entire length of the pretzel? Can it hold more
weight when the weight is distributed over a larger area?
(Activity designed by Jane Copes, Science Museum of Minnesota and adapted from Newton’s Apple
Teacher’s Guide: Karate)
APPENDIX A
106 PHYSICS 2204 CURRICULUM GUIDE
Activities
Activity 3: (taken from Pushing Air located at
http://www.schools.ash.org.au/paa/downloads/actbook.pdf)
Purpose: To relate a successful karate chop to air pressure.
Materials:
• sheet of newspaper
• ruler
Procedure:
1. place a ruler or flat stick on a bench top with about a quarter of its length overhanging.
2. Give the overhanging part of the ruler a quick karate chop from above.
3. Repeat the above steps with a piece of newspaper covering the nonoverhanging part of the ruler.
Questions:
1. Why do you think the ruler snaps during the second part of the experiment?
Explanation:
Air is all around us pushing on everything. It pushes on our skin and on the bench top. The ruler has a
small surface area, so the air pushing down on it is not enough to hold the ruler in place when you hit it.
The newspaper has a large surface area. The force of the air acts over the whole area. The result is that air
holds down the paper which holds the ruler in place. Unable to lift quickly enough when the overhanging
part of the ruler is struck, the ruler has no option but to snap.


LAMPIRAN A
102 FISIKA KURIKULUM 2204 GUIDE
Hasil:
1. Menganalisis sistem alam dan teknologi untuk menafsirkan dan menjelaskan struktur dan dinamika
(116-7).
2. Jelaskan fungsi dari teknologi alam berdasarkan prinsip momentum (116-5).
3. Terapkan Hukum gerak Newton untuk menjelaskan interaksi gaya antara dua benda (325-8).
4. Terapkan kuantitatif hukum kekekalan momentum untuk satu dimensi tabrakan dan
ledakan (326-3).
5. Menafsirkan pola dan tren dalam data, dan menyimpulkan atau menghitung hubungan linier dan nonlinier antara
variabel (214-5).
6. Kompilasi dan menampilkan bukti dan informasi, dengan tangan atau komputer, dalam berbagai format,
termasuk diagram, diagram alir, tabel, grafik, dan scatter plot (214-3).
7. Gunakan bahasa yang sesuai dan konvensi saat menjelaskan kegiatan yang terkait dengan momentum dan energi
(114-9).
Fisika Karate
Pengenalan
Orang macam apa sengaja akan membawa mereka
tangan atau kaki runtuh ke sebuah lempengan kayu atau
beton? Seorang pemberani? Sebuah stuntperson Hollywood?
Ternyata, orang semacam itu hanya
seseorang yang mengerti fisika dari karate -
orang seperti Anda!
Karate berarti "tangan terbuka atau kosong", dan mulai sebagai
bentuk tempur tak bersenjata di Jepang abad ke 17.
Dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi populer dalam budaya kita,
sebagai bentuk kebugaran, pertahanan diri dan ekspresi diri.
Karate peserta - yang disebut Karateka - sering istirahat
beton atau kayu papan sebagai demonstrasi dari
kekuatan yang dikembangkan melalui pelatihan. Heran
tidak ada trik yang terlibat dalam menyelesaikan suatu
feat. Apa yang terlibat adalah pengetahuan fisika berbasis
tentang bagaimana melakukannya dengan benar. "Beberapa hal menawarkan lebih
visceral bukti
kekuatan
fisika dari
karate memotong.
Memukul batu bata
dengan telanjang
tangan, tak terdidik
dalam bela diri
seni, dan Anda bisa pecah jari. Pukulan itu dengan
tepat kekuatan, momentum dan posisi dan Anda akan
memecahkan bata, bukan "(Rist, 2000).
Teori
Force, Kecepatan dan Luas
Karateka setuju bahwa rahasia karate terletak pada
kekuatan, kecepatan dan fokus dari pemogokan. Semakin
cepat papan terkena, semakin keras pemogokan.
Kecepatan tangan Maksimum sebenarnya dicapai ketika
lengan mencapai 75-80% dari ekstensi. Karena
tangan tidak bisa bergerak maju jauh lebih besar dari
panjang lengan, ia harus memiliki kecepatan 0 pada
lengan penuh ekstensi. Untuk mendapatkan yang paling terpukul, hubungi
harus dilakukan dengan objek sebelum perlambatan ini
dimulai. Jadi chop karate yang baik tidak memiliki
tindak lanjut (seperti yang akan tenis atau golf yang baik
ayunan). Tangan ini biasanya berhubungan dengan
objek untuk kurang dari lima milidetik.
Seberapa cepat dapat pukulan karate benar-benar pindah?
Percobaan dilakukan dengan lampu sorot pada karateka
pukulan melempar menemukan bahwa pemula dapat melempar
pukulan pada sekitar 6,1 m / s (20 kaki / detik), sedangkan hitam
LAMPIRAN A
FISIKA KURIKULUM 2204 GUIDE 103
ikat pinggang bisa memotong sebesar 14 m / s (46 kaki / detik). Pada
kecepatan kedua sabuk hitam dapat memberikan sekitar 2.800 N untuk
objek yang sedang memukul. (Memisahkan beton yang khas
slab hanya membutuhkan sekitar 1900 N). Sebuah pelat beton
mungkin bisa mendukung gaya 2800 N-olah itu
tidak terkonsentrasi menjadi seperti daerah kecil. Meminimalkan
permukaan mencolok tangan, dan oleh karena itu
daerah dari target dipukul, memaksimalkan jumlah
kekuatan dan energi yang ditransfer per satuan luas. Untuk
memahami mengapa kecepatan dan fokus sangat penting,
prinsip-prinsip momentum dan impuls juga harus
dipertimbangkan.
Momentum dan Impuls
Momentum () didefinisikan sebagai x massa obyek
kecepatan. Perubahan momentum, () didefinisikan
sebagai impuls (simbol), dan ditentukan oleh gaya x J
􀁊 􀁇
waktu. Menurut momentum hukum ketiga Newton
adalah kuantitas kekal. Undang-undang menyatakan bahwa untuk ketiga
setiap angkatan aksi pada objek dalam waktu tertentu, ada
adalah gaya reaksi yang sama dan berlawanan dengan objek yang
untuk jumlah waktu yang sama. Dengan demikian, setiap
momentum hilang oleh objek pertama persis diperoleh
oleh objek kedua. Momentum ditransfer
dari satu objek ke lainnya. Menggunakan,
=
􀁊 􀁇
J Ft Δ p =
􀁊 􀁇 􀁊 􀁇
kita dapat melihat bahwa jika masih tetap, maka memaksa dan
waktu adalah berbanding terbalik. Ini berarti bahwa jika
kekuatan meningkat, menurun dari waktu dan sebaliknya. Itu
berikut bahwa jumlah tetap momentum kemudian dapat
ditransfer dengan gaya yang kecil untuk waktu yang lama atau
dengan kekuatan besar untuk waktu yang singkat.
Semakin cepat karateka dapat membuat cap tersebut,
lebih besar gaya ditransfer ke target. Menurut
hukum kedua Newton () bagian dari =
􀁊 􀁇 􀁇
F ma
objek dipukul dengan gaya ini akan mulai mempercepat
atau berosilasi. Kerusakan terjadi jika daerah kecil memukul
mempercepat cukup relatif terhadap ujung stasioner
objek. Objek akan mengalami ketegangan dan
mulai retak dari bawah.
Bagaimana dengan ketegangan yang dialami oleh tangan atau
kaki? Untungnya tulang dapat menahan sekitar empat puluh
kali lebih kekuatan dari beton. Tangan dan kaki dapat
menahan bahkan lebih dari itu karena kulit,
otot dan ligamen yang menyerap banyak
dampak. Meskipun memiliki ini kejutan "alami
peredam ", memecah kayu, beton atau batu bata harus
tidak dicoba tanpa pelatihan yang tepat. Demikian
pelatihan akan mencakup ketangguhan tangan dan
tahu persis bagaimana dan di mana untuk memukul objek
dengan kecepatan maksimum. Seiring waktu ujung pisau
sisi, yang disebut "Shuto", mengembangkan berperasaan
yang bertindak untuk menyerap kekuatan tabrakan. Selain itu,
ahli tahu untuk hanya memukul hal yang sebenarnya dapat
rusak. Sihak Henry Cho, seorang guru besar di
Karate Institute di Manhattan sums it up baik:
"Menjadi baik pada karate adalah banyak seperti berada baik di
menceritakan lelucon. Bukan apa yang Anda istirahat, melainkan bagaimana Anda
istirahat itu "(Rist, 2000).
Pertanyaan
1. Mengapa penting untuk memukul pelat beton
cepat saat mencoba untuk mematahkannya?
2. Karate sabuk hitam sering menyarankan pemula sebelum
mereka pertama upaya melanggar, tidak mencoba untuk
mematahkan papan, tetapi untuk tujuan untuk lantai
bawah papan. Bagaimana akan nasihat ini
membantu?
3. Penelitian: praktisi Karate biasanya berteriak
"Kiai" ketika menyerang objek. Penelitian
arti istilah ini?
LAMPIRAN A
104 FISIKA KURIKULUM 2204 GUIDE
Kegiatan
Kegiatan 1: Berat Berapa waktu yang diperlukan untuk memecahkan sebuah papan?
Bahan: • massa (2 kg) • mendukung (batu bata)
• dewan • meteran tongkat
Prosedur:
Desain prosedur untuk melihat berapa banyak berat badan harus ditempatkan di papan tulis untuk mendapatkan papan untuk
istirahat. Saat bobot ditambahkan ke papan, mengukur seberapa jauh tikungan papan.
Analisis:
1. Grafik diterapkan gaya (sumbu y) versus jarak lentur (x-axis).
2. Tentukan kemiringan dari grafik Anda. Jelaskan bagaimana gaya yang diberikan berkaitan dengan jarak lentur.
3. Ingat pekerjaan yang dapat dilakukan untuk sebuah sistem untuk mengubah energi dari sistem. Kerja yang dilakukan oleh
gaya F dapat ditentukan dengan menemukan daerah di bawah kurva dari sebuah kekuatan lawan grafik jarak.
Dari data Anda menentukan pekerjaan yang dilakukan untuk memecahkan papan.
Referensi
Rist, Curtis. (2000). Fisika dari karate:
Breaking papan. Temukan, 21.
Chananie, Jon. (1999). Fisika dari karate
pemogokan. Jurnal Bagaimana Hal Kerja, 1, 1-4.
Karate. Tersedia:
http://www.pbs.org/ktca/newtons/12/karate.htm.
Nowikow, I., & Heimbecker, B. (2001). Fisika:
Konsep dan koneksi. Toronto: Irwin
Penerbitan Ltd
Fisika 142. Karate memotong. Tersedia:
http://www-class.un1.edu/phys142/Labs/L50/L50_
Karate_chop_-_142_w_02.htm.
Memaksa udara. Tersedia:
http://www.schools.ash.org.au/paa/downloads/actbo
ok.pdf
Wilk, S.R., dkk. (1983). Fisika dari karate.
American Journal of Physics, 51, 783-790.
LAMPIRAN A
FISIKA KURIKULUM 2204 GUIDE 105
Kegiatan
Kegiatan 2: Pretzel
Tujuan: Untuk menggunakan tongkat pretzel untuk lebih memahami apa yang menyebabkan bahan untuk istirahat.
Bahan:
• pretzel tongkat dari berbagai ketebalan • gelas kertas
• potongan spaghetti mentah • wadah plastik film yang kosong
• gulungan 50 sen masing-masing, ditambah 50 sen longgar • gunting atau pisau kerajinan
• tali atau kawat tebal sekitar 6 cm • pinset
Prosedur:
1. Membangun pretzel kekuatan-pengujian mesin. Mulailah dengan memotong sebuah lubang besar di bagian dasar gelas kertas.
Set cangkir di meja, sisi bawah ke atas. Istirahat tongkat pretzel di tengah cangkir.
2. Berikutnya membuat ember berat untuk bertahan pada pretzel itu. Ambil wadah plastik film yang kosong dan membuat
dua lubang sekitar 1 cm dari tepi atas dan langsung berhadapan. Thread string atau kawat
melalui lubang-lubang dan mengikat ujung pada setiap lubang. Ember harus digantung di pretzel tanpa
menyentuh meja.
3. Mulailah pengujian. Dengan ember tergantung di tongkat pretzel mulai menambahkan sen. Lihat berapa banyak
sen pretzel dapat terus tanpa melanggar. Cari rata-rata jumlah uang satu jenis kue kering
tongkat dapat terus.
4. Mendapatkan momentum: Test untuk melihat apakah itu membuat perbedaan jika Anda menjatuhkan uang dalam ember atau Anda
menempatkan mereka dalam lembut dengan menggunakan pinset.
5. Breaking point: Test untuk melihat apakah titik terlemah dari pretzel adalah benar-benar di pusat.
6. Panjang dan lebar tes: Cobalah pretzel dari berbagai panjang dan lebar untuk melihat apa ukuran dan panjang memegang
paling dan paling sen.
7. Bandingkan dengan bahan lain: Apakah Anda berpikir pretzel atau sepotong mentah spaghetti lebih kuat
ketika membungkuk? Coba uji spaghetti mentah untuk melihat bagaimana untuk menahan dibandingkan dengan batang pretzel.
Pertanyaan:
1. Lihatlah ujung sebuah pretzel rusak dengan kaca pembesar. Apakah struktur yang memberitahu Anda apa-apa tentang
yang lentur kekuatan?
2. Dapatkah Anda mengetahui cara untuk menyebarkan berat di seluruh seluruh panjang pretzel itu? Apakah bisa menyimpan lebih
berat badan bila berat badan telah didistribusikan di area yang lebih besar?
(Aktivitas yang dirancang oleh Jane Copes, Science Museum of Minnesota dan diadaptasi dari Newton Apple
Guru Panduan: Karate)
LAMPIRAN A
106 FISIKA KURIKULUM 2204 GUIDE
Kegiatan
Kegiatan 3: (diambil dari Air Mendorong terletak di
http://www.schools.ash.org.au/paa/downloads/actbook.pdf)
Tujuan: Untuk menghubungkan sebuah chop karate sukses untuk tekanan udara.
Bahan:
• selembar koran
• penguasa
Prosedur:
1. menempatkan penguasa atau tongkat datar di atas bangku dengan sekitar seperempat dari panjang menggantung.
2. Berikan bagian menjorok dari penguasa memotong karate cepat dari atas.
3. Ulangi langkah di atas dengan sepotong koran menutupi bagian nonoverhanging penguasa.
Pertanyaan:
1. Menurut Anda, mengapa penguasa terpasang selama bagian kedua dari percobaan?
Penjelasan:
Air ada di sekitar kita mendorong dalam segala hal. Hal ini mendorong pada kulit kita dan di atas bangku. Penguasa memiliki
luas permukaan kecil, sehingga udara menekan di atasnya tidak cukup untuk menahan penguasa di tempatnya waktu Anda memukulnya.
Surat kabar itu memiliki luas permukaan besar. Kekuatan udara bertindak atas seluruh wilayah. Hasilnya adalah udara yang
memegang bawah kertas yang memegang penguasa di tempat. Tidak dapat mengangkat cukup cepat ketika menjorok
bagian dari penguasa dipukul, penguasa tidak memiliki pilihan tetapi untuk snap.

Karate Speed_ Karate Kecepatan

Karate Speed
Copyright © Patrick M. Hickey 1995
Speed is an integral part of karate. Without speed, it is nearly impossible to practice effective karate. Hence, an important
way to improve the effectiveness of karate is to increase speed. Before considering how to improve speed, a few basic
questions need to be answered:
• How fast does my karate need to be?
• How fast am I now?
• What must I do to become faster?
• What do I do with my new speed?
How fast is necessary in karate? There are different ways to measure physical speed. Movement time or velocity measures
the time it takes to go from one point to another. The instantaneous change in speed called acceleration measures the rate that
speed increases or decreases. This also affects the force of a blow. Not all increases in speed deal with movements. For
example, there is reaction time. How quickly one responds to a stimuli. Each karate-ka should consider how THE different
factors THAT affect speed are used, decide which factors should have what priority, and in what circumstances. Different
karate athletes may require different types of speed training depending on circumstances, genetics, psychic make-up and
overall fitness.
If speed is to improve, you must know how to go about improving speed. Before beginning to train to increase speed,
determine a “starting point” to use as a baseline upon which to compare the effects of training. In determining this baseline,
strengths and weaknesses are also identified. Examine these strengths and weaknesses relative to karate. Order the
weaknesses by priority and formulate a training program to correct these weaknesses increasing speed. Once the program is
implemented monitor for results, fine tuning where necessary. With success, the new found skills are put into practice.
Physical speed does have a limit which is set genetically by the amount of fast twitch and slow twitch fibers in the body.
While training affects the relative size of such muscles and recent studies show that some muscle fiber can change with
training, genetics does control the parameters of speed. Given this, the question is how can we fine tune what we are born
with.
Ways to Improve Speed: There are generally nine ways to go about improving speed:
• Increase the acceleration of techniques to cover distance more quickly
• Increase the attack distance covering a longer distance in the same amount of time
• Reduce the attack distance through superior strategy and timing
• Increase terminal velocity to cover a given distance more quickly
• Improve reaction time to allow quicker starts
• Increase the attack rate, the number of techniques per second
• Improve neuromuscular skill to perform techniques more efficiently
• Improve anaerobic endurance to maintain speed longer
• Faking can slow down the reactions of your opponent
We will be considering further the factors which affect speed in the next article.
Gaining Speed
Copyright © Patrick M. Hickey 1995
Tools Needed: The tools to use to gain speed are the brain, central nervous system, the neuromuscular, and the leverage
systems. The brain and central nervous system can be trained to provide faster communication and control. The
neuromuscular and the leverage systems must be bio-mechanically trained. A high level of cardiovascular/respiratory fitness
is needed with the body’s fuel supply systems providing energy quickly and efficiently. Sound nutrition gives high energy
intake necessary for high energy expenditure, fluid replacement, growth and repair of the body, and sound gaining of body
weight/muscle.
Elements of a Training Program: Your karate speed training program should include five elements: body control, power,
strength, endurance, and high speed action. Body control is the ability to move quickly in a variety of ways. Agility drills
with sports specific karate movement should be designed with your strengths and weaknesses in mind. Power and strength
are two different things. Power includes weight acceleration and speed. The faster the action the greater the force and impact.
For training to be effective, you must train to strengthen your structural weaknesses. A general level of acceptable strength
should be maintained through a properly designed strength program. For example, acceptable levels of general strength
could include Olympic lifts such as the jerk at 1.3 times body weight, the clean at 1.3, dead lift at 1.9, bench press at 1.4, and
squats at 1.9 times body weight. Endurance training includes training for both aerobic and anaerobic endurance. Interval
training and circuits can be utilized using karate specific activities. Finally, high speed training methods that exceed
maximum speed by 10-20% can be used to increase speed and distance.
Whatever training program is designed, remember to include a warm-up to increase body temperature, circulation, muscle
elasticity and to get in the proper psychological frame of mind for training. Warm ups increase the range of motion and help
prevent injury. Exercises used should especially strengthen the hamstrings, quadriceps, hip, groin, calf, Achilles and soleus
as well as increase flexibility.
Basic Conditioning: Some level of muscle strength, endurance (both aerobic and anaerobic) and body control is needed to
maintain a level of fitness necessary to compete in karate and to withstand the rigors of karate competition. Activities such
as jogging, jump rope, speed bag, shadow boxing, and juggling and weight training help provide a strong base. Running and
sports (especially soccer, basketball, and racquetball) provide for aerobic endurance, motorvator/coordination skills and
hand-eye or foot-eye coordination. These are helpful skills for karate competitors.
Specificity: Whenever possible, train using karate specific exercises. That is, exercises which as much as possible duplicate
the effort and mechanical motions used in karate. We discussed evaluating the skills used in karate and determining strengths
and weaknesses. When doing so, consider the frequency of the action, its difficulty, and its critical need in competition.
Physiology: Muscle fiber can vary from muscle to muscle. Fast twitch muscle fibers are white and they fire more quickly but
fatigue rapidly. Because they have a poorer blood supply, causing a rapid fatiguing, they are only good for short bursts of all
out anaerobic effort. Slow twitch muscle fibers are red, contract slowly, and are highly fatigue resistant. The rich supply of
blood allows the removal of fatigue products and the constant use of oxygen makes them responsible for aerobic activity.
There are also FOG fast twitch muscle fiber which are red and do not fatigue as rapidly as slow twitch, but more so then fast
twitch. Explosive types of speed training will increase the thickness and contraction speed of the fast twitch muscle fiber.
Training exercises should include form, plyometrics, ballistics, sprint loading, and over-speed training.
Form and Speed: By eliminating errors/faulty habits in your technique and working bilateral you can enhance form and
increase the speed of technique. This type of training requires using highly specific kumite drills with the full range of
motion and power/strength demands for competition. The body’s movements must be mechanically sound with good
rhythm, bounce, relaxation and smoothness. Common errors in form include holding the hands two low or to far forward, or
having the hands outside of the elbows. Other errors include body lean, incorrect head alignment, upper arm and neck/facial
tension. Dynamic form factors often overlooked in karate include common errors such as limited foot bounce and
unnecessary pounding into the ground, incorrect knee-leg action, and over or under striding. Drills that can help solve these
problems include butt kickers, Wall slide, pawing, start and stop drills and quick feet drills.
Fatigue caused by low endurance can cause poor form. Endurance will not help you move faster, but it will help you to move
faster longer and to accelerate as fast as possible at all times. Excellent aerobic and anaerobic endurance permits a minimum
rest to regain high speed, allows you to reach maximum speed quicker, and to hold maximum speed for a longer time. To
accomplish this, anaerobic interval training with of a strong aerobic base is paramount.
Power and Strength: High levels of power output for peak performance is a definite advantage. Power requires strength and
speed. A functional strength program for karate should include muscle endurance and speed endurance as well as over-speed
training. Functional strength and power requires explosive movements using medium to heavy resistance at 55-85% of
maximum. Develop the legs and back with squats, dead lifts, leg presses, knee extension and flexion, and toe raises.
Shoulders and arms include incline, bench, curls, lateral pull downs, presses, etc. All range of hip actions in all possible
directions. Power output programs should include Olympic lifts such as the clean, jerk, and snatch. These train the body for
peak performance by adding speed to strength. The amount of time force is applied is increased and more force is developed
in a short period of time.
Over-speed training: Using speed that exceeds maximum speed by 10-20%. Over-speed training does not improve
conditioning. It is used to develop faster and/or longer actions. Running down a 3% slope, or the use of surgical tubes are
examples of this type of training. Over-speed training is better at the start of a workout after a proper warm-up and before
becoming fatigued.
Plyometrics: Explosive hopping, jumping, bounding, leaping, skipping, ricocheting, swinging, twisting hitting, and kicking
can be used for plyometrics bridging the gap between strength and power. Plyometric movements involve powerful muscular
contractions caused by a rapid dynamic loading (stretching) of the muscles.
Ballistics: Ballistics movement is movement using high speed sending of energy away from the body and receiving of
energy from an outside source. It is used for short bursts of speed, rapid changes in direction, explosive power at impact,
and instantaneous power reception at impact. The three parts of ballistic movements are power delivery, impact, and flow.
Medicine ball throws and catches are examples of ballistic training.
Sprint Loading: In running sports sprinters run uphill, up stadium stairs, with weighted sleds, etc. Concentration is on the
start and the sprint itself. This is called loading. Sprint loading can be beneficial in karate by developing powerful swift
attacks and effective defends.
Faking and Speed: While not part of speed training, faking can alter the mental state of your opponent slowing down his
reactions. Faking neutralizes the opponent by slowing down his movement, breaking his concentration, altering the his center
of gravity destroying zanshin, delaying commitment and placing doubt in his mind. Tacctics used can change the direction of
the movement from the defender away from your intended move or draw the defender closer to so that the fake is more
effective. Faking will first neutralize the opponent so you can attack effectively.
Other Training: Because speed has physical limits, it is also necessary to look at methods that enable us to utilize speed
efficiently. High speed action in the karate match requires immediate reaction to a situation. Action that is so fast that to
think interferes with performance. When training for high speed action, there are five things that help us utilize speed
efficiently.
• Controling awareness of the field of vision in the karate match. Everything in the visual field should be seen.
Use "open focus" and peripheral vision reacting to and not dwelling on the movement of the opponent.
• Using the brain to process information without being interrupted. A “flow” state produces high levels of
performance and does not permit dwelling on errors which only produces more errors and slows reflexes.
• Adapting to high speed movement. Develop a sensation that moving fast is not fast at all. Exercises used should
improve the “flow” state and explore the relationship between cognitive and motor programming, and apply the
neuromuscular and rhythm training required in karate.1
• Motorvator games help train the brain and neuromuscular system. Such games can make structural and
functional changes in the nervous system which may help you move faster.
• Train the recessive, non-dominant side. The nearer the skill is equal on both sides, the higher the level of
synchrony and coordination in the nervous system.
1Dance instructors that understand the cognitive and motor programming in karate and who apply the neuromuscular and
rhythm training used in karate may be helpful.
Nutrition and Speed Training Programs
Copyright © Patrick M. Hickey 1995
This article completes our comments about speed training. The last two items are nutrition and the how the training program
should be designed.
Nutrition: Critical periods for nutrition are maintenance during training, pre-event nutrition, support during competition and
training, and post-event or post training nutrition. The body requires carbohydrates, protein, fat, and minerals and vitamins in
order to operate at the optimal efficiency. For optical functioning, 60-65% of calories should come from carbohydrates, 12-
15% from protein, and 24-30% from fat. Eating a variety of foods from the four major food -- groups milk and milk
products, meat an other high protein foods, fruits and vegetables, and cereal and grain foods permits the body to receive
important nutrients. Water, the single largest component of the body, is also a nutrient.
Carbohydrates are an especially important source of energy used in the muscles. Carbohydrates are found in glucose and
circulate in the blood. Carbohydrates in the form of glycogen is stored in the muscles and liver. Fatigue occurs when
glycogen becomes depleted. Chronic fatigue could be caused by glycogen depletion from inadequate food consumption. That
is, not eating the right diet. Dietary management of a high carbohydrates sports diet will get the maximum benefit from
training.
Weight control: Weight or at least your height/weight index in relation to your body type and percentage of body fat need to
be in line for you to perform at your maximum speed. To gain weight 3500 calories per pound of muscle is needed. If you
consume these calories without exercising, the weight gain will not be muscle. To loose weight you need to use 3500 more
calories decrease caloric intake. The best method for adjusting weight is a combination of both -- burn up calories by
exercise and reduce caloric intake. Compare your height/weight index and fat percentage with other successful karate
competitors of the same body type to determine where you should be.
Pre-event nutrition: Before the event the pre-event meal is used to provide energy and water to support the body. Food
consumed should be high in carbohydrates with minimal bulk. Salt content should be low to avoid excessive water loss
through urine, and adequate fluids assure hydration. Consume a light meal 2-3 hours before competition, a heavy meal 3-4
hours before. Use foods that empty relatively rapidly from the stomach. Gas producing and bulky foods should be avoided as
well as spicy foods. Alcohol, milk, and milk products should be restricted.
Events and Practices: During prolong events and practices it is important to manage fluids. Failure to replace fluids can
cause early fatigue and reduce performance. Loss of 2% of body weight impairs thermo-regulatory ability, 3% reduces
muscle endurance time, and over 6% can cause severe heat cramps, heat exhaustion, heat stroke, coma and death. Fluids used
for replacement should be cold and in small quantities 8 oz/hour of heavy exchange. Too much sugar (glucose and fructose)
can slow down the emptying of the stomach and thus the replacement of the fluids. Water is the best source of fluid
replacement but some sports drinks with small quantities of easily digestible and absorbed carbohydrates can be useful.
Electrolytes Salt tablets compound dehydration by speeding up the loss of water. Supplementary minerals don’t help because
exercise doesn’t increase by exercise. Use of proteins can hamper performance by worsening dehydration and causing
gastrointestinal disturbances - especially from powders and tablets.
Post event nutrition: After an event, it is a good idea to eat a high carbohydrate meal as soon as possible to replenish the
body quickly.
Proper design of a training program is important to get the best preparation from your training. The below chart gives some
idea of what a training program should consider and how it should be ordered. It is not important to include everything in the
training program each day. As the season changes, different parts of the training program will receive emphasis. Your coach,
if properly trained and certified, will be able to assist in adjusting the training program to meet your various needs.
Order of a Training Program
Warm Ups Include flexibility
Over-speed training While you are un-fatigued
Scrimmage While you are still un-fatigued - less apt to be injured and more likely to
execute skills at high speed under game conditions
Drills For the purpose of skill development
Calisthenics Improve general conditioning
Wind sprints Anaerobic
Strength/Power training Weight training, plyometrics or spring loading - most fatigued use as the last
item.
Cool Down
Some seasonal adjustment should be considered in your training program. For example, during the pre-season the training
session should follow the below pattern: stretching and general warm-up, overspend training, form training, speed endurance
training, circuit training, strength/power training, plyometrics and a warm down. During the in season consider number of
sessions per week and time spent per session as well as the emphasis of the different parts of the training program .
Especially increase the speed training and anaerobic recovery training. Use maintenance loads for strength training. Compete
frequently. During peak season, high intensity practices concentrating on speed are a must. Taper off a few days before
competition to allow the body to heal up.
To compete in karate, you must be able to generate high levels of power output for peak performance to get a definite
advantage. Power Output is how fast you can do it. You must work to be fast. Actual participation in the sport should not be
overlooked. Work also to eliminate faulty habits - good karate technique is a must. List out your common errors in form and
work to correct them. Also work on rhythm, bounce, relaxation, smoothness and mechanically sound body movements.
Drills used must be highly karate competition specific, use the same range of motions and similar strength/power demands.
Faking, adaptation to high speed movement, etc. are other methods which will help you to increase speed. Finally, organize
both your training program and your nutrition program to develop a finely tuned weapon better trained them your opponent.
Remember, if you do not train properly, what is to prevent your opponent from becoming better prepared.


Karate Kecepatan
Copyright © Patrick M. Hickey 1995
Kecepatan adalah bagian integral dari karate. Tanpa kecepatan, hampir tidak mungkin untuk berlatih karate efektif. Oleh karena itu, yang penting
cara untuk meningkatkan efektivitas karate adalah untuk meningkatkan kecepatan. Sebelum mempertimbangkan bagaimana meningkatkan kecepatan, beberapa dasar
pertanyaan harus dijawab:
• Seberapa cepat karate saya perlu?
• Seberapa cepat saya sekarang?
• Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi lebih cepat?
• Apa yang saya lakukan dengan kecepatan baru saya?
Seberapa cepat diperlukan dalam karate? Ada berbagai cara untuk mengukur kecepatan fisik. Gerakan waktu atau ukuran kecepatan
waktu yang dibutuhkan untuk pergi dari satu titik ke titik lain. Perubahan seketika dalam kecepatan disebut percepatan mengukur tingkat yang
kecepatan kenaikan atau penurunan. Hal ini juga mempengaruhi kekuatan pukulan. Tidak semua kesepakatan peningkatan kecepatan dengan gerakan. Untuk
Misalnya, ada waktu reaksi. Seberapa cepat satu menanggapi rangsangan. Setiap karate-ka harus mempertimbangkan bagaimana ATAS berbeda
faktor YANG mempengaruhi kecepatan yang digunakan, menentukan faktor harus memiliki apa prioritas, dan dalam keadaan apa. Berbeda
atlet karate mungkin memerlukan berbagai jenis pelatihan kecepatan tergantung pada keadaan, genetika, psikis make-up dan
keseluruhan kebugaran.
Jika kecepatan adalah untuk meningkatkan, Anda harus tahu bagaimana cara meningkatkan kecepatan. Sebelum mulai melatih untuk meningkatkan kecepatan,
menentukan sebuah "titik awal" untuk digunakan sebagai data dasar yang di atasnya untuk membandingkan efek dari pelatihan. Dalam menentukan garis dasar ini,
kekuatan dan kelemahan juga diidentifikasi. Meneliti kekuatan dan kelemahan relatif terhadap karate. Memesan
kelemahan menurut prioritas dan merumuskan program pelatihan untuk memperbaiki kelemahan ini meningkatkan kecepatan. Setelah program ini adalah
diimplementasikan monitor untuk hasil, fine tuning di mana perlu. Dengan keberhasilan, keterampilan yang ditemukan baru dipraktekkan.
Kecepatan fisik tidak memiliki batas yang diatur secara genetik oleh jumlah kedutan cepat dan lambat berkedut serat dalam tubuh.
Sementara pelatihan mempengaruhi ukuran relatif dari otot-otot tersebut dan studi terbaru menunjukkan bahwa beberapa serat otot dapat berubah dengan
pelatihan, genetika tidak mengontrol parameter kecepatan. Mengingat ini, pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa fine lagu apa kita dilahirkan
dengan.
Cara Meningkatkan Kecepatan: Pada umumnya ada sembilan cara untuk pergi tentang meningkatkan kecepatan:
• Meningkatkan percepatan teknik untuk menutupi jarak lebih cepat
• Meningkatkan jarak serangan yang mencakup jarak yang lebih jauh dalam jumlah waktu yang sama
• Kurangi jarak serangan melalui strategi unggul dan waktu
• Meningkatkan kecepatan terminal untuk menutupi jarak tertentu lebih cepat
• Meningkatkan waktu reaksi untuk memungkinkan dimulai lebih cepat
• Meningkatkan tingkat serangan, jumlah teknik per detik
• Meningkatkan keterampilan neuromuskuler untuk melakukan teknik yang lebih efisien
• Meningkatkan daya tahan anaerobik untuk mempertahankan kecepatan lagi
• Memalsukan dapat memperlambat reaksi lawan
Kami akan mempertimbangkan lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan dalam artikel berikutnya.
Mendapatkan Kecepatan
Copyright © Patrick M. Hickey 1995
Alat yang dibutuhkan: Alat yang digunakan untuk mendapatkan kecepatan adalah otak, sistem saraf pusat, neuromuskuler, dan memanfaatkan
sistem. Otak dan sistem saraf pusat dapat dilatih untuk menyediakan komunikasi lebih cepat dan kontrol. Itu
neuromuskuler dan sistem harus memanfaatkan bio-mekanis dilatih. Tingkat tinggi kardiovaskuler / pernafasan kebugaran
diperlukan dengan bahan bakar tubuh sistem pasokan menyediakan energi cepat dan efisien. Nutrisi suara memberikan energi yang tinggi
asupan yang diperlukan untuk pengeluaran energi tinggi, penggantian cairan, pertumbuhan dan perbaikan tubuh, dan suara mendapatkan tubuh
berat / otot.
Elemen dari Program Pelatihan: karate kecepatan Anda program pelatihan harus mencakup lima elemen: kontrol tubuh, kekuasaan,
kekuatan, ketahanan, dan tindakan kecepatan tinggi. Kontrol tubuh adalah kemampuan untuk bergerak cepat dalam berbagai cara. Agility latihan
dengan gerakan olahraga karate spesifik harus dirancang dengan kekuatan dan kelemahan Anda dalam pikiran. Kekuasaan dan kekuatan
adalah dua hal yang berbeda. Daya meliputi percepatan berat dan kecepatan. Semakin cepat tindakan semakin besar kekuatan dan dampak.
Agar pelatihan menjadi efektif, Anda harus melatih untuk memperkuat kelemahan struktural Anda. Sebuah tingkat umum kekuatan diterima
harus dipertahankan melalui program kekuatan yang dirancang dengan baik. Sebagai contoh, dapat diterima tingkat kekuatan umum
bisa termasuk lift Olimpiade seperti brengsek sebesar 1,3 kali berat tubuh, bersih sebesar 1,3, angkat mati pada 1,9, bench press sebesar 1,4, dan
jongkok pada 1,9 kali berat tubuh. Pelatihan ketahanan mencakup pelatihan untuk daya tahan aerobik dan anaerobik. Selang
pelatihan dan sirkuit dapat dimanfaatkan menggunakan kegiatan khusus karate. Akhirnya, metode pelatihan yang melebihi kecepatan tinggi
kecepatan maksimum dengan 10-20% dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan dan jarak.
Apapun program pelatihan dirancang, ingatlah untuk memasukkan pemanasan untuk meningkatkan suhu tubuh, sirkulasi, otot
elastisitas dan untuk mendapatkan dalam bingkai psikologis pikiran yang tepat untuk pelatihan. Up hangat meningkatkan jangkauan gerak dan membantu
mencegah cedera. Latihan digunakan terutama harus memperkuat paha belakang, paha depan, pinggul, paha, betis, Achilles dan soleus
serta meningkatkan fleksibilitas.
Penyejuk Dasar: Beberapa tingkat kekuatan otot, daya tahan (baik aerobik dan anaerobik) dan kontrol tubuh diperlukan untuk
mempertahankan tingkat kebugaran yang diperlukan untuk bersaing di karate dan untuk menahan kerasnya kompetisi karate. Kegiatan seperti
sebagai jogging, lompat tali, tas kecepatan, shadow boxing, dan juggling dan berat bantuan pelatihan memberikan dasar yang kuat. Menjalankan dan
olahraga (terutama sepak bola, basket, dan badminton) menyediakan aerobik, ketahanan motorvator / koordinasi keterampilan dan
tangan-mata atau kaki-koordinasi mata. Ini adalah ketrampilan yang berguna bagi pesaing karate.
Perincian: Bila mungkin, kereta api menggunakan latihan khusus karate. Artinya, latihan yang sebanyak mungkin duplikat
upaya dan gerakan mekanis yang digunakan dalam karate. Kita bahas mengevaluasi keterampilan yang digunakan dalam karate dan menentukan kekuatan
dan kelemahan. Ketika melakukan demikian, pertimbangkan frekuensi tindakan, kesulitan, dan kebutuhan penting dalam kompetisi.
Fisiologi: serat otot dapat bervariasi dari otot ke otot. Serat otot berkedut cepat berwarna putih dan mereka menembak lebih cepat tetapi
kelelahan dengan cepat. Karena mereka memiliki pasokan darah yang lebih miskin, menyebabkan melelahkan yang cepat, mereka hanya baik untuk ledakan singkat dari semua
keluar upaya anaerobik. Serat otot kedutan lambat berwarna merah, kontrak perlahan-lahan, dan tahan sangat kelelahan. Pasokan kaya
darah memungkinkan penghapusan produk kelelahan dan penggunaan oksigen yang membuat mereka bertanggung jawab untuk kegiatan aerobik.
Ada juga Fog serat otot berkedut cepat yang merah dan tidak kelelahan secepat kedutan lambat, tetapi lebih kemudian cepat
berkedut. Jenis peledak pelatihan kecepatan akan meningkatkan ketebalan dan kecepatan kontraksi serat otot berkedut cepat.
Latihan harus mencakup bentuk, plyometrics, balistik, pemuatan sprint, dan over-speed pelatihan.
Bentuk dan Kecepatan: Dengan menghilangkan kesalahan / kebiasaan yang salah dalam teknik dan bekerja bilateral Anda dapat meningkatkan bentuk dan
meningkatkan kecepatan teknik. Jenis pelatihan membutuhkan menggunakan sangat spesifik kumite latihan dengan lengkap
gerak dan daya / kekuatan tuntutan untuk kompetisi. Gerakan tubuh harus secara mekanis suara dengan baik
irama, mental, relaksasi dan halus. Kesalahan umum dalam bentuk termasuk memegang tangan dua rendah atau jauh ke depan, atau
memiliki tangan luar siku. Kesalahan lainnya termasuk tubuh tanpa lemak, keselarasan kepala salah, lengan atas dan leher / wajah
ketegangan. Faktor bentuk dinamis sering diabaikan dalam karate termasuk kesalahan umum seperti bouncing kaki terbatas dan
tidak perlu berdebar ke tanah, tidak benar-lutut kaki tindakan, dan atas atau di bawah melangkah. Latihan yang dapat membantu memecahkan
masalah termasuk kickers pantat, slide Wall, mengais-ngais, memulai dan menghentikan latihan dan cepat kaki latihan.
Kelelahan yang disebabkan oleh daya tahan rendah dapat menyebabkan bentuk miskin. Daya tahan tidak akan membantu Anda bergerak lebih cepat, tetapi akan membantu Anda untuk bergerak
lebih cepat lagi dan untuk mempercepat secepat mungkin setiap saat. Daya tahan aerobik dan anaerobik yang sangat baik memungkinkan minimum
beristirahat untuk mendapatkan kembali kecepatan tinggi, memungkinkan Anda untuk mencapai kecepatan maksimum lebih cepat, dan untuk menahan kecepatan maksimum untuk waktu yang lama. Untuk
mencapai hal ini, interval pelatihan anaerobik dengan basis aerobik yang kuat adalah yang terpenting.
Daya dan Kekuatan: Tingginya kadar output daya untuk kinerja puncak adalah keuntungan pasti. Daya membutuhkan kekuatan dan
kecepatan. Sebuah program fungsional untuk kekuatan karate harus mencakup ketahanan otot dan daya tahan kecepatan serta over-speed
pelatihan. Fungsional kekuatan dan kekuasaan membutuhkan gerakan eksplosif menggunakan media untuk resistensi berat di 55-85% dari
maksimal. Mengembangkan kaki dan kembali dengan jongkok, lift mati, menekan kaki, lutut ekstensi dan fleksi, dan kaki menimbulkan.
Bahu dan lengan termasuk miring, bangku, ikal, turunnya tarik lateral, menekan, dll Semua berbagai tindakan pinggul pada semua kemungkinan
arah. Daya output program harus mencakup lift Olimpiade seperti brengsek, bersih, dan merebut. Ini kereta tubuh untuk
puncak performa dengan menambahkan kecepatan untuk kekuatan. Jumlah gaya waktu diterapkan meningkat dan kekuatan lebih dikembangkan
dalam waktu singkat.
Over-speed pelatihan: Menggunakan kecepatan yang melebihi kecepatan maksimum dengan 10-20%. Over-speed pelatihan tidak meningkatkan
pengkondisian. Hal ini digunakan untuk mengembangkan lebih cepat dan / atau lebih tindakan. Menjalankan menuruni lereng 3%, atau penggunaan tabung bedah
contoh dari jenis pelatihan. Over-speed pelatihan lebih baik pada awal latihan setelah pemanasan yang tepat dan sebelum
menjadi lelah.
Plyometrics: Explosive melompat, melompat, berlari, melompat, melompat-lompat, memantul, berayun, memutar memukul, dan menendang
dapat digunakan untuk plyometrics menjembatani kesenjangan antara kekuatan dan kekuasaan. Gerakan plyometric melibatkan kuat berotot
kontraksi disebabkan oleh pembebanan dinamis cepat (stretching) otot-otot.
Balistik: balistik gerakan adalah gerakan menggunakan kecepatan tinggi mengirimkan energi dari badan dan penerimaan
energi dari sumber luar. Hal ini digunakan untuk ledakan singkat kecepatan, perubahan yang cepat dalam arah, daya ledak pada dampak,
dan penerimaan daya sesaat pada dampak. Tiga bagian dari gerakan balistik adalah kekuasaan pengiriman, dampak, dan aliran.
Lemparan bola Kedokteran dan tangkapan adalah contoh dari pelatihan balistik.
Sprint Loading: Dalam menjalankan pelari olahraga berjalan menanjak, tangga stadion up, dengan kereta tertimbang, dll Konsentrasi adalah pada
memulai dan sprint itu sendiri. Hal ini disebut loading. Sprint pemuatan dapat bermanfaat dalam karate dengan mengembangkan kuat cepat
serangan dan efektif membela.
Memalsukan dan Speed: Meskipun bukan bagian dari pelatihan kecepatan, berpura-pura dapat mengubah keadaan mental lawan memperlambat nya
reaksi. Memalsukan menetralisir lawan dengan memperlambat gerakannya, memecahkan konsentrasinya, mengubah pusat nya
gravitasi menghancurkan zanshin, menunda komitmen dan menempatkan keraguan dalam pikirannya. Tacctics digunakan dapat mengubah arah
gerakan dari bek jauh dari langkah yang Anda maksudkan atau menggambar bek dekat dengan palsu sehingga lebih
efektif. Memalsukan pertama akan menetralisir lawan sehingga Anda dapat menyerang secara efektif.
Pelatihan lain: Karena kecepatan memiliki batas fisik, juga perlu untuk melihat metode yang memungkinkan kita untuk memanfaatkan kecepatan
efisien. Kecepatan action di pertandingan karate memerlukan reaksi langsung terhadap situasi. Tindakan yang begitu cepat sehingga untuk
berpikir mengganggu kinerja. Ketika pelatihan untuk aksi berkecepatan tinggi, ada lima hal yang membantu kita memanfaatkan kecepatan
efisien.
• Mengontrol kesadaran bidang visi dalam pertandingan karate. Segala sesuatu di bidang visual harus dilihat.
Gunakan "fokus terbuka" dan penglihatan tepi bereaksi dan tidak tinggal pada pergerakan lawan.
• Menggunakan otak untuk memproses informasi tanpa terganggu. Sebuah "aliran" negara menghasilkan tingkat tinggi
kinerja dan tidak mengizinkan memikirkan kesalahan yang hanya menghasilkan lebih banyak kesalahan dan memperlambat refleks.
• Beradaptasi dengan gerakan kecepatan tinggi. Mengembangkan sensasi yang bergerak cepat tidak cepat sama sekali. Latihan yang digunakan harus
meningkatkan "aliran" negara dan mengeksplorasi hubungan antara kognitif dan pemrograman motor, dan menerapkan
neuromuskuler dan pelatihan yang diperlukan dalam irama karate.1
• Motorvator game membantu melatih otak dan sistem neuromuskular. Permainan tersebut dapat membuat struktur dan
fungsional perubahan dalam sistem saraf yang dapat membantu Anda bergerak lebih cepat.
• Melatih, resesif yang tidak dominan samping. Semakin dekat keterampilan adalah sama di kedua sisi, semakin tinggi tingkat dari
sinkroni dan koordinasi dalam sistem saraf.
1Dance instruktur yang memahami pemrograman kognitif dan motor di karate dan yang menerapkan neuromuskular dan
irama pelatihan yang digunakan dalam karate dapat membantu.
Gizi dan Speed ​​Program Pelatihan
Copyright © Patrick M. Hickey 1995
Artikel ini melengkapi komentar kita tentang pelatihan kecepatan. Dua yang terakhir item gizi dan bagaimana program pelatihan
harus dirancang.
Gizi: periode kritis untuk gizi adalah pemeliharaan selama pelatihan, pra-acara gizi, dukungan selama kompetisi dan
pelatihan, dan pasca-peristiwa atau nutrisi pasca pelatihan. Tubuh membutuhkan karbohidrat, protein, lemak, dan mineral dan vitamin dalam
memesan untuk beroperasi pada efisiensi yang optimal. Untuk fungsi optik, 60-65% kalori harus berasal dari karbohidrat, 12 -
15% dari protein, dan 24-30% dari lemak. Makan berbagai jenis makanan dari makanan empat besar - kelompok susu dan susu
produk, daging merupakan makanan berprotein tinggi lainnya, buah-buahan dan sayuran, dan sereal dan makanan gandum memungkinkan tubuh untuk menerima
nutrisi penting. Air, komponen terbesar dari tubuh, juga zat gizi.
Karbohidrat merupakan sumber sangat penting energi yang digunakan pada otot. Karbohidrat ditemukan dalam glukosa dan
beredar dalam darah. Karbohidrat dalam bentuk glikogen disimpan dalam otot dan hati. Kelelahan terjadi ketika
glikogen menjadi habis. Kelelahan kronis bisa disebabkan oleh deplesi glikogen dari konsumsi makanan yang tidak memadai. Bahwa
adalah, tidak makan diet yang tepat. Manajemen makanan dari diet karbohidrat tinggi olahraga akan mendapatkan manfaat maksimal dari
pelatihan.
Berat kontrol: Berat atau paling tinggi / berat badan indeks Anda dalam kaitannya dengan tipe tubuh Anda dan persentase lemak tubuh perlu
sejalan bagi Anda untuk melakukan pada kecepatan maksimum Anda. Untuk menambah berat badan 3500 kalori per pon otot diperlukan. Jika Anda
mengkonsumsi kalori tanpa berolahraga, berat badan tidak akan otot. Untuk menurunkan berat badan Anda perlu menggunakan 3500 lebih
kalori mengurangi asupan kalori. Metode terbaik untuk mengatur berat badan adalah kombinasi keduanya - membakar kalori dengan
berolahraga dan mengurangi asupan kalori. Bandingkan tinggi badan Anda / indeks berat badan dan persentase lemak dengan karate sukses lainnya
pesaing dari tipe tubuh yang sama untuk menentukan di mana Anda seharusnya.
Pra-acara gizi: Sebelum acara makan pra-event digunakan untuk menyediakan energi dan air untuk mendukung tubuh. Makanan
dikonsumsi harus tinggi karbohidrat dengan curah minimal. Kandungan garam harus rendah untuk menghindari kehilangan air yang berlebihan
cairan melalui urin, dan memadai menjamin hidrasi. Mengkonsumsi makanan ringan 2-3 jam sebelum kompetisi, makan berat 3-4
jam sebelumnya. Gunakan makanan yang mengosongkan relatif cepat dari lambung. Gas memproduksi makanan dan besar harus dihindari karena
serta makanan pedas. Alkohol, susu, dan produk susu harus dibatasi.
Acara dan Praktek: Selama memperpanjang peristiwa dan praktek-praktek penting untuk mengelola cairan. Kegagalan untuk mengganti cairan yang dapat
menyebabkan kelelahan dini dan mengurangi kinerja. Kehilangan 2% dari berat badan merusak termo-peraturan kemampuan, 3% mengurangi
otot waktu daya tahan, dan lebih dari 6% dapat menyebabkan kram panas parah, kelelahan panas, heat stroke, koma dan kematian. Cairan yang digunakan
untuk penggantian harus dingin dan dalam jumlah kecil 8 oz / jam pertukaran berat. Terlalu banyak gula (glukosa dan fruktosa)
dapat memperlambat pengosongan lambung dan dengan demikian penggantian cairan. Air adalah sumber terbaik dari cairan
penggantian tetapi beberapa minuman olahraga dengan jumlah kecil dari karbohidrat yang mudah dicerna dan diserap dapat berguna.
Elektrolit tablet Garam senyawa dehidrasi dengan mempercepat hilangnya air. Mineral tambahan tidak membantu karena
latihan tidak meningkatkan dengan olahraga. Penggunaan protein dapat menghambat kinerja dengan memburuknya dehidrasi dan menyebabkan
pencernaan gangguan - terutama dari bubuk dan tablet.
Pasang nutrisi acara: Setelah sebuah event, itu adalah ide yang baik untuk makan makanan karbohidrat tinggi sesegera mungkin untuk mengisi
tubuh dengan cepat.
Disain yang layak untuk program pelatihan ini penting untuk mendapatkan persiapan terbaik dari pelatihan Anda. Grafik di bawah ini memberikan beberapa
gagasan tentang apa program pelatihan harus mempertimbangkan dan bagaimana harus dipesan. Hal ini tidak penting untuk mencakup segala sesuatu di
program pelatihan setiap hari. Sebagai perubahan musim, bagian yang berbeda dari program pelatihan akan menerima penekanan. Anda pelatih,
jika benar terlatih dan bersertifikat, akan dapat membantu dalam menyesuaikan program pelatihan untuk memenuhi berbagai kebutuhan Anda.
Ordo Program Pelatihan
Ups hangat Sertakan fleksibilitas
Over-speed pelatihan Ketika Anda un-lelah
Pergumulan Sementara Anda masih un-lelah - kurang tepat untuk terluka dan lebih mungkin untuk
menjalankan keterampilan dengan kecepatan tinggi dalam kondisi permainan
Drills Untuk tujuan pengembangan keterampilan
Senam Meningkatkan pengkondisian umum
Angin anaerobik sprint
Kekuatan / Power Latihan beban pelatihan, plyometrics atau musim semi pemuatan - Penggunaan yang paling lelah sebagai yang terakhir
barang.
Cool Down
Beberapa penyesuaian musiman harus dipertimbangkan dalam program pelatihan Anda. Sebagai contoh, selama pelatihan pra-musim
sesi harus mengikuti pola di bawah ini: peregangan dan pemanasan umum, pelatihan menyebar uang, pelatihan bentuk, daya tahan kecepatan
pelatihan, pelatihan sirkuit, kekuatan / daya pelatihan, plyometrics dan turun hangat. Selama musim mempertimbangkan jumlah
sesi per minggu dan waktu yang dihabiskan per sesi serta penekanan dari bagian yang berbeda dari program pelatihan.
Terutama meningkatkan kecepatan dan pelatihan pelatihan pemulihan anaerobik. Gunakan beban pemeliharaan untuk latihan kekuatan. Bersaing
sering. Selama peak season, praktek intensitas tinggi berkonsentrasi pada kecepatan adalah keharusan seorang. Taper off beberapa hari sebelum
kompetisi untuk memungkinkan tubuh untuk menyembuhkan.
Untuk bersaing dalam karate, Anda harus dapat menghasilkan tingkat tinggi output daya untuk kinerja puncak untuk mendapatkan yang pasti
keuntungan. Output daya adalah seberapa cepat Anda bisa melakukannya. Anda harus bekerja harus cepat. Partisipasi dalam olahraga sebenarnya tidak boleh
diabaikan. Bekerja juga untuk menghilangkan kebiasaan yang salah - teknik karate yang baik adalah suatu keharusan. Daftar keluar kesalahan umum Anda dalam bentuk dan
bekerja untuk memperbaikinya. Juga bekerja pada ritme, mental, kehalusan relaksasi, dan gerakan tubuh mekanis suara.
Bor digunakan harus spesifik persaingan sangat karate, gunakan kisaran yang sama dan mirip gerakan kekuatan / daya tuntutan.
Memalsukan, adaptasi terhadap gerakan kecepatan tinggi, dll adalah metode lain yang akan membantu Anda untuk meningkatkan kecepatan. Akhirnya, mengatur
kedua program pelatihan dan program gizi Anda untuk mengembangkan senjata tersetel lebih baik melatih mereka lawan.
Ingat, jika Anda tidak berlatih dengan benar, apa untuk mencegah lawan dari menjadi lebih siap.