Selasa, 16 Juni 2009

NASIONALISME BAGI REMAJA





Nasionalisme bagi remaja

Oleh : Dani nurriyadi
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris "nation") dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan inipun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasanya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan dan sebagainya.
Beberapa bentuk dari nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseau dan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudulk Du Contract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. Dibangun oleh Johann Gottfried von Herder, yang memperkenalkan konsep Volk (bahasa Jerman untuk "rakyat").
Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state' adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol, serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila mana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah, seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme Basque, Catalan, dan Corsica.
Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu.
Namun demikian, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme kerap dikaitkan dengan kebebasan.



Makna kemerdekaan makin berarti ketika mereka terbelenggu, dan makna kebahagiaan makin terasa ketika mereka tertindas. Manis hidup dalam pahitnya. Hanya orang yang pernah sakit yang dapat merasakan nikmatnya sehat, hanya orang yang lapar yang dapat merasakan nikmatnya makan. Rasa yang sesungguhnya rasa.(Soenaryono Besuki Ks_Maling Republik)

Bangun pemudi pemuda Indonesia
Lengan bajumu sinsingkan untuk Negara
Masa yang akan datang kewajibanmulah
Mejadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tangguanganmu terhadap nusa


Masih ingat kutipan lirik lagu di atas? Yupz, lagu itu di ciptakan dan didedikasikan khusus untuk para pemuda Indonesia dengan penuh semangat, lagu yang mengingatkan kita pada hal-hal yang berhubungan dengan nasionalisme, dengan kebangsaan, dengan tanah air, dengan bakti pada negeri tercinta. Wah, apa yang sudah kita dapatkan dari negeri ini? Dari tanah air ini? Dari tumpah darah ini? Upz..!! rupanya pertanyaan itulah yang terkadang lebih sering muncul di benak, yang lebih sering kita pertanyakan. Tanpa pernah bertanya sebaliknya, apa sih sebenarnya yang sudah kita berikan pada bangsa ini, apa saja yang sudah kita persembahkan pada Negara tercinta yang sudah memberikan segalanya selama hayat masih dikandung badan. Selama nafas masih butuh bantuan pepohonan. Tentu saja tidak. Kita tak pernah bertanya seperti itu, tapi sibuk menghitung seberapa besar manfaat yang telah kita dapatkan dari negeri ini. Fyuuh.

Kenapa harus cinta tanah air?

Dulu, ketika saya masih sekolah dan aktif di berbagai organisasi, pertannyaan itu sering sekali mampir di telinga. Ya, kenapa kita harus cinta tanah air, lalu apa wujud cinta kita terhadap tanah air? Kenapa pula ada peringatan kemerdekaan. Apa sih yang sebenarnya diperingati? Momen besar apa yang dulu terjadi di bumi Indonesia, sehingga tgl 17 Agustus menjadi begitu penting? Duuuh, nanya mulu. Yok kita refresh lagi ingatan kita tentang sepetak tanah bernama Indonesia.

Indonesia sketsa lama

Berapa lama Indonesia ada dalam penjajahan bangsa lain? 350 tahun. Waduh, seumur engkong kita juga belom sampe kale. Bukan waktu yang singkat dan sebentar bagi sebuah bangsa yang sekarang tumbuh menjadi bangsa yang besar, bagi sebuah bangsa yang sekarang sedang mencoba merangkak mengejar ketertinggalan dalam banyak hal dengan bangsa-bangsa lainnya. Cukup lama, sehingga setelah 350 tahun setelah itu, kemerdekaan adalah hal yang sangat berharga setelah penindasan bangsa asing.

Kenapa bisa begitu lama ya? Salah satu penyebabnya adalah karena rasa nasionalisme yang ada dalam diri orang Indonesia saat itu masih sangat rendah. Masih ‘tercecer’ pada masing-masing identitas lokal. Belum tumbuhnya rasa nasionalisme kolektif untuk membela negara secara utuh. Organisasi yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, masih terlalu mengedepankan kepentingan masing-masing, perlawanan-perlawanan itu masih bercorak kedaerahan. Ketika perlawanan yang diberikan masih bersifat kedaerahan, hasil yang dicapai belum dapat optimal. Barulah ketika semua rakyat Indonesia bersatu padu, negara kita dapat memukul mundur pasukan asing, lalu kemerdekaan dapat kita gapai. Agar dalam diri kita juga tumbuh rasa nasionalisme, maka kita juga harus tahu, apa sebenarnya nasionalisme itu?

Secara etimologis, nasionalisme berasal dari bahasa Latin, natio, yang berarti kelahiran. Namun secara sudut kebahasaan, nasionalisme dapat didefinisikan sebagai suatu faham yang memandang bahwa kelompok-kelompok di suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah, cita-cita, dan tujuan.

Nah, setelah kita tahu arti dari nasionalisme, mari coba kita pikirkan, apakah kita sudah termasuk remaja dengan kesadaran nasionalisme yang tinggi? Atau, justru kita malah menjadi remaja yang merongrong nasionalisme secara tidak kita sadari? Hiii, serem. Merongrong kayak kucing garong.

Ciri-ciri menurunnya rasa nasionalisme dalam diri kita

* lebih menyukai gaya hidup dari barat
* apatis terhadap masalah lingkungan
* tidak pernah berpartisipasi dalam kegiatan sosial

Nah, sobat. Kalo kamu sudah merasakan salah satu dari ketiga ciri tadi ada dalam diri kamu, itu berarti krisis nasionalime mulai menjangkiti kamu, waah, apa jadiya jika sebuah bangsa kehilangan rasa nasionalisme dari para pemudanya, maka yang terjadi adalah, penjarahan terhadap kekayaan alam oleh bangsa asing, hilangnya pulau-pulau kecil di perbatasan wilayah. Rusaknya generasi muda oleh pengaruh bangsa asing.
Nah, sobat. Sudah waktunya kita berperan aktif dalam menjaga kedaulatan bangsa ini dengan mulai menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri kita, hmm. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil, kalo kamu masih sekolah, maka belajarlah dengan baik. Oleh karena itu, yukz kita bulatkan hati kita kembali untuk mencintai negeri ini dengan sepenuh hati, agar pengorbanan para pahlawan kita tidak menjadi sia-sia dan bendera Merah Putih tercinta kita tetap dapat berkibar dengan gagahnya. Setuju?? Yuk, kita ikut upacara bendera di lapangan tanggal 17 Agustus nanti.

MERDEKA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar