Minggu, 28 Maret 2010
Istri Sholehah
Kebanyakan laki-laki lebih memperhatikan penampilan dzahir seorang wanita, sementara unsur akhlak dari wanita tersebut kurang diperhatikan. Padahal akhlak dari pasangan hidupnya itulah yang akan banyak berpengaruh terhadap kebahagiaan rumah tangganya.
Sifat istri shalihah lainnya bisa kita rinci berikut ini berdasarkan dalil-dalil yang disebutkan setelahnya:
1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.
3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit hasan)
4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.”)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
7. Bersegera memenuhi ajakan suami untuk memenuhi hasratnya, tidak menolaknya tanpa alasan yang syar’i, dan tidak menjauhi tempat tidur suaminya, karena ia tahu dan takut terhadap berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah seorang suami memanggil istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri menolak (enggan) melainkan yang di langit murka terhadapnya hingga sang suami ridha padanya.” (HR. Muslim no.1436)
________________________________________
Sabtu, 27 Maret 2010
Dari Rumah Rasulullah saw keluarga sakinah,mawahdah dan warahmah
Rasulullah saw sebagai teladan mutlak dan menyeluruh tidak diperdebatkan oleh dua orang muslim, termasuk dalam perkara rumah tangga. Tidak sedikit pelajaran, nasihat dan input positif yang bisa di ambil darinya. Sebagai seorang suami pemimpin rumah tangga, di samping tugas-tugas penting lainnya, beliau adalah suami dengan tanggung jawab paling berat, membawahi, mengayomi dan bertanggung jawab kepada sebelas orang istri, dua orang dari mereka meninggal semasa beliau hidup, yaitu Khadijah binti Khuwailid dan Zaenab binti Khuzaimah yang berjuluk Ummul Masakin, sisanya yang sembilan orang ditinggal wafat oleh beliau.
Dengan tanggung jawab besar ini beliau menjalani dan memimpin rumah tangganya dengan sangat baik dan bijaksana sehingga rumah tangga beliau terbentuk menjadi rumah tangga yang menurut ungkapan orang-orang sekarang, sakinah mawaddah wa rahmah, beliau sebagai suami menjadi teladan bagi para suami, karena suami terbaik secara mutlak adalah beliau, “Wa ana khairukum li ahli.” Dan aku adalah yang terbaik dari kalian untuk keluargaku. Dan rumah tangga beliau sebagai cermin dan kiblat bagi rumah tangga kaum muslimin.
Semua itu tidak berarti bahwa rumah beliau bersih dan bebas dari problem dan rintangan. Benar, beliau adalah seorang nabi dan rasul, namun istri-istri beliau adalah manusia biasa yang tidak lepas dari tabiat manusia pada umunya secara umum, tidak luput dari tabiat para wanita secara khusus dan tidak steril dari tabiat para istri secara lebih khusus. Dari sini muncul masyakil, persoalan-persoalan di dalam rumah tangga beliau yang berawal dari tarik ulur atau gesekan antara beliau dengan para istri atau antara sebagian istri dengan sebagian yang lain, lumrah dan biasa. Namun justru dari sini kita bisa memetik buah pelajaran berumah tangga pada saat kita menghadapi problem yang serupa atau yang mirip dengannya. Walaupun pelaku rumah tangga berbeda namun tidak jarang problemnya sama atau mirip atau tidak berbeda jauh.
Ada beberapa peristiwa dan kejadian dalam rumah tangga Rasulullah saw yang dicatat oleh kitab-kitab sunnah. Penulis akan menyebutkannya dengan merujuk kepada kitab-kitab tersebut, setelahnya penulis akan mengurai pelajaran yang bisa kita petik darinya. Semoga bermanfaat.
Imam Muslim meriwayatkan dalam Kitabul Jana`iz Bab at-Taslim ala Ahlil Qubur wat Tarahhum Alaihim wad Du’a` Lahum dari Muhammad bin Qais bahwa pada suatu hari dia berkata, “Maukah kalian aku beritahu tentang diriku dan ibuku?” Dia –rawi dari Muhammad bin Qais, seorang laki-laki dari Quraisy- berkata, kami mengira maksudnya adalah ibu yang melahirkannya. Muhammad bin Qais melanjutkan, Aisyah berkata, “Maukah kalian aku beritahu tentang diriku dan Rasulullah saw?” Kami menjawab, “Ya.” Dia berkata, pada malam di mana ia merupakan giliran Rasulullah saw untuk menginap padaku, beliau pulang kepadaku, beliau melepas pakaiannya, melepas sepasang sandalnya dan meletakkan keduanya di sisi kakinya, beliau menggelar kainnya lalu berbaring. Tidak lama berselang, hanya sebatas beliau mengira aku telah tidur, beliau bangun mengambil pakaiannya pelan-pelan, memakai sandal pelan-pelan, membuka pintu pelan-pelan, lalu beliau keluar, kemudian menutup pintu pelan-pelan, maka aku meletakkan kainku di kepala, aku berkerudung dan aku memakai kain sarungku, kemudian aku keluar mengikuti beliau sampai beliau tiba di (kuburan) Baqi’. Beliau berdiri, berdirinya lama lalu mengangkat kedua tangannya tiga kali, kemudian beliau berbalik maka aku pun berbalik, beliau berjalan sedikit cepat maka aku pun berjalan sedikit cepat, beliau berjalan lebih cepat lagi maka aku pun berjalan lebih cepat lagi, beliau berlari maka aku pun berlari, aku berhasil mendahuli beliau maka aku langsung masuk, begitu aku berbaring beliau sudah masuk, beliau bertanya, “Ada apa dengan dirimu wahai Aisyah? Mengapa nafasmu naik turun?” Aku menjawab, “Tidak ada.” Nabi saw berkata, “Katakanlah atau Yang Mahalembut lagi Maha mengenal yang akan mengatakan.” Aisyah berkata, aku berkata, “Ya Rasulullah, aku korbankan bapak dan ibuku.” Maka Aisyah mengatakan apa yang baru saja dia lakukan. Rasulullah saw bersabda, “Jadi bayangan hitam yang aku lihat di depanku tadi adalah kamu?” Aku menjawab, “Benar.” Maka Rasulullah saw mendorong dadaku dengan satu dorongan yang membuatku terasa sakit. Kemudian beliau bertanya, “Apakah kamu mengira Allah dan rasulNya akan menzhalimimu?” Aisyah menjawab, “Apa pun yang disembunyikan oleh manusia pasti Allah menegetahui. Benar.” Nabi saw bersabda, “Jibril datang kepadaku pada saat kamu melihat, dia memanggilku, dia memelankannya darimu, maka aku menjawab panggilannya dan aku pun memelankannya, Jibril tidak akan masuk kepadamu sementara kamu telah meletakkan pakaianmu, aku mengiramu telah tidur, aku tidak ingin membangunkanmu, aku khawatir kamu akan ketakutan. Jibril berkata kepadaku, “Sesungguhnya Rabbmu memerintahkanmu agar datang kepada penghuni Baqi’ dan beristighfar untuk mereka.” Aisyah berkata, “Bagaimana aku berkata untuk mereka ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Semoga keselamatan atas penghuni kubur dari orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, semoga Allah merahmati orang-orang yang telah mendahului dan yang masih tertinggal, insya Allah kami benar-benar akan menyusul.”
Pelajaran
Hadits ini sarat dengan pelajaran, penulis hanya membatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan prilaku rumah tangga antara suami dan istri, karena inilah maksud dari dikutipnya hadits ini di sini.
1- Kebaikan akhlak Rasulullah saw sebagai suami kepada keluarganya, beliau tidak ingin mengganggu keluarganya pada saat dia sedang mengambil hak istirahat walaupun itu demi melaksanakan perintah Allah untuk pergi ke kuburan Baqi’ dan memohon ampunan untuk kaum muslimin di sana. Bahkan untuk menjawab panggilan Jibril, beliau menjawabnya dengan pelan, beliau tidak ingin membuat keluarganya terkejut atau takut.
Bisa saja Rasulullah saw membangunkan keluarganya dan memintanya menunggu kepulangan beliau dalam keadaan terjaga atau tertidur, tetapi ini tidak beliau lakukan, sebab hajat yang akan beliau laksanakan belum diketahui apakah akan membutuhkan waktu lama atau sebentar. Menunggu pada waktu yang semestinya untuk istirahat tentu sangat memberatkan, lebih-lebih menunggu dalam keadaan terjaga untuk sesuatu yang belum diketahui selesainya. Dari sini Rasulullah saw memilih keluar diam-diam karena beliau tidak ingin merepotkan keluarga pada waktu yang seharusnya dia tidak direpotkan.
2- Kelembutan beliau dalam bersikap kepada keluarga, beliau tidak marah kepada keluarganya setelah mengetahui bahwa dia membuntutinya, beliau hanya bertanya apa yang sebenarnya terjadi, meminta kejelasan, karena dalam kasus seperti ini bukan kemarahan yang diperlukan, kemarahan justru memicu masalah baru, yang diperlukan adalah ketenangan dan keterbukaan selanjutnya adalah saling memahami. Selesai.
3- Keluarga Rasulullah saw yang satu ini melakukan hal ini karena didorong rasa cemburu, dia khawatir Rasulullah saw mendatangi istrinya yang lain pada malam di mana ia merupakan haknya. Dalam riwayat Ahmad, Aisyah berkata, “Maka aku cemburu kepadanya, aku khawatir beliau datang kepada salah seorang istrinya, lalu beliau pulang melihat apa yang aku lakukan, beliau bertanya, “Apakah kamu cemburu?” Aku menjawab, “Apakah orang sepertiku tidak cemburu kepada orang sepertimu?” Kecemburuan dalam rumah tangga adalah sesuatu yang wajar, orang yang cemburu akan melakukan apa yang merupakan ungkapan dari kecemburuannya tersebut. Dalam kasus ini Rasulullah saw tidak menampakkan kekesalannya kepada keluarganya atas perbuatannya yang terdorong oleh rasa cemburu, beliau juga tidak mempersoalkan kecemburuannya.
4- Kasus ini boleh dibilang timbul karena kesalahan presepsi dan ia selesai dengan sangat mudah, karena yang dibutuhkan hanyalah konfirmasi, saling percaya dan menjaga kepercayaan.
5- Terakhir, penulis membayangkan kejar-kejaran antara Rasulullah saw dengan keluarganya pada malam hari. Ketika Rasulullah saw selesai berdoa dan berbalik untuk pulang, keluarganya yang mengetahui hendak pulang, karena tidak ingin diketahui, langsung mengambil langkah, begitu Rasulullah saw mempercepat langkahnya, dia pun mempercepat langkahnya, semakin cepat Rasulullah saw melangkah, semakin cepat dia melangkah, sehingga dia tiba di rumah dengan nafas tersengal-sengal karena berlari. Dan Rasulullah saw mengetahui ada bayangan di depan beliau tetapi beliau belum mengetahui bahwa ia adalah keluraganya, beliau baru mengetahui ternyata bayangan yang berjalan mengkuti irama jalan beliau itu adalah keluarganya setelah tiba di rumah dan pemilik bayangan mengaku.
Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah
Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian mencoba hidup bersama orang – yang mungkin – belum pernah kenal sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera rumah tangga:
• Persiapan mental. Perpindahan dari dunia remaja memasuki fase dewasa – di bawah naungan perkawinan – akan sangat berpengaruh terhadap psikologis, sehingga diperlukan persiapan mental dalam menyandang jabatan baru, sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga. Kalaupun sekarang anda telah terlanjur menyandang predikat tersebut sebelum anda sempat berpikir sebelumnya, anda belum terlambat. Anda bisa memulainya dari sekarang, menyiapkan mental anda lewat buku-buku bacaan tentang cara-cara berumah tangga, atau anda dapat belajar dari orang-orang terdekat, yang dapat memberikan nasehat bagi rumah tangga anda
• engenali Pasangan. Kalau dulu orang dekat anda adalah ibu, teman, atau saudara anda yang telah anda kenal sejak kecil, tetapi sekarang orang yang nomor satu bagi anda adalah pasangan anda. Walaupun pasangan anda adalah orang yang telah anda kenal sebelumnya, katakanlah dalam masa pacaran, tetapi hal ini belumlah menjamin bahwa anda telah benar-benar mengenal kepribadiannya. Keadaannya lain. Masa pacaran dengan lingkungan rumah tangga jauh berbeda. Apalagi jika pasangan anda adalah orang yang belum pernah anda kenal sebelumnya. Disini perlu adanya penyesuaian-penyesuaian. Anda harus mengenal lebih jauh bagi pasangan anda, segala kekurangan dan kelebihannya, untuk kemudian anda pahami bagaimana sebaiknya anda bersikap, tanpa harus mempersoalkan semuanya. Karena sesungguhnya anda bersama pasangan anda hidup dalam rumah tangga untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga tercipta keharmonisan.
• Menyusun agenda Kegiatan. Kesibukan anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga tentunya akan lebih banyak menyita waktu di banding ketika anda masih sendiri. Hari-hari kemarin bisa saja anda mengikuti segala macam kegiatan yang anda sukai kapan saja anda mau. Persoalannya sekarang adalah anda tidak sendiri, kehadiran pasangan anda disamping anda tidak boleh anda abaikan. Tetapi anda tak perlu menarik diri dari aktifitas atau kegiatan yang anda butuhkan. Anda dapat membuat agenda untuk efektifitas kerja, anda pilah, dan anda pilih kegiatan apa yang sekiranya dapat anda ikuti sesuai dengan waktu yang anda miliki dengan tanpa mengganggu tugas anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga.
• Mempelajari kesenangan pasangan. Perhatian-perhatian kecil akan mempunyai nilai tersendiri bagi pasangan anda, apalagi di awal perkawinan anda. Anda dapat melakukannya dengan mempelajari kesenangan pasangan anda, mulai dari selera makan, kebiasaan, hobi yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi masalah jika ternyata apa yang disenanginya tidak anda senangi. Anda bisa mempersiapkan kopi dan makanan kesukaannya disaat pasangan anda yang punya hobi membaca sedang membuka-buka buku. Atau anda bisa sekali-kali menyisihkan waktu untuk sekedar mengantar pasangan anda berbelanja, untuk menyenangkan hatinya. Atau kalau mungkin anda bisa memadukan hobi anda yang ternyata sama, dengan demikian anda telah memasang saham kasih sayang di hati pasangan anda sebagai kesan pertama, karena kesan pertama akan selalu diingatnya. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda (kayak iklan saja). Dan anda bisa menjadikannya sebagai kebiasaan yang istimewa dalam rumah tangga anda.
• Adaptasi lingkungan. Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat baru sudah pasti akan anda hadapi. Anda harus bisa membawa diri untuk masuk dalam kebiasaan-kebiasaan (adat) yang ada di dalamnya. Kalau anda siap menerima kehadiran pasangan anda, berarti pula anda harus siap menerimanya bersama keluarga dan masyarakat disekitarnya. Awalnya mungkin anda akan merasa asing, kaku, tapi semuanya akan terbiasa jika anda mau membuka diri untuk bergaul dengan mereka, mengikuti adat yang ada, walaupun anda kurang menyukainya. Sehingga akan terjalin keakraban antara anda dengan keluarga, famili dan lingkungan masyarakat yang baru. Karena hakekat pernikahan bukan perkawinan antara anda dan pasangan anda, tetapi, lebih luas lagi antara keluarga anda dan keluarga pasangan anda, antara desa anda dengan desa pasangan anda, antara bahasa anda dengan bahasa pasangan anda, antara kebiasaan (adat) anda dengan kebiasaan pasangan anda. Dst.
• Menanamkan rasa saling percaya. Tidak salah jika suatu saat anda merasa curiga dan cemburu. Tetapi harus anda ingat, faktor apa yang membuat anda cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika anda melakukannya hanya dengan berdasar perasaan. Hal itu boleh saja untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta, tetapi tidak baik juga kalau terlalu berlebihan. Sebaiknya anda menanamkan sikap saling percaya, sehingga anda akan merasa tenang, tidak diperbudak oleh perasaan sendiri. Yakinkan, bahwa pasangan anda adalah orang terbaik yang anda kenal, yang sangat anda cintai dan buktikan juga bahwa anda sangat membutuhkan kehadirannya, kemudian bersikaplah secara terbuka.
• Musyawarah. Persoalan-persoalan yang timbul dalam rumah tangga harus dihadapi secara dewasa. Upayakan dalam memecahkan persoalan anda mengajak pasangan anda untuk bermusyawarah. Demikian juga dalam mengatur perencanaan-perencanaan dalam rumah tangga, sekecil apapun masalah yang anda hadapi, semudah apapun rencana yang anda susun. Anda bisa memilih waktu-waktu yang tepat untuk saling tukar pikiran, bisa di saat santai, nonton atau dimana saja sekiranya pasangan anda sedang dalam keadaan bugar.
• Menciptakan suasana Islami. Suasana Islami ini bisa anda bentuk melalui penataan ruang, gerak, tingkah laku keseharian anda dan lain-lain. Sholat berjama’ah bersama pasangan anda, ngaji bersama (tidak perlu setiap waktu, cukup habis maghrib atau shubuh), mendatangi majlis ta’lim bersama dan memnbuat kegiatan yang Islami dalam rumah tangga anda. Hal ini akan menambah eratnya ikatan bathin antara anda dan pasangan anda. Dari sini akan terbentuk suasana Islami, Sakinah, Mawaddah wa Rahmah. Insya’allah.
baitijannati – Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga adalah dimulai dengan ijab Kabul, saat itulah segala sesuatu yang haram menjadi halal. Dan bagi orang yang telah menikah dia telah menguasai separuh agamanya.
Barang siapa menikah, maka dia telah menguasai separuh agamanya, karena itu hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi. [HR. al-Hakim].
Sebuah rumah tangga bagaikan sebuah bangunan yang kokoh, dinding, genteng, kusen, pintu berfungsi sebagaimana mestinya. Jika pintu digunakan sebagai pengganti maka rumah akan bocor, atau salah fungsi yang lain maka rumah akan ambruk. Begitu juga rumah tangga suami, istri dan anak harus tahu fungsi masing-masing, jika tidak maka bisa ambruk atau berantakan rumah tangga tersebut.
Mari kita telaah satu persatu masing-masing fungsi suami dan istri tersebut.
Kewajiban Suami
Suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, tetapi disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala rumah tangga atau pemimpin dalam rumah tangga. Alloh SWT dalam hal ini berfirman:
Laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Alloh telah melebihkan sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).
Menikah bukan hanya masalah mampu mencari uang, walaupun ini juga penting, tapi bukan salah satu yang terpenting. Suami bekerja keras membanting tulang memeras keringat untuk mencari rezeki yang halal tetapi ternyata tidak mampu menjadi pemimpin bagi keluarganya.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. (Qs. at-Tahriim: 6).
Suami juga harus mempergauli istrinya dengan baik:
Dan pergauilah isteri-isteri kalian dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. (Qs. an-Nisaa’: 19).
Barang siapa menggembirakan hati istri, (maka) seakan-akan menangis takut kepada Allah. Barang siapa menangis takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan tubuhnya dari neraka. Sesungguhnya ketika suami istri saling memperhatikan, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan penuh rahmat. Manakala suami merengkuh telapak tangan istri (diremas-remas), maka berguguranlah dosa-dosa suami-istri itu dari sela-sela jarinya. [HR. Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Al-Khudzri].
Dalam satu kisah diceritakan, pada suatu hari istri-istri Rasul berkumpul ke hadapan suaminya dan bertanya, “Diantara istri-istri Rasul, siapakah yang paling disayangi?” Rasulullah Saw hanya tersenyum lalu berkata, “Aku akan beritahukan kepada kalian nanti.“
Setelah itu, dalam kesempatan yang berbeda, Rasulullah memberikan sebuah kepada istri-istrinya masing-masing sebuah cincin seraya berpesan agar tidak memberitahu kepada istri-istri yang lain. Lalu suatu hari hari para istri Rasulullah itu berkumpul lagi dan mengajukan pertanyaan yang sama. Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Yang paling aku sayangi adalah yang kuberikan cincin kepadanya.” Kemudian, istri-istri Nabi Saw itu tersenyum puas karena menyangka hanya dirinya saja yang mendapat cincin dan merasakan bahwa dirinya tidak terasing.
Bahkan tingkat keshalihan seseorang sangat ditentukan oleh sejauh mana sikapnya terhadap istrinya. Kalau sikapnya terhadap istri baik, maka ia adalah seorang pria yang baik. Sebaliknya, jika perlakuan terhadap istrinya buruk maka ia adalah pria yang buruk.
Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].
Orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik perlakuannya terhadap keluarganya. Sesungguhnya aku sendiri adalah yang paling baik diantara kalian dalam memperlakukan keluargaku. [al-Hadits].
Begitulah, suami janganlah kesibukannya mencari nafkah di luar rumah lantas melupakan tanggung jawab sebagai pemimpin keluarga. Suami berkewajiban mengontrol dan mengawasi anak dan istrinya, agar mereka senantiasa mematuhi perintah Allah, meninggalkan larangan Allah swt sehingga terhindar dari siksa api neraka. Ia akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah jika anak dan istrinya meninggalkan ibadah wajib, melakukan kemaksiatan, membuka aurat, khalwat, narkoba, mencuri, dan lain-lain.
Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. [HR. Bukhari].
Kewajiban Istri
Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi seorang istri bukannya tanpa alasan. Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga keselamatan mereka lahir-batin, dunia-akhirat.
Tanggung jawab seperti itu bukan main beratnya. Para suami harus berusaha mengantar istri dan anak-anaknya untuk bisa memperoleh jaminan surga. Apabila anggota keluarganya itu sampai terjerumus ke neraka karena salah bimbing, maka suamilah yang akan menanggung siksaan besar nantinya.
Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju surga di dunia dan akhirat. Istri boleh membangkang kepada suaminya jika perintah suaminya bertentangan dengan hukum syara’, missal: disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dan lain-lain.
Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta taat akan suaminya, masuklah dia dari pintu syurga mana saja yang dikehendaki. [al-Hadist].
Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah. [HR. Muslim, Ahmad dan an-Nasa'i].
Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (Qs. an-Nisaa’: 34).
Ta’at kepada Allah, ta’at kepada Rasul, memakai jilbab (pakaian) yang menutup seluruh auratnya dan tidak untuk pamer kecantikan (tabarruj) seperti wanita jahiliyah. (Qs. al-Ahzab: 32).
Sekiranya aku menyuruh seorang untuk sujud kepada orang lain. Maka aku akan menyuruh wanita bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadap mereka. [al-Hadits].
Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan hatimu jika engkau memandangnya dan mentaatimu jika engkau memerintahkan kepadanya, dan jika engkau bepergian dia menjaga kehormatan dirinya serta dia menjaga harta dan milikmu. [al-Hadist].
Perselisihan
Suami dilarang memukul/menyakiti istri, jika terjadi perselisihan ada beberapa tahapan yang dapat ditempuh,
Istri-istri yang kalian khawatirkan pembangkangannya, maka nasihatilah mereka, pisahkanlah mereka dari tempat tidur, dan pukullah mereka (dengan pukulan yang tidak membahayakan). Akan tetapi, jika mereka menaati kalian, janganlah kalian mencari-cari jalan untuk menyusahkan mereka. (Qs. an-Nisaa’: 34).
Hendaklah engkau beri makan istri itu bila engkau makan dan engkau beri pakaian kepadanya bilamana engkau berpakaian, dan janganlah sekali-kali memukul muka dan jangan pula memburukkan dia dan jangan sekali-kali berpisah darinya kecuali dalam rumah. [al-Hadits].
Jika kalian merasa khawatir akan adanya persengketaan diantara keduanya, maka utuslah seorang (juru damai) dari pihak keluarga suami dan sorang juru damai dari pihak keluarga istri. Jika kedua belah pihak menghendaki adanya perbaikan, niscaya Allah akan memberi taufik kepada suami-istri. (Qs. an-Nisaa’: 35).
Demikianlah Islam mengatur dengan sempurna kehidupan keluarga sehingga terbentuk keluarga sakinah dan bahagia dunia-akhirat.
Sebelas Kiat Menata Keluarga Islami
Bagaimanakah wujud keluarga Islami itu? Bayangan anda tentang suami isteri yang bertingkah laku bagai malaikat serta rahmat Allah yang senantiasa melimpahi kebutuhan hidup mereka tentu bukanlah gambaran yang benar. Ajaran Islam sendiri merupakan ajaran yang dirancang bagi manusia yang memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan dan siap diterapkan dalam berbagai keadaan yang menyertai hidup manusia.
Jadi, jika anda menemui goncangan-goncangan yang menyangkut diri anda dalam masalah pribadi, hubungan dengan suami atau isteri dan anak-anak, atau dalam berbagai kondisi yang menyertai keluarga, janganlah anda panik dulu atau merasa dunia hampir kiamat. Sebab, justru dalam momen seperti itulah anda dapat memperlihatkan komitmen sebagai seseorang sebelum dibuktikannya melalui amal kehidupan.
Ada beberapa hal yang patut anda perhatikan dalam upaya menumbuhkan keluarga bahagia menurut ajaran Islam atau dalam menghadapi berbagai persoalan, diantaranya;
1. Fikrah yang jelas
Pemikiran Islami tentang tujuan-tujuan dakwah dan kehidupan keluarga merupakan unsur pentng dalam perkawinan. Ini adalah syarat utama.Keluarga islami bukanlah keluarga yang tenang tanpa gejolak. Bukan pula keluarga yang berjalan di atas ketidakjelasan tujuan sehingga melahirkan kebahagiaan semu. Kalaulah Umar bin Khattab menggebah para pedagang di pasar yang tidak memahami fiqih (perdagangan), maka layak dipandang sebagai sebuah kekeliruan besar seseorang yang menikah namun tak memahami dengan jelas apa hakekat pernikahan dalam Islam dan bagaimana kaitannya dengan kemajuan dakwah.
2. Penyatuan idealisme
Ketika ijab qobul dikumandangkan di depan wali, sebenarnya yang bersatu bukanlah sekedar jasad dua makhluk yang berlainan jenis. Pada detik itu sesungguhnya tengah terjadi pertemuan dua pemikiran, perjumpaan dua tujuan hidup dan perkawinan dua pribadi dengan tingkat keimanan masing-masing. Karena itu, penyatuan pemikiran dan idealisme akan menyempurnakan pertemuan fisik kedua insan.
3. Mengenal karakter pribadi
Kepribadian manusia ditentukan oleh berbagai unsur lingkungan: nilai yang diyakini dan pengaruh sosialisasi perilaku lingkungan terdekat serta lingkungan internal (sifat bawaan) itu sendiri. Mengenal secara jelas karakter pasangan hidup adalah bekal utama dalam upaya penyesuaian, penyeimbangan dan bahkan perbaikan. Satu catatan penting mengenai hal ini ialah anda harus menyediakan kesabaran selama proses pengenalan itu berlangsung, sebab hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
4. Pemeliharaan kasih sayang
Sikap rahmah (kasih sayang) kepada pasangan hidup dan anak-anak merupakan tulang punggung kelangsungan keharmonisan keluarga. Rasulullah SAW menyapa Aisyah dengan panggilan yang memanjakan, dengan gelar yang menyenangkan hati. Bahkan beliau membolehkan seseorang berdiplomasi kepada pasangan hidupnya dalam rangka membangun kasih sayang. Suami atau isteri harus mampu menampilkan sosok diri dan pribadi yang dapat menumbuhkan rasa tenteram, senang kerinduan. Ingat, di atas rasa kasih sayanglah pasangan hidup dapat membagi beban, meredam kemelut dan mengurangi rasa lapar.
5. Kontinuitas tarbiyah
Tarbiyah (pendidikan) merupakan kebutuhan asasi setiap manusia. Para suami yang telah aktif dalam medan dakwah biasanya akan mudah mendapatkan hal ini. Namun, isteri juga memiliki hak yang sama. Penyelenggaraannya merupakan tanggung jawab suami khususnya, kaum lelaki muslim umumnya. Itulah sebabnya Rasulullah SAW meluluskan permintaan ta’lim (pengajaran) para wanita muslimah yang datang kepada beliau. Beliau memberikan kesempatan khusus bagi pembinaan wanita dan kaum ibu (ummahaat). Perbedaan perlakuan tarbiyah antara suami dan isteri akan membuat timpang pasangan itu dan akibatnya tentu kegoncangan rumah tangga.
6 Penataan ekonomi
Turunnya Surat al Ahzab yang berkaitan dengan ultimatum Allah SWT kepada para isteri Nabi SAW, erat kaitannya dengan persoalan ekonomi. Islam dengan tegas telah melimpahkan tanggung jawab nafkah kepada suami, tanpa melarang isteri membantu beban ekonomi suami jika kesempatan dan peluang memang ada, dan tentu selama masih berada dalam batas-batas syari’ah. Ditengah-tengah tanggung jawab dakwahnya, suami harus bekerja keras agar dapat memberikan pelayanan fisik kepada keluarga. Sedangkan qanaah (bersyukur atas seberapa pun hasil yang diperoleh) adalah sikap yang patut ditampilkan isteri. Persoalan-persoalan teknis yang menyangkut pengelolaan ekonomi keluarga dapat dimusyawarahkan dan dibuat kesepakatan antara suami dan isteri. Kebahagiaan dan ketenangan akan lahir jika di atas kesepakatan tersebut dibangun sikap amanah (benar dan jujur).
7. Sikap kekeluargaan
Pernikahan antara dua anak manusia sebenarnya diiringi dengan pernikahan ”antara dua keluarga besar”, dari pihak isteri dan juga suami. Selayaknyalah, dalam batas-batas yang diizinkan syari’at, sebuah pernikahan tidak menghancurkan struktur serta suasana keluarga. Pernikahan janganlah membuat suami atau isteri kehilangan perhatian pada keluarganya (ayah, ibu, adik, kakak dan seterusnya). Menurunnya frekuensi interaksi fisik (dan ini wajar) tidak boleh berarti menurun pula perhatian dan kasih sayang. Sebaliknya, perlu ditegaskan juga bahwa pernikahan adalah sebuah lembaga legal (syar’i) yang harus dihormat keberadaannya. Sebuah kesalahan serius terjadi tatkala seorang isteri atau suami menghabiskan perhatiannya hanya untuk keluarganya msing-masing sehingga tanggung jawabnya sebagai pasangan keluarga di rumahnya sendiri terbengkalai.
8. Pembagian beban
Meski ajaran Islam membeberkan dengan jelas fungsi dan tugas elemen keluarga (suami, isteri, anak, pembantu) namun dalam pelaksanaannya tidaklah kaku. Jika Rasulullah SAW menyatakan bahwa seorang isteri adalah pemimpin bagi rumah dan anak-anak, bukan berarti seorang suami tidak perlu terlibat dalam pengurusan rumah dan anak-anak. Ajaran Islam tentang keluarga adalah sebuah pedoman umum baku yang merupakan titik pangkal segala pemikiran tentang keluarga. Dalam tindakan sehari-hari, nilai-nilai lain, misalnya tentang itsar (memperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain), ta’awun (tolong menolong), rahim (kasih sayang) dan lainnya juga harus berperan. Itu dapat dijumpai dalam riwayat yang sahih betapa Nabi SAW bercengkrama dengan anak dan cucu, menyapu rumah, menjahit baju yang koyak dan lain-lain.
9. Penyegaran
Manusia bukanlah robot-robot logam yang mati. Manusia mempunyai hati dan otak yang dapat mengalami kelelahan dan kejenuhan. Nabi SAW mengeritik seseorang yang menamatkan Al Quran kurang dari tiga hari, yang menghabiskan waktu malamnya hanya dengan shalat, dan yang berpuasa setiap hari. Dalam ta’lim beliau SAW juga memberikan selang waktu (dalam beberapa riwayat per pekan), tidak setiap saat atau setiap hari. Variasi aktivitas dibutuhkan manusia agar jiwanya tetap segar. Dengan demikian, keluarga yang bahagia tdak akan tumbuh dari kemonotonan aktivitas keluarga. Di samping tarbiyah, keluarga membutuhkan rekreasi (perjalanan, diskusi-diskusi ringan, kemah, dll).
10. Menata diri
Allah SWT mengisyaratkan hubungan yang erat antara ketaqwaan dan yusran (kemudahan), makhrojan (jalan keluar). Faktor kefasikan atau rendahnya iman identik dengan kesukaran, kemelut dan jalan buntu. Patutlah pasangan muslim senantiasa menata dirinya masing-masing agar jalan panjang kehidupan rumah tangganya dapat diarungi tanpa hambatan dan rintangan yang menghancurkan.
11. Mengharapkan rahmat Allah
Ketenangan dan kasih sayang dalam keluarga merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-hambaNya yang Salih. Rintangan-rintangan menuju keadaan itu datang tidak saja dari faktor internal manusia, namun juga dapat muncul dari faktor eksternal termasuk gangguan syaitan dan jin. Karena itu, hubungan vertikal dengan al Khaliq harus dijaga sebaik mungkin melalui ibadah dan doa. Nabi SAW banyak mengajarkan doa-doa yang berkaitan dengan masalah keluarga.
MEMBENTUK KELUARGA ISLAMI
Mayoritas manusia tentu mendambakan kebahagiaan, menanti ketentraman dan ketanangan jiwa. Tentu pula semua menghindari dari berbagai pemicu gundah gulana dan kegelisahan. Terlebih dalam lingkngan keluarga. Ingatlah semua ini tak akan terwujud kecuali dengan iman kepada Alloh, tawakal dan mengembalikan semua masalah kepadaNya, disamping melakukan berbagai usaha yang sesuai dengan syari'at.
Pentingnya Keharmonisan Keluarga Yang paling berpengaruh buat pribadi dan masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran. Alloh dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat manusia untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya. FirmanNya: "dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar Rum: 21)
Ya.supaya engkau cenderung dan merasa tentram kepadanya (Alloh tidak mengatakan: 'supaya kamu tinggal bersamanya'). Ini menegaskan makna tenang dalam perangai dan jiwa serta menekankan wujudnya kedamaian dalam berbagai bentuknya.
Maka suami istri akan mendapatkan ketenangan pada pasangannya di kala datang kegelisahan dan mendapati kelapangan di saat dihampiri kesempitan. Sesungguhnya pilar hubungan suami istri adalah kekerabatan dan pershabatan yang terpancang di atas cinta dan kasih sayang. Hubungan yang mendalam dan lekat ini mirip dengan hubungan seseorang dengan dirinya sendiri. Al Qur'an menjelaskan: "Mereka itu pakaian bagimu dan kamu pun pakaian baginya." (Al Baqarah: 187)
Terlebih lagi ketika mengingat apa yang dipersiapkan bagi hubungan ini misalnya; penddidikan anak dan jaminan kehidupan, yang tentu saja tak akan terbentuk kecuali dalam atmosfir keibuan yang lembut dan kebapakan yang semangat dan serius. Adakah di sana komunitas yang lebih bersih dari suasana hubungan yang mulia ini?
Pilar Peyangga Keluarga Islami
1. Iman dan Taqwa
Faktor pertama dan terpenting adalah iman kepada Alloh dan hari akhir, takut kepada Dzat Yang memperhatikan segala yang tersembunyi serta senantiasa bertaqwa dan bermuraqabbah (merasa diawasi oleh Alloh) lalu menjauh dari kedhaliman dan kekeliruan di dalam mencari kebenaran.
"Demikian diberi pengajaran dengan itu, orang yang beriman kepada Alloh dan hari akhirat. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Dia kan mengadakan baginya jalan keluar. Dan Dia kan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan keperluannya." (Ath Thalaq: 2-3)
Di antara yang menguatkan tali iman yaitu bersungguh-sungguh dan serius dalam ibadah serta saling ingat-mengingatkan. Perhatikan sabda Rasululloh: "Semoga Alloh merahmati suami yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula istrinya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya. Dan semoga Alloh merahmati istri yang bangun malam hari lalu shalat dan membangunkan pula suaminya lalu shalat pula. Jika enggan maka dipercikkannya air ke wajahnya." (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa'i, Ibnu Majah).
Hubungan suami istri bukanlah hubungan duniawi atau nafsu hewani namun berupa interaksi jiwa yang luhur. Jadi ketika hubungan itu shahih maka dapat berlanjut ke kehidupan akhirat kelak. FirmanNya: "Yaitu surga 'Adn yang mereka itu masuk di dalamnya bersama-sama orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya." (Ar Ra'du: 23)
2. Hubungan Yang Baik
Termasuk yang mengokohkan hal ini adalah pergaulan yang baik. Ini tidak akan tercipt akecuali jika keduanya saling mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing.
Mencari kesempurnaan dalam keluarga dan naggotanya adalah hal mustahil dan merasa frustasi daklam usha melakukan penyempurnan setiap sifat mereka atau yang lainnya termasuk sia-sia juga.
3. Tugas Suami
Seorang suami dituntut untuk lebih bisa bersabar ketimbang istrinya, dimana istri itu lemah secara fisik atau pribadinya. Jika ia dituntut untuk melakukan segala sesuatu maka ia akan buntu.
Teralalu berlebih dalam meluruskannya berarti membengkokkannya dan membengkokkannya berarti menceraikannya. Rasululloh bersabda: "Nasehatilah wanita dengan baik. Sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk dan bagian yang bengkok dari rusuk adalah bagian atasnya. Seandainya kamu luruskan maka berarti akan mematahkannya. Dan seandainya kamu biarkan maka akan terus saja bengkok, untuk itu nasehatilah dengan baik." (HR. Bukhari, Muslim)
Jadi kelemahan wanita sudah ada sejak diciptakan, jadi bersabarlah untuk menghadapinya. Seorang suami seyogyanya tidak terus-menerus mengingat apa yang menjadi bahan kesempitan keluarganya, alihkan pada beberapa sisi kekurangan mereka. Dan perhatikan sisi kebaikan niscaya akan banyak sekali.
Dalam hal ini maka berperilakulah lemah lembut. Sebab jika ia sudah melihat sebagian yang dibencinya maka tidak tahu lagi dimana sumber-sumber kebahagiaan itu berada. Alloh berfirman; "Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu padahal Aloh menjadikannya kebaikan yang banyak." (An Nisa': 19)
Apabila tidak begitu lalu bagaimana mungkin akan tercipta ketentraman, kedamaian dan cinta kasih itu: jika pemimpin keluarga itu sendiri berperangai keras, jelek pergaulannya, sempit wawasannya, dungu, terburu-buru, tidak pemaaf, pemarah, jika masuk terlalu banyak mengungkit-ungkit kebaikan dan jika keluar selalu berburuk sangka.
Padahal sudah dimaklumi bahwa interaksi yang baik dan sumber kebahagiaan itu tidaklah tercipta kecuali dengan kelembutan dan menjauhakan diri dari prasangka yang tak beralasan. Dan kecemburuan terkadang berubah menjadi prasangka buruk yang menggiringnya untuk senantiasa menyalah tafsirkan omongan dan meragukan segala tingkah laku. Ini tentu akan membikin hidup terasa sempit dan gelisah dengan tanpa alasan yang jelas dan benar.
4. Tugas Istri
Kebahagiaan, cinta dan kasih sayang tidaklah sempurna kecuali ketika istri mengetahui kewajiban dan tiada melalaikannya. Berbakti kepada suami sebagai pemimpin, pelindung, penjaga dan pemberi nafkah. Taat kepadanya, menjaga dirinya sebagi istri dan harta suami. Demikian pula menguasai tugas istri dan mengerjakannya serta memperhatikan diri dan rumahnya.
Inilah istri shalihah sekaligus ibu yang penuh kasih sayang, pemimpin di rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Juga mengakui kecakapan suami dan tiada mengingkari kebaikannya. Untuk itu seyogyanya memaafkan kekeliruan dan mangabaikan kekhilafan. Jangan berperilaku jelek ketika suami hadir dan jangan mengkhianati ketika ia pergi.
Dengan ini sudah barang tentu akan tercapai saling meridhai, akan langgeng hubungan, mesra, cinta dan kasih sayang. Dalam hadits: "Perempuan mana yang meninggal dan suaminya ridha kepadanya maka ia masuk surga." (HR. Tirmidzi, Hakim, Ibnu Majah)
Maka bertaqwalah wahai kaum muslimin! Ketahuilah bahwa dengan dicapainya keharmonisan akan tersebarlah semerbak kebahagiaan dan tercipta suasana yang kondusif bagi tarbiyah.
Selain itu tumbuh pula kehidupan di rumah yang mulia dengan dipenuhi cinta kasih dan saling pengertian anatar sifat keibuan yang penuh kasih sayang dan kebapakan yang tegas, jauh dari cekcok, perselisihan dan saling mendhalimi satu sama lain. Juga tak ada permusuhan dan saling menyakiti.
Penutup
Lurusnya keluarga menjadi media untuk menciptakan keamanan masyarakat. Bagaimana bisa aman bila ikatan keluarga telah amburadul. Padahal Alloh memberi kenikmatan ini yaitu kenikmatan kerukunan keluarga, kemesraan dan keharmonisannya.
Hubungan suami istri yang sangat solid dan fungsinya sebagai orang tua di tambah anak-anaknya yang tumbuh dalam asuhan mereka, merupakan gambaran umat terkini dan masadepan. Karena itu ketika setan berhasil menceraikan hubungan keluarga dia tidak sekadar menggoncangkan sebuah keluarga namun juga menjerumuskan masyarakat seluruhnya ke dalam kebobrokan yang merajalela. Realita sekarang menjadi bukti.
Semoga Alloh merahmati pria yang perilakunya terpuji, baik hatinya, pandai bergaul (terhadap keluarga), lemah lembut, pengasih, penyayang, tekun, tidak berlebihan dan tiada lalai dengan kewajibannya. Semoga Alloh merahmati pula wanita yang tidak mencari-cari kekeliruan, tidak cerewet, shalihah, taat dan memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada karena Alloh telah memeliharanya.
Bertaqwalah wahai kaum muslimin, wahai suami istri. Barang siapa yang bertaqwa kepada Alloh niscaaya akan dimudahkan urusannya. (Syeikh Shalih bin Abdullah bin Al Humaid).
Jumat, 26 Maret 2010
LATIHAN KEBUGARAN JASMANI
1. A. Pengertian Latihan
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
1. B. Tujuan Pokok dari Latihan
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan sebagai berikut :
1. Pembentukan kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur yang harus di bentuk dan dikembangkan meliputi.
2. Kekuatan (stregth)
3. Kecepatan (speed)
4. Daya tahan (endorance)
1. Kelincahan (agelity)
2. Kelentukan (flexibility)
3. Kecepatan (accurancy)
4. Keseimbangan dan koordinasi
1. Pembentukan Teknik (Technical Build Up)
2. Pembentukan Taktik (Tactical Builp Up)
3. Pembentukan Mental (Mental Build Up)
4. Pembentukan Kematangan Juara
1. C. Beban Latihan (Loading)
Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Bentuk-bentuk latihannya dapat dilakukan dengan berbagai cara : jari-senam-angkat besi-eross eouentry dsb.
Dua macam pengertian tentang beban latihan dapayt dibedakan sebagai beikut :
1. Beban Luar (outer load)
Merupakan bebna latihan yang langsung dapat dilihat secara nyata. Beban luar dapat ditandai dengan adanya sifat-sifat dari beban, itu sendiri, misalnya :
1. Insentif latihan
2. Volum latihan
3. Lamanya latihan
4. Rhytmo latihan dsb
1. Beban Dalam (inner load)
Merupakan beban latihan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap fisiologis dari atlit. Jadi sebenarnya beban dalam adalah bebas luar yang dikenakan terhadap atlit yang memberikan pengaruh terhadap kenaikan denyut nadi.
1. D. Ciri-ciri Latihan
2. Intensity : merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
1. Jumlah bebas dalam latihan kekuatan.
2. Kecepatan dalam hari pada jarak yang telah ditentukan.
3. Jarak dalam latihan lempar.
4. Tinggi dalam latihan lompat dsb.
Apabila kita dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan ini berarti kita menjalankan intensity 100% (maksimal). Tingkat intensity dapat dibedakan :
100 % atas lebih (110%) - super maximal
100% penuh - maxsimal
80% s/d 99% - sub maximal
60% s/d 79% - medium
59% s/d ke bawah – law (rendah)
1. Volume : jumlah beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
1. Duration : lamanya waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan untuk istirahat.
1. Frequency : beberpa kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen latihan juga merupakan frequency. Seringnya ulangan yang dilakukan setiap set atau elemen latihan disebut : density.
1. Ritme : merupakan irama dari latihan, misalnya : berta dan ringannya suatu latihan atau tinggi rendahn ya latihan.
1. E. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik
Ada berbagai bentuk latihan kondisi fisik antara lain :
1. Fartlek
Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan in iberasal dari Swedia yang berarti “spee play” atau bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintan gn dengan lintasan yang berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.
Pemandangan yang indah akan menyebabkan atlit lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan latihannya. Coch ataupun atlitnya sendiri dapat menentukan bentuk larinya maupun lamanya latihan.
Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya (costa holmen) :
1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit.
2. Kecpatan yang konstan dan cukup tinggi.
3. Jalan cepat (istirahat aktif).
4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win sprin).
5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat.
6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi.
7. Lari dengan tempo yang cepat (pace) selama 1 menit
Tujuan latihan sama dengan cross country terutama untuk daya tahan atau stamina. Bentuk latihan in baik sekali dilakukan pada periode persiapan atau bahkan pada periode latihan
1. Internal Trainning
Pada khir0akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk semua cabang olah raga : atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam permainan.
Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.
Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan memebrikan koreksi secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan waktu latihan. Latihan interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
Contoh :
1. Jarak lari ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.
2. b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.
3. c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m): 90 detik.
4. d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.
Untuk lari pertama latihan boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu, kemudian untuk seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu 90 detik, kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran kedua, istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari. Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu istirahat makin lama makin di kurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 – 50 detikdan setrerusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat = 1600 m.
Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu istirahat dapat pula dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan beban dapat pula dengan memperberat salah satu dari faktor – faktor di atas dikombinasikan, misalnya:
1. Jarknya yang ditambah.
2. Ulangan yang diperbanyak.
3. Waktu dipercepat.
1. Aerobik
2. a. Arti dan tujuan
Yang dimaksud dengan aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain :
1) Bertambah kuatnya oto-otot pernapasan untuk memungkinkan aliran udara yang cepat ke dalam dan keluar paru-paru.
2) Bertambah kuatnya jantung untuk memompa lebih banyak darah dan oksigen pada tiap denyutan.
3) Menambah kuat oto-otot diseluruh tubuh.
Jadi, dengan aerobik, kita akanmendapatkan suatu pengaruh yang menuju pada perbaikan-perbaikan ataupun dapat melawan penyakit-penyakit teetentu diantaranya sakit jantung, sakit paru-paru, dapat menambah kesegaran jasmani,merugah sikap tubuh menjadi lebih tegap dan mental yang baik, menambah lebih waspada, percaya pada diri sendiri, mempercantik wajah serta untuk melawan penyakit-penyakit yang lainnya. Jadi, aerobik dapat berfungsi sebagai obat dan untuk mempetinggi daya tahan dari seranganp-serangan penyakit.
1. b. Program aerobik
Sebelumnya memulai program aerobik, kita harus mengklasifikasikan diri dalam suatu kategori bagaimana keadaan kondisi kita pada saat sekarang. Dengan bermacam-macam tes kita akan mengetahui apakah tubuh kita ini dalam kondisi yang baik (segar) atau kondisi fisik yangkurang baik. Sudah barang tentu bila kondisi kita ternyata baik, pasti kita akan mempertahankan bahkan ditingkatkan dan bila ternyata kurang baik kita beruaha untuk memperbaiki.
Dari macam-macam tes yang ada maka tes 12 menit adalah salah satu jenis tes yang mudah dilaksanakan oleh semua orang dan biayanya pun sangat murah. Tes 12 menit dilakukan dengan berlari-lari di lapangan, di jalan atau tempat-tempat yang memuingkinkan untuk mengukur jarak tempuhnya. Dalam lari in kita diperbolehkan untuk berjalan kaki bila kita lelah/ capai. Hindarilah memaksa diri untuk mendapatkan suatu nilai dimana dengan cara itu badan kita menjadi letih.
Bila waktu 12 menit telah habis maka kita harus segera memberi tanda pada titik yang kita capai. Bila hal ini dilakukan di jalan, kita dapat mengukur jarak yang ditempuh dengan speed meter mobil atau sepeda motor atau melihat tanda yang telah ditentukan bila hal ini dilakukan di lapangan.
RANGKUMAN
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
1. B. Tujuan Pokok dari Latihan
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Sesuai dengan tujuannya maka urutan penekanan latihan sebagai berikut :
1. Pembentukan kondisi fisik (Phesical build up).Unsur-unsur yang harus di bentuk dan dikembangkan meliputi.
2. Kekuatan (stregth)
3. Kecepatan (speed)
4. Daya tahan (endorance)
1. Kelincahan (agelity)
2. Kelentukan (flexibility)
3. Kecepatan (accurancy)
4. Keseimbangan dan koordinasi
1. Pembentukan Teknik (Technical Build Up)
2. Pembentukan Taktik (Tactical Builp Up)
3. Pembentukan Mental (Mental Build Up)
4. Pembentukan Kematangan Juara
1. C. Beban Latihan (Loading)
Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Bentuk-bentuk latihannya dapat dilakukan dengan berbagai cara : jari-senam-angkat besi-eross eouentry dsb.
Dua macam pengertian tentang beban latihan dapayt dibedakan sebagai beikut :
1. Beban Luar (outer load)
Merupakan bebna latihan yang langsung dapat dilihat secara nyata. Beban luar dapat ditandai dengan adanya sifat-sifat dari beban, itu sendiri, misalnya :
1. Insentif latihan
2. Volum latihan
3. Lamanya latihan
4. Rhytmo latihan dsb
1. Beban Dalam (inner load)
Merupakan beban latihan yang mempunyai pengaruh langsung terhadap fisiologis dari atlit. Jadi sebenarnya beban dalam adalah bebas luar yang dikenakan terhadap atlit yang memberikan pengaruh terhadap kenaikan denyut nadi.
1. D. Ciri-ciri Latihan
2. Intensity : merupakan ukuran kesungguhan dalam melakukan latihan yang betul pelaksanaannya.
Misalnya :
1. Jumlah bebas dalam latihan kekuatan.
2. Kecepatan dalam hari pada jarak yang telah ditentukan.
3. Jarak dalam latihan lempar.
4. Tinggi dalam latihan lompat dsb.
Apabila kita dapat menjalankan secara penuh sesuai dengan kemampuan ini berarti kita menjalankan intensity 100% (maksimal). Tingkat intensity dapat dibedakan :
100 % atas lebih (110%) - super maximal
100% penuh - maxsimal
80% s/d 99% - sub maximal
60% s/d 79% - medium
59% s/d ke bawah – law (rendah)
1. Volume : jumlah beban yang dinyatakan dengan satuan jarak, waktu, berat, jumlah beban latihan.
1. Duration : lamanya waktu latihan seluruhnya (penuh) setelah dikurangi dengan waktu yang dipergunakan untuk istirahat.
1. Frequency : beberpa kali suatu latihan dilakukan setiap minggunya : dua kali, tiga kali atau enam kali. Cepat dan lambatnya suatu latihan dilakukan setiap set atau setiap elemen latihan juga merupakan frequency. Seringnya ulangan yang dilakukan setiap set atau elemen latihan disebut : density.
1. Ritme : merupakan irama dari latihan, misalnya : berta dan ringannya suatu latihan atau tinggi rendahn ya latihan.
1. E. Bentuk-bentuk Latihan Kondisi Fisik
Ada berbagai bentuk latihan kondisi fisik antara lain :
1. Fartlek
Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan in iberasal dari Swedia yang berarti “spee play” atau bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintan gn dengan lintasan yang berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.
Pemandangan yang indah akan menyebabkan atlit lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan latihannya. Coch ataupun atlitnya sendiri dapat menentukan bentuk larinya maupun lamanya latihan.
Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya (costa holmen) :
1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit.
2. Kecpatan yang konstan dan cukup tinggi.
3. Jalan cepat (istirahat aktif).
4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win sprin).
5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat.
6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi.
7. Lari dengan tempo yang cepat (pace) selama 1 menit
Tujuan latihan sama dengan cross country terutama untuk daya tahan atau stamina. Bentuk latihan in baik sekali dilakukan pada periode persiapan atau bahkan pada periode latihan
1. Internal Trainning
Pada khir0akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk semua cabang olah raga : atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam permainan.
Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.
Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan memebrikan koreksi secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan waktu latihan. Latihan interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
Contoh :
1. Jarak lari ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.
2. b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.
3. c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m): 90 detik.
4. d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.
Untuk lari pertama latihan boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu, kemudian untuk seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu 90 detik, kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran kedua, istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari. Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu istirahat makin lama makin di kurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 – 50 detikdan setrerusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat = 1600 m.
Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu istirahat dapat pula dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan beban dapat pula dengan memperberat salah satu dari faktor – faktor di atas dikombinasikan, misalnya:
1. Jarknya yang ditambah.
2. Ulangan yang diperbanyak.
3. Waktu dipercepat.
1. Aerobik
2. a. Arti dan tujuan
Yang dimaksud dengan aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain :
1) Bertambah kuatnya oto-otot pernapasan untuk memungkinkan aliran udara yang cepat ke dalam dan keluar paru-paru.
2) Bertambah kuatnya jantung untuk memompa lebih banyak darah dan oksigen pada tiap denyutan.
3) Menambah kuat oto-otot diseluruh tubuh.
Jadi, dengan aerobik, kita akanmendapatkan suatu pengaruh yang menuju pada perbaikan-perbaikan ataupun dapat melawan penyakit-penyakit teetentu diantaranya sakit jantung, sakit paru-paru, dapat menambah kesegaran jasmani,merugah sikap tubuh menjadi lebih tegap dan mental yang baik, menambah lebih waspada, percaya pada diri sendiri, mempercantik wajah serta untuk melawan penyakit-penyakit yang lainnya. Jadi, aerobik dapat berfungsi sebagai obat dan untuk mempetinggi daya tahan dari seranganp-serangan penyakit.
1. b. Program aerobik
Sebelumnya memulai program aerobik, kita harus mengklasifikasikan diri dalam suatu kategori bagaimana keadaan kondisi kita pada saat sekarang. Dengan bermacam-macam tes kita akan mengetahui apakah tubuh kita ini dalam kondisi yang baik (segar) atau kondisi fisik yangkurang baik. Sudah barang tentu bila kondisi kita ternyata baik, pasti kita akan mempertahankan bahkan ditingkatkan dan bila ternyata kurang baik kita beruaha untuk memperbaiki.
Dari macam-macam tes yang ada maka tes 12 menit adalah salah satu jenis tes yang mudah dilaksanakan oleh semua orang dan biayanya pun sangat murah. Tes 12 menit dilakukan dengan berlari-lari di lapangan, di jalan atau tempat-tempat yang memuingkinkan untuk mengukur jarak tempuhnya. Dalam lari in kita diperbolehkan untuk berjalan kaki bila kita lelah/ capai. Hindarilah memaksa diri untuk mendapatkan suatu nilai dimana dengan cara itu badan kita menjadi letih.
Bila waktu 12 menit telah habis maka kita harus segera memberi tanda pada titik yang kita capai. Bila hal ini dilakukan di jalan, kita dapat mengukur jarak yang ditempuh dengan speed meter mobil atau sepeda motor atau melihat tanda yang telah ditentukan bila hal ini dilakukan di lapangan.
RANGKUMAN
Latihan adalah suatu proses yang sistrematis secara berulang-ulang, secara tetap dengan selalu memberikan peningkatan beban.
Tujuan pokok dari latihan adalah prestasi maksimal di samping kesehatan serta kesegaran jasmani bagi atlet. Beban latihan atau disebut juga bahan latihan atau loading adalah suatu bentuk-bentuk latihan jasmani dan rohani atlet guna mencapai prestasi olah raga. Aerobik adalah suatu sistem altihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Kurikulum Penjas dan Olahraga
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sisitematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangan penting yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistemmatis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan p[engembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktifiats jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang senantiasa berkembang searah perkembangan jaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketermpilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
B.Tujuan
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olah raga yang terpilih.
2.Meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik.
3.Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerakan dasar.
4.Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui interalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, percaya diri, dan demokratis.
6.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7.Memhami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serat memiliki sikap yang positif.
C.Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SMP / MTs adalah sebagai berikut :
1.Permainan dan olahraga meliputi : olahraga tradisional, permainan. Eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rauders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2.Aktivitas pengembangan meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta ativitas lainnya.
3.Aktivitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4.Aktivitas ritmik meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.
5.Aktivitas air meliputi : permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air dan renang serta aktivitas lainnya.
6.Pendidikan luar kelas, meliputi : piknik / karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung.
7.Kesehatan, meliputi : penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
D.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas VII, Semester I
1.Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
1.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.3Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar atletik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.4Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bela diri dengan koordinasi yang baik, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
2.Mempraktikkan latihan kebugaran jasmani, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.1Mempraktikkan jenis latihan kekuatan dan daya tahan otot serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
2.2Mempraktikkan latihan k daya tahan jantung dan paru-paru serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
3.Mempraktikkan senam dasar dengan teknik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
3.1Mempraktikkan senam dasar dengan bentuk latihan keseimbangan bertumpu pada kaki, serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
3.2Mempraktikkan senam dasar dengan bentuk latihan keseimbangan bertumpu pada kaki, serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
4.Mempraktikkan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
4.1Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat, gerak langkah kaki mengikuti irama, serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
4.2Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat, gerak mengayun satu lengan mengikuti irama, serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
5.Mempraktikkan sebagian teknik dasar renang gaya dada dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
5.1Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki renang gaya dada, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.2Mempraktikkan teknik dasar gerakan langan renang gaya dada, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.3Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki, gerakan lengan dan pernafasan gaya dada, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
6.Mempraktikkan perkemahan dan dasar-dasar penyelamatan di lingkungan sekolah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
6.1Mempraktikkan pemilihan tempat yang tepat untuk mendirikan tenda perkemahan, mempraktikkan teknik dasar pemsangan tenda untuk perkemahan di lingkungan sekolah secara beregu, serta nilai kerjasama, tanggung jawab dan tenggang rasa.
6.2Mempraktikkan penyelamatan dan P3K terhadap jenis luka ringan, serta nilai kerjasama, tanggung jawab dan tenggang rasa.
7.Menerapkan budaya hidup sehat.
7.1Memahami pola makan sehat.
7.2Memahami perlunya keseimbangan gizi.
Kelas VII, Semester 2
8.Mempraktikkan teknik dasar dan olahraga dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
8.1Mempraktikkan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola besar beregu lanjutan serta nilai kerjasama, toleransi, memecahkan masalah, menghargai teman dan keberanian.
8.2Mempraktikkan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola kecil beregu dan perorangan, serta nilai kerjasama, kejujuran dan menghormati lawan.
8.3Mempraktikkan teknik dasar salah perorangan lanjutan atletik serta nilai disiplin, semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran.
8.4Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga perorangan bela diri lanjutan serta nilai kerjasama, kejujuran, percaya diri dan menghormati lawan.
9.Mempraktikkan latihan kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
9.1Mempraktikkan jenis latihan untuk kelentukan dan keseimbangan serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
9.2Mempraktikkan jenis latihan kecepatan dan kelincahan serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
10.Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
10.1Mempraktikkan teknik dasar gerak guling depan serta nilai kedisiplin, keberanian dan tanggung jawab.
10.2Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
11.Mempraktikkan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
11.1Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat gerak mengayun dua lengan mengikuti irama serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
11.2Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat dengan melangkah dan mengayun, serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
12.Mempraktikkan teknik dasar renang gaya bebas dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
12.1Mempraktikkan koordinasi gerakan kaki dan lengan renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.2Mempraktikkan koordinasi gerakan lengan dan pernapasan renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.3Mempraktikkan koordinasi renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
13.Menerapkan budaya hidup sehat.
13.1Memahami berbagai penyakit menular seksual (PMS).
13.2Memahami cara menghindari penyakit menular seksual.
Kelas VIII, Semester I
1.Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
1.1Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.2Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.3Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan olahraga atletik lanjutan dengan koordinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.4Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
2.Mempraktikkan latihan kebugaran dalam bentuk latihan-latihan sirkuit, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.1Mempraktikkan latihan kekuatan dan daya tahan anggota bahan bagian atas dengan sistem sirkuit serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
2.2Mempraktikkan latihan kekuatan dan daya tahan anggota badan bagian bawah dengan sistem sirkuit serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
3.Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
3.1Mempraktikkan teknik dasar senam lantai meroda berdasarkan konsep serta nilai kedisiplin, keberanian dan tanggung jawab.
3.2Mempraktikkan teknik dasar senam lantai guling lenting, serta nilai kedisiplin, keberanian dan tanggung jawab.
4.Mempraktikkan senam irama dengan alat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
4.1Mempraktikkan teknik dasar senam irama menggunakan tongkat atau atau simpai dengan gerakan mengayun dan memutar ke berbagai arah serta nilai disiplin, toleransi dan estetika.
4.2Mempraktikkan kombinasi gerakan mengayun/memutar ke berbagai arah dengan gerak melangkah, serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan gerak dan estetika.
5.Mempraktikkan sebagian teknik dasar renang gaya bebas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
5.1Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki renang gaya bebas, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.2Mempraktikkan teknik dasar gerakan langan renang gaya bebas, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.3Mempraktikkan teknik dasar pernafasan gaya bebas, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
6.Menerapkan budaya hidup sehat.
6.1Mengenal bahaya seks bebas.
6.2Menolak budaya seks bebas.
Kelas VIII Semester 2
7.Mempraktikkan teknik dasar dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
7.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
7.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola kecil lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri , keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
7.3Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar lanjutan atletik dengan koordinasi yang baik, serta nilai percaya diri , keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
7.4Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri , keberanian, menghormati lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
8.Mempraktikkan latihan kebugaran dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
8.1Mempraktikkan jenis latihan untuk kecepatan dan kelincahan anggota badan bagian atas serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
8.2Mempraktikkan latihan kecepatan dan kelincahan anggota badan bagian bawah serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
9.Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
9.1Mempraktikkan teknik dasar gerak meroda dan guling depan serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
9.2Mempraktikkan teknik dasar guling depan dan guling lenting serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
10.Mempraktikkan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
10.1Mempraktikkan variasi gerakan mengayun ke berbagai arah serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan gerak.
10.2Mempraktikkan variasi gerakan memutar ke berbagai arah serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
11.Mempraktikkan teknik dasar renang gaya dada dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
11.1Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur lanjutan, gerakan kaki dan lengan gaya dada dalam jarak tertentu bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
11.2Mempraktikkan koordinasi teknik dasar pernapasan renang gaya dada serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.Mempraktikkan budaya di sekitar sekolah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
12.1Mendeskripsikan perencanaan kegiatan penjelajahan secara sederhana.
12.2Memparaktikkan keterampilan penjelajahan di sekitar sekolah serta nilai kerjasama, toleransi, tolong menolong, etika, memperhatikan, keselamatan dan kebersihan lingkungan.
13.Menerapkan budaya hidup sehat.
13.1Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat.
13.2Memahami cara menghindari penyakit menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat.
Kelas XI, Semester 1
1.Mempraktikkan berbagai teknik dasar ke dalam permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
1.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan konsisten, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan konsisten, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.3Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan olahraga atletik lanjutan baik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.4Mempraktikkan vasriasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan konsisten, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
2.Mempraktikkan jenis latihan beban dengan alat sederhana untuk meningkatkan kebugaran kebugaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.1Mengidentifikasi jenis-jenis latihan yang sesuai dengan latihan.
2.2Mempraktikkan latihan kekuatan, kecepatan daya tahan dan kelentukan untuk kebugaran jasmani sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan alat sederhana serta nilai semangat, tanggung jawab, disiplin dan percaya diri.
3.Mempraktikkan rangkaian gerak senam lantai dengan gerakan yang benar dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
3.1Memparktikkan rangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerjasama, disiplin, keberanian dan keselamatan.
3.2Mempraktikkan beberapa rangkaian senam lantai, serta nilai keberanian, kedisiplin, keluwesan dan estetika.
4.Mempraktikkan rangkaian gerak senam irama tanpa dan dengan alat serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
4.1Memparktikkan rangkaian aktivitas ritmik tanpa alat dengan koordinasi gerak yang baik serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
4.2Memparktikkan rangkaian aktivitas ritmik berirama menggunakan alat dengan koordinasi gerak yang baik serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
5.Mempraktikkan sebagian teknik dasar renang gaya punggung dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
5.1Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki renang gaya punggung, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.2Mempraktikkan teknik dasar gerakan langan renang gaya punggung, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.3Mempraktikkan teknik dasar pernafasan gaya punggung, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
6.Mempraktikkan dasar-dasar penjelajahan di alam bebas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
6.1Mempraktekkan rencanaan kegiatan penjelajahan.
6.2Memparaktikkan berbagai keterampilan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam aktivitas penjelajahan di alam bebas serta nilai kerjasama, disiplin , keselamatan dan kebersihan dan etika.
7.Menerapkan budaya hidup sehat.
7.1Memahami berbagai bahaya kebakaran.
7.2Memahami cara menghindari bahay kebakaran.
Kelas XI, Semester 2
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar.
8.Mengembangkan berbagai teknik dasar ke dalam permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
8.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan tepat dan lancar serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
8.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola kecil lanjutan dengan tepat dan lancar, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri , keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
8.3Mempraktikkan teknik dasar lanjutan atletik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, keselamatan, berbagi tempat dan peralatan.
8.4Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan tepat dan lancar, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
9.Mempraktikkan tes kebugaran jasmani secara sederhana.
9.1Mempraktikkan tes kesegaran jasmani secara sederhana.
9.2Menginterpretasi secara sederhana hasil tes dalam menentukan derajat kebugaran.
10.Mempraktikkan rangkaian gerak senam dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
10.1Mempraktikkan rangkaian senam lanatai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerjasama, tanggung jawab dan menghargai teman.
10.2Mempraktikkan rangkaian senam lanatai dengan alat serta nilai percaya diri dan disiplin.
11.Mempraktikkan senam irama dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
11.1Mempraktikkan kombinasi gerak berirama tanpa alat dengan koordinasi yang benar serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
11.2Mempraktikkan kombinasi gerak rangkaian senam irama menggunakan alat dengan koordinasi serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
12.Mempraktikkan kecakapam teknik dasar renang dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
12.1Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur, gerakan kaki dan lengan gayrenanga bebas dalam jarak tertentu bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.2Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur, gerakan kaki, lengan dan pernapasan renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
13.Mempraktikkan keterampilan dasar penjelajahan dan penyelamatan aktivitas di alam bebas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
13.1Mempraktekkan perencanaan dasar-dasar kegiatan menjelajah alam bebas serta nilai kerjasama, toleransi, tolons menolong, pengambilan keputusan dalam kelompok.
13.2Memparaktikkan keterampilan dasar penyelamatan penjelajahan di alam bebas serta nilai kerjasama, toleransi, tolons menolong, pengambilan keputusan dalam kelompok.
14.Menerapkan budaya hidup sehat.
14.1Memahami berbagai bahaya bencana alam.
14.2Memahami cara menghadapi berbagai bencana alam.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari keseluruhan program pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sisitematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangan penting yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara sistemmatis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan p[engembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, karena gerak sebagai aktifiats jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang senantiasa berkembang searah perkembangan jaman. Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan mutu pendidikan yang hanya dikaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketermpilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
B.Tujuan
Mata pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1.Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olah raga yang terpilih.
2.Meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik.
3.Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerakan dasar.
4.Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui interalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan.
5.Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, percaya diri, dan demokratis.
6.Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7.Memhami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serat memiliki sikap yang positif.
C.Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk jenjang SMP / MTs adalah sebagai berikut :
1.Permainan dan olahraga meliputi : olahraga tradisional, permainan. Eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rauders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2.Aktivitas pengembangan meliputi : mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh serta ativitas lainnya.
3.Aktivitas senam meliputi : ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4.Aktivitas ritmik meliputi : gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.
5.Aktivitas air meliputi : permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air dan renang serta aktivitas lainnya.
6.Pendidikan luar kelas, meliputi : piknik / karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung.
7.Kesehatan, meliputi : penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
D.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas VII, Semester I
1.Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
1.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.3Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar atletik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.4Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bela diri dengan koordinasi yang baik, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
2.Mempraktikkan latihan kebugaran jasmani, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.1Mempraktikkan jenis latihan kekuatan dan daya tahan otot serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
2.2Mempraktikkan latihan k daya tahan jantung dan paru-paru serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
3.Mempraktikkan senam dasar dengan teknik dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
3.1Mempraktikkan senam dasar dengan bentuk latihan keseimbangan bertumpu pada kaki, serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
3.2Mempraktikkan senam dasar dengan bentuk latihan keseimbangan bertumpu pada kaki, serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
4.Mempraktikkan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
4.1Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat, gerak langkah kaki mengikuti irama, serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
4.2Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat, gerak mengayun satu lengan mengikuti irama, serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
5.Mempraktikkan sebagian teknik dasar renang gaya dada dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
5.1Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki renang gaya dada, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.2Mempraktikkan teknik dasar gerakan langan renang gaya dada, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.3Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki, gerakan lengan dan pernafasan gaya dada, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
6.Mempraktikkan perkemahan dan dasar-dasar penyelamatan di lingkungan sekolah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
6.1Mempraktikkan pemilihan tempat yang tepat untuk mendirikan tenda perkemahan, mempraktikkan teknik dasar pemsangan tenda untuk perkemahan di lingkungan sekolah secara beregu, serta nilai kerjasama, tanggung jawab dan tenggang rasa.
6.2Mempraktikkan penyelamatan dan P3K terhadap jenis luka ringan, serta nilai kerjasama, tanggung jawab dan tenggang rasa.
7.Menerapkan budaya hidup sehat.
7.1Memahami pola makan sehat.
7.2Memahami perlunya keseimbangan gizi.
Kelas VII, Semester 2
8.Mempraktikkan teknik dasar dan olahraga dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
8.1Mempraktikkan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola besar beregu lanjutan serta nilai kerjasama, toleransi, memecahkan masalah, menghargai teman dan keberanian.
8.2Mempraktikkan teknik dasar salah satu nomor olahraga bola kecil beregu dan perorangan, serta nilai kerjasama, kejujuran dan menghormati lawan.
8.3Mempraktikkan teknik dasar salah perorangan lanjutan atletik serta nilai disiplin, semangat, sportivitas, percaya diri dan kejujuran.
8.4Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga perorangan bela diri lanjutan serta nilai kerjasama, kejujuran, percaya diri dan menghormati lawan.
9.Mempraktikkan latihan kebugaran jasmani dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
9.1Mempraktikkan jenis latihan untuk kelentukan dan keseimbangan serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
9.2Mempraktikkan jenis latihan kecepatan dan kelincahan serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
10.Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
10.1Mempraktikkan teknik dasar gerak guling depan serta nilai kedisiplin, keberanian dan tanggung jawab.
10.2Mempraktikkan teknik dasar guling belakang serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
11.Mempraktikkan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
11.1Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat gerak mengayun dua lengan mengikuti irama serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
11.2Mempraktikkan teknik dasar senam irama tanpa alat dengan melangkah dan mengayun, serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
12.Mempraktikkan teknik dasar renang gaya bebas dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
12.1Mempraktikkan koordinasi gerakan kaki dan lengan renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.2Mempraktikkan koordinasi gerakan lengan dan pernapasan renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.3Mempraktikkan koordinasi renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
13.Menerapkan budaya hidup sehat.
13.1Memahami berbagai penyakit menular seksual (PMS).
13.2Memahami cara menghindari penyakit menular seksual.
Kelas VIII, Semester I
1.Mempraktikkan berbagai teknik dasar permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
1.1Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.2Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.3Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan olahraga atletik lanjutan dengan koordinasi yang baik serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.4Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
2.Mempraktikkan latihan kebugaran dalam bentuk latihan-latihan sirkuit, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.1Mempraktikkan latihan kekuatan dan daya tahan anggota bahan bagian atas dengan sistem sirkuit serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
2.2Mempraktikkan latihan kekuatan dan daya tahan anggota badan bagian bawah dengan sistem sirkuit serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
3.Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
3.1Mempraktikkan teknik dasar senam lantai meroda berdasarkan konsep serta nilai kedisiplin, keberanian dan tanggung jawab.
3.2Mempraktikkan teknik dasar senam lantai guling lenting, serta nilai kedisiplin, keberanian dan tanggung jawab.
4.Mempraktikkan senam irama dengan alat dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
4.1Mempraktikkan teknik dasar senam irama menggunakan tongkat atau atau simpai dengan gerakan mengayun dan memutar ke berbagai arah serta nilai disiplin, toleransi dan estetika.
4.2Mempraktikkan kombinasi gerakan mengayun/memutar ke berbagai arah dengan gerak melangkah, serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan gerak dan estetika.
5.Mempraktikkan sebagian teknik dasar renang gaya bebas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
5.1Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki renang gaya bebas, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.2Mempraktikkan teknik dasar gerakan langan renang gaya bebas, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.3Mempraktikkan teknik dasar pernafasan gaya bebas, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
6.Menerapkan budaya hidup sehat.
6.1Mengenal bahaya seks bebas.
6.2Menolak budaya seks bebas.
Kelas VIII Semester 2
7.Mempraktikkan teknik dasar dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
7.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
7.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola kecil lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri , keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
7.3Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar lanjutan atletik dengan koordinasi yang baik, serta nilai percaya diri , keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
7.4Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan koordinasi yang baik, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri , keberanian, menghormati lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
8.Mempraktikkan latihan kebugaran dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
8.1Mempraktikkan jenis latihan untuk kecepatan dan kelincahan anggota badan bagian atas serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
8.2Mempraktikkan latihan kecepatan dan kelincahan anggota badan bagian bawah serta nilai disiplin dan tanggung jawab.
9.Mempraktikkan teknik dasar senam lantai dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
9.1Mempraktikkan teknik dasar gerak meroda dan guling depan serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
9.2Mempraktikkan teknik dasar guling depan dan guling lenting serta nilai disiplin, keberanian dan tanggung jawab.
10.Mempraktikkan senam irama tanpa alat dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
10.1Mempraktikkan variasi gerakan mengayun ke berbagai arah serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan gerak.
10.2Mempraktikkan variasi gerakan memutar ke berbagai arah serta nilai disiplin, estetika, toleransi dan keluwesan.
11.Mempraktikkan teknik dasar renang gaya dada dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
11.1Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur lanjutan, gerakan kaki dan lengan gaya dada dalam jarak tertentu bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
11.2Mempraktikkan koordinasi teknik dasar pernapasan renang gaya dada serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.Mempraktikkan budaya di sekitar sekolah dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
12.1Mendeskripsikan perencanaan kegiatan penjelajahan secara sederhana.
12.2Memparaktikkan keterampilan penjelajahan di sekitar sekolah serta nilai kerjasama, toleransi, tolong menolong, etika, memperhatikan, keselamatan dan kebersihan lingkungan.
13.Menerapkan budaya hidup sehat.
13.1Memahami berbagai penyakit menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat.
13.2Memahami cara menghindari penyakit menular yang bersumber dari lingkungan tidak sehat.
Kelas XI, Semester 1
1.Mempraktikkan berbagai teknik dasar ke dalam permainan dan olahraga, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
1.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan konsisten, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola kecil lanjutan dengan konsisten, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.3Mempraktikkan teknik dasar salah satu permainan olahraga atletik lanjutan baik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, menjaga keselamatan diri dan orang lain, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
1.4Mempraktikkan vasriasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan konsisten, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
2.Mempraktikkan jenis latihan beban dengan alat sederhana untuk meningkatkan kebugaran kebugaran dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
2.1Mengidentifikasi jenis-jenis latihan yang sesuai dengan latihan.
2.2Mempraktikkan latihan kekuatan, kecepatan daya tahan dan kelentukan untuk kebugaran jasmani sesuai dengan kebutuhan dengan menggunakan alat sederhana serta nilai semangat, tanggung jawab, disiplin dan percaya diri.
3.Mempraktikkan rangkaian gerak senam lantai dengan gerakan yang benar dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
3.1Memparktikkan rangkaian senam lantai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerjasama, disiplin, keberanian dan keselamatan.
3.2Mempraktikkan beberapa rangkaian senam lantai, serta nilai keberanian, kedisiplin, keluwesan dan estetika.
4.Mempraktikkan rangkaian gerak senam irama tanpa dan dengan alat serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
4.1Memparktikkan rangkaian aktivitas ritmik tanpa alat dengan koordinasi gerak yang baik serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
4.2Memparktikkan rangkaian aktivitas ritmik berirama menggunakan alat dengan koordinasi gerak yang baik serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
5.Mempraktikkan sebagian teknik dasar renang gaya punggung dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
5.1Mempraktikkan teknik dasar gerakan kaki renang gaya punggung, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.2Mempraktikkan teknik dasar gerakan langan renang gaya punggung, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
5.3Mempraktikkan teknik dasar pernafasan gaya punggung, serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
6.Mempraktikkan dasar-dasar penjelajahan di alam bebas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
6.1Mempraktekkan rencanaan kegiatan penjelajahan.
6.2Memparaktikkan berbagai keterampilan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam aktivitas penjelajahan di alam bebas serta nilai kerjasama, disiplin , keselamatan dan kebersihan dan etika.
7.Menerapkan budaya hidup sehat.
7.1Memahami berbagai bahaya kebakaran.
7.2Memahami cara menghindari bahay kebakaran.
Kelas XI, Semester 2
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar.
8.Mengembangkan berbagai teknik dasar ke dalam permainan dan olahraga dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
8.1Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar lanjutan dengan tepat dan lancar serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
8.2Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bola kecil lanjutan dengan tepat dan lancar, serta nilai kerjasama, toleransi, percaya diri , keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan peralatan.
8.3Mempraktikkan teknik dasar lanjutan atletik serta nilai toleransi, percaya diri, keberanian, keselamatan, berbagi tempat dan peralatan.
8.4Mempraktikkan variasi dan kombinasi teknik dasar salah satu permainan dan olahraga bela diri lanjutan dengan tepat dan lancar, serta nilai keberanian, kejujuran, menghormati lawan, dan percaya diri.
9.Mempraktikkan tes kebugaran jasmani secara sederhana.
9.1Mempraktikkan tes kesegaran jasmani secara sederhana.
9.2Menginterpretasi secara sederhana hasil tes dalam menentukan derajat kebugaran.
10.Mempraktikkan rangkaian gerak senam dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
10.1Mempraktikkan rangkaian senam lanatai tanpa alat serta nilai percaya diri, kerjasama, tanggung jawab dan menghargai teman.
10.2Mempraktikkan rangkaian senam lanatai dengan alat serta nilai percaya diri dan disiplin.
11.Mempraktikkan senam irama dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
11.1Mempraktikkan kombinasi gerak berirama tanpa alat dengan koordinasi yang benar serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
11.2Mempraktikkan kombinasi gerak rangkaian senam irama menggunakan alat dengan koordinasi serta nilai disiplin, toleransi, keluwesan, dan estetika.
12.Mempraktikkan kecakapam teknik dasar renang dan nilai-nilai yang trerkandung di dalamnya.
12.1Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur, gerakan kaki dan lengan gayrenanga bebas dalam jarak tertentu bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
12.2Mempraktikkan koordinasi teknik dasar meluncur, gerakan kaki, lengan dan pernapasan renang gaya bebas serta nilai disiplin, keberanian dan kebersihan.
13.Mempraktikkan keterampilan dasar penjelajahan dan penyelamatan aktivitas di alam bebas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
13.1Mempraktekkan perencanaan dasar-dasar kegiatan menjelajah alam bebas serta nilai kerjasama, toleransi, tolons menolong, pengambilan keputusan dalam kelompok.
13.2Memparaktikkan keterampilan dasar penyelamatan penjelajahan di alam bebas serta nilai kerjasama, toleransi, tolons menolong, pengambilan keputusan dalam kelompok.
14.Menerapkan budaya hidup sehat.
14.1Memahami berbagai bahaya bencana alam.
14.2Memahami cara menghadapi berbagai bencana alam.
TEKNIK MEMEGANG RAKET TENIS
Agar dapat bermain tenis dengan baik, salah satu kunci utamanya adalah teknik memegang raket (grip) dengan sempurna. Grip sendiri ada bermacam-macam di antaranya one handed backhand/forehand (backhand/forehand satu tangan) dan two handed backhand/forehand (backhand/forehand dua tangan).
Bagaimana teknik memegang raket yang benar. Berikut penjelasan atlet tenis Sekolah Tenis Gelora (STG) Solo, Elfa.
Pegangan dengan satu tangan tampaknya sederhana tapi jika tidak dilakukan dengan benar hasil pukulannya pun tidak maksimal. Langkah awal melakukan pukulan satu tangan ini dengan menempatkan telapak tangan di puncak (di ujung) pegangan raket. Pada pukulan ini ibu jari sebaiknya dalam posisi kerah bawah diagonal berlawanan dengan posisi belakang grip. Akan lebih baik jika bagian dalam ibu jari tepat menyentuh permukaan datar dari pegangan raket (foto 1).
Pegangan dengan dua tangan. Pegangan ini ini lebih sulit dilakukan dari pada pukulan satu tangan, cara paling gampang melakukan pukulan ini adalah pegang raket dengan gaya bersalaman forehand grip yang senyaman mungkin. Untuk memaksimalkan hasil, tangan yang lain memegang raket dengan teknik forehand grip lainnya dengan posisi tangan kanan lebih di atas untuk mendorong pukulan (foto 2
Sumber :
http://harianjoglosemar.com/index.php?option=com_content&task=view&id=8291&Itemid=1
GRIP (PEGANGAN RAKET)
Seringkali pemain yang baru atau belum pernah sama sekali bermain tenis terjebak pada kesalahan dasar dalam memegang raket. Melihat hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebanyakan orang Indonesia yang jauh mengenal bulutangkis sebagai olahraga paling populer dimainkan di Indonesia, sehingga seringkali mengadopsi gaya pegangan raket bulutangkis.
Pegangan raket bulutangkis cenderung berada di tengah gagang, sedangkan tenis cenderung berada di ujung dari gagang raket. Contohnya bisa dilihat pada gambar berikut:
Menurut perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan dalam memukul bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih memperkuat cengkeraman.
Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis ditinjau dari posisi pegangan raket. Umumnya. gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di samping. Yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk kita.
Selanjutnya ditinjau beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis.
1. Forehand Continental grip
Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).
Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.
2. Forehand Eastern grip
Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat tangan’. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3. Forehand Semi-Western grip
Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner. Kita dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2atau3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah:Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.
4. Forehand Western grip
Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini.
Grip ini sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci masakan. Caranya adalah menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court)
Sumber :
http://tenispro.multiply.com/journal/item/193/GRIP
MEMEGANG RAKET YANG BENAR
Anggota “Lawn Tennis Regristered Profesional Coaches Association” (Perkumpulan Pelatih Tennis Profesional) yang telah berpengalaman menyebutkan bahwa permulaan dari permainan tennis dengan mempelajari cara memegang raket sehingga merasakan “perasaan” maksimal pada jari-jari dan tangan menyentuh senar raket.Pegangan raket harus mencapai jangkauan semaksimal mungkin dan harus bisa dilenturkan. Mengerahkan segala kemampuan untuk mengembalikan pukulan-pukulan lawan yang terbaik.
Menguasai dan menjinakkan kekuatan bola yang sedang bergarak dibantu oleh sebuah kelenturan. Sebagian besar pemain tingkat tinggi merasa bahwa kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memegang raket melalui cara-cara tertentu yang khusus untuk pukulan-pukulan pertama sebagai berikut :
1. Forehand
Pukulan ini dilakukan dengan menggunakan bagian depan tangan dan menghadap kedepan. Untuk membiasakan diri untuk forehand grip,pegang raket dengan membentuk sudut siku-siku. Letakkan tangan kanan diatas senar. Kemudian luncurkan tangan kanan keujung pegangan raket. Sekarang pegang pegangan raket seolah sedang berjabat tangan. Pindahkan jari-jari tangan sampai pegangan terasa enak.
1. Backhand Drive
Disebut backhand drive karena bagian belakang tangan menghadap bola ketika bola dipukul. Utuk melakukannya letakkan ibu jari pada pusat raket, ibu jari terpisah sedangkan keempat jari lainnya dirapatkan, telapak tangan menghadap ke bawah. Dengan raket sejajar dengan bahu dan senar tegak lurus dengan tnah dorong pegangan raket kearah ibu jari. Tutup tangan dengan ibu jari yang mengarah pada senar di belakang raket (bukan disamping atas)
1. Chopper Grip
Pukulan ini sesuai untuk serve. Perhatikan posisi “V” yang dibentuk penggabungan telunjuk dan ibu jari. Untuk meningkatkan pengontrolan raket, pukul-pukul bola ke tanah dengan sisi raket (kerangka raket). Latihlah sampai dapat memukul bola sampai 20X
Sumber:
Jones, C. M. & Angela Buxton. Tanpa tahun. Belajar Tennis Untuk Pemula. Bandung: CV Pionir Jaya.
CARA MEMEGANG RAKET
1. 1. Forehand
Posisi Siap, dalam melakukan Rally harus berdiri di tengah-tengah arena dekat baseline. Raket tergenggam erat mengarah pada net, sehingga dengan mudah menggerakkannya ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah tembakan lawan. Leher raket harus ditunjang oleh jari-jari tangan kiri. Ini mengurangi beban yang harus ditanggung tangan kanan dan cara ini juga memungkinkan tangan kiri unutk memulai putaran bahu ke kiri atau ke kanan pada saat raket ditarik sebagai persiapan untuk melakukan pengembalian bola dari lawan. Berat badan harus berada pada ujung kaki, kaki direntangkan selebar kira-kira 30cm, dan kedua lutut sedikit ditekuk agar cepat bergerak kea rah bola.
Untuk melakukan cengkraman forehand timur peganglah leher raket dengan tangan kiri “Frame”-nya tegak lurus dengan tanah, dan handel raket mengarah pada tubuh anda. Kemudian goyang-goyangkan raket dengan tangan kanan. Caranya letakkan telapak tangan pada sisi handel yang datar disebelah kanan dan tekuklah jari-jari mencengkeram hendel tersebut. Pangkal telapak tangan harus berht mpitan dengan ujung hendel raket dan telunjuk rentangkan sepanjang hendel agar lebih dapat mengontrol raket. Ibu jari sebagian harus diletakkan pad bagian atas hendel dan sebagian lagi melintasi sisi diagonal hendel bagian atas sebe;ah kiri.
Posisi kaki saat melakukan pukulan forehand ini sangat menentukan. Saat siap melakukan ayunan, kaki kanan harus sejajar dengan baseline dan kaki kiri (membentuk sudut 45 derajat uus lebioh dekat kira-kira enam inci ke sideline kanan daripada kaki yang kanan. Pada akhir ayunan, tubuh berdiri menyamping net, ke dua lutut sediikit diterhadap baseline.
Untuk melakukan cengkeraman Continental, peganglah raket di deparn seperti pada cara forehand Timur, lalu letakkan telapak tangan pada bevel (sebelah kanan atas sehingga mencengkeramnya seperti kalau akan memotong kayu dengan sebuah kapak.Ibu jari harus diletakka pada sisi hendel yang datar disebelah kiri dan telunjuk direntangkan disepanjang handel agar dapat mengontrol raket dengan baik )
1. 2. Backhand
Cengkeraman backhand ala “Timur” (Eastern Backhand Grip) dianjurkan untuk semua pemain pemula. Karena cengkeraman atau grip ini memberikan dukungan yang cukup bagi raket, pada saat raket diayun ke depan untuk menyambut bola. Grip ini juga melenyapkan kemungkinan adanya satu tembakan dengan chop tajam, yakni suatu pukulan backhand yang “memotong” bolda yang dianggap lemah, atau beckhand yang dipukul datar (keras dengan sedikit spin) seperti dalam permainan tenis dewasa ini.
Untuk melakukan cengkeraman posisi backhand “Timur”, lakukan grip forehand timur, dimana telapak tangan berada di belakang handel, pegang raket di depan, dan gerakkan raket dengan seperdelapan putaran. Ini membuat telapak tangan berada pada handel bagian atas dan ibu jari menyilang pada sisi kirinya. Huruf V yang terbentuk oleh obi jari dan telunjuk, terletak pada sisi miring handel bagian atas. (ibu jari dapat diletalkkan di sepanjang kika merasa cara ini memberikan dukungan yang lebih baik). Agar memperoleh control yang lebih baik lingkarkan telinjuk pada sisi miring handel sebelah kanan atas.
Bagaimana teknik memegang raket yang benar. Berikut penjelasan atlet tenis Sekolah Tenis Gelora (STG) Solo, Elfa.
Pegangan dengan satu tangan tampaknya sederhana tapi jika tidak dilakukan dengan benar hasil pukulannya pun tidak maksimal. Langkah awal melakukan pukulan satu tangan ini dengan menempatkan telapak tangan di puncak (di ujung) pegangan raket. Pada pukulan ini ibu jari sebaiknya dalam posisi kerah bawah diagonal berlawanan dengan posisi belakang grip. Akan lebih baik jika bagian dalam ibu jari tepat menyentuh permukaan datar dari pegangan raket (foto 1).
Pegangan dengan dua tangan. Pegangan ini ini lebih sulit dilakukan dari pada pukulan satu tangan, cara paling gampang melakukan pukulan ini adalah pegang raket dengan gaya bersalaman forehand grip yang senyaman mungkin. Untuk memaksimalkan hasil, tangan yang lain memegang raket dengan teknik forehand grip lainnya dengan posisi tangan kanan lebih di atas untuk mendorong pukulan (foto 2
Sumber :
http://harianjoglosemar.com/index.php?option=com_content&task=view&id=8291&Itemid=1
GRIP (PEGANGAN RAKET)
Seringkali pemain yang baru atau belum pernah sama sekali bermain tenis terjebak pada kesalahan dasar dalam memegang raket. Melihat hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebanyakan orang Indonesia yang jauh mengenal bulutangkis sebagai olahraga paling populer dimainkan di Indonesia, sehingga seringkali mengadopsi gaya pegangan raket bulutangkis.
Pegangan raket bulutangkis cenderung berada di tengah gagang, sedangkan tenis cenderung berada di ujung dari gagang raket. Contohnya bisa dilihat pada gambar berikut:
Menurut perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan dalam memukul bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih memperkuat cengkeraman.
Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis ditinjau dari posisi pegangan raket. Umumnya. gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di samping. Yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk kita.
Selanjutnya ditinjau beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis.
1. Forehand Continental grip
Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).
Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.
2. Forehand Eastern grip
Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat tangan’. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3. Forehand Semi-Western grip
Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner. Kita dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2atau3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah:Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.
4. Forehand Western grip
Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini.
Grip ini sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci masakan. Caranya adalah menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court)
Sumber :
http://tenispro.multiply.com/journal/item/193/GRIP
MEMEGANG RAKET YANG BENAR
Anggota “Lawn Tennis Regristered Profesional Coaches Association” (Perkumpulan Pelatih Tennis Profesional) yang telah berpengalaman menyebutkan bahwa permulaan dari permainan tennis dengan mempelajari cara memegang raket sehingga merasakan “perasaan” maksimal pada jari-jari dan tangan menyentuh senar raket.Pegangan raket harus mencapai jangkauan semaksimal mungkin dan harus bisa dilenturkan. Mengerahkan segala kemampuan untuk mengembalikan pukulan-pukulan lawan yang terbaik.
Menguasai dan menjinakkan kekuatan bola yang sedang bergarak dibantu oleh sebuah kelenturan. Sebagian besar pemain tingkat tinggi merasa bahwa kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memegang raket melalui cara-cara tertentu yang khusus untuk pukulan-pukulan pertama sebagai berikut :
1. Forehand
Pukulan ini dilakukan dengan menggunakan bagian depan tangan dan menghadap kedepan. Untuk membiasakan diri untuk forehand grip,pegang raket dengan membentuk sudut siku-siku. Letakkan tangan kanan diatas senar. Kemudian luncurkan tangan kanan keujung pegangan raket. Sekarang pegang pegangan raket seolah sedang berjabat tangan. Pindahkan jari-jari tangan sampai pegangan terasa enak.
1. Backhand Drive
Disebut backhand drive karena bagian belakang tangan menghadap bola ketika bola dipukul. Utuk melakukannya letakkan ibu jari pada pusat raket, ibu jari terpisah sedangkan keempat jari lainnya dirapatkan, telapak tangan menghadap ke bawah. Dengan raket sejajar dengan bahu dan senar tegak lurus dengan tnah dorong pegangan raket kearah ibu jari. Tutup tangan dengan ibu jari yang mengarah pada senar di belakang raket (bukan disamping atas)
1. Chopper Grip
Pukulan ini sesuai untuk serve. Perhatikan posisi “V” yang dibentuk penggabungan telunjuk dan ibu jari. Untuk meningkatkan pengontrolan raket, pukul-pukul bola ke tanah dengan sisi raket (kerangka raket). Latihlah sampai dapat memukul bola sampai 20X
Sumber:
Jones, C. M. & Angela Buxton. Tanpa tahun. Belajar Tennis Untuk Pemula. Bandung: CV Pionir Jaya.
CARA MEMEGANG RAKET
1. 1. Forehand
Posisi Siap, dalam melakukan Rally harus berdiri di tengah-tengah arena dekat baseline. Raket tergenggam erat mengarah pada net, sehingga dengan mudah menggerakkannya ke kiri atau ke kanan sesuai dengan arah tembakan lawan. Leher raket harus ditunjang oleh jari-jari tangan kiri. Ini mengurangi beban yang harus ditanggung tangan kanan dan cara ini juga memungkinkan tangan kiri unutk memulai putaran bahu ke kiri atau ke kanan pada saat raket ditarik sebagai persiapan untuk melakukan pengembalian bola dari lawan. Berat badan harus berada pada ujung kaki, kaki direntangkan selebar kira-kira 30cm, dan kedua lutut sedikit ditekuk agar cepat bergerak kea rah bola.
Untuk melakukan cengkraman forehand timur peganglah leher raket dengan tangan kiri “Frame”-nya tegak lurus dengan tanah, dan handel raket mengarah pada tubuh anda. Kemudian goyang-goyangkan raket dengan tangan kanan. Caranya letakkan telapak tangan pada sisi handel yang datar disebelah kanan dan tekuklah jari-jari mencengkeram hendel tersebut. Pangkal telapak tangan harus berht mpitan dengan ujung hendel raket dan telunjuk rentangkan sepanjang hendel agar lebih dapat mengontrol raket. Ibu jari sebagian harus diletakkan pad bagian atas hendel dan sebagian lagi melintasi sisi diagonal hendel bagian atas sebe;ah kiri.
Posisi kaki saat melakukan pukulan forehand ini sangat menentukan. Saat siap melakukan ayunan, kaki kanan harus sejajar dengan baseline dan kaki kiri (membentuk sudut 45 derajat uus lebioh dekat kira-kira enam inci ke sideline kanan daripada kaki yang kanan. Pada akhir ayunan, tubuh berdiri menyamping net, ke dua lutut sediikit diterhadap baseline.
Untuk melakukan cengkeraman Continental, peganglah raket di deparn seperti pada cara forehand Timur, lalu letakkan telapak tangan pada bevel (sebelah kanan atas sehingga mencengkeramnya seperti kalau akan memotong kayu dengan sebuah kapak.Ibu jari harus diletakka pada sisi hendel yang datar disebelah kiri dan telunjuk direntangkan disepanjang handel agar dapat mengontrol raket dengan baik )
1. 2. Backhand
Cengkeraman backhand ala “Timur” (Eastern Backhand Grip) dianjurkan untuk semua pemain pemula. Karena cengkeraman atau grip ini memberikan dukungan yang cukup bagi raket, pada saat raket diayun ke depan untuk menyambut bola. Grip ini juga melenyapkan kemungkinan adanya satu tembakan dengan chop tajam, yakni suatu pukulan backhand yang “memotong” bolda yang dianggap lemah, atau beckhand yang dipukul datar (keras dengan sedikit spin) seperti dalam permainan tenis dewasa ini.
Untuk melakukan cengkeraman posisi backhand “Timur”, lakukan grip forehand timur, dimana telapak tangan berada di belakang handel, pegang raket di depan, dan gerakkan raket dengan seperdelapan putaran. Ini membuat telapak tangan berada pada handel bagian atas dan ibu jari menyilang pada sisi kirinya. Huruf V yang terbentuk oleh obi jari dan telunjuk, terletak pada sisi miring handel bagian atas. (ibu jari dapat diletalkkan di sepanjang kika merasa cara ini memberikan dukungan yang lebih baik). Agar memperoleh control yang lebih baik lingkarkan telinjuk pada sisi miring handel sebelah kanan atas.
Kamis, 25 Maret 2010
UPAYA-UPAYA DALAM MENYIKAPI TEKANAN PSIKIS PESERTA DIDIK DAN PROSES LAYANAN DALAM MENYIKAPI TEKANAN PSIKIS PESERTA DIDIK
Dasar perkembangan atau pemikiran tentang penetapan program bimbingan dan konseling di sekolah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral-spritual).
Nurihsan (2006 : 9) menyatakan bahwa Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sementara itu Yusuf (2006 : 32) menyatakan konseling merupakan bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seorang adalah klien dibantu untuk l lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Siswa yang sedang berada dalam proses berkembang dan menjadi becoming berarti berkembang ke arah kematangan dan kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut siswa memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya. Pengalaman dalam arah kehidupannya. Di samping ituproses perkembangan siswa tidak berlangsung secara mulus atau steril darimasalah, dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur, lurus, atau searah dengan potensi harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis, sosial, perubahan-peerubahan yang terjadi dalam lingkungan itu dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Kebutuhan akan bimbingan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokralisasi dalam pendidikan, serta perluasan program pendidikan.
Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah seringkali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini telebih lagi karena disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak terletak di luar sekolah. Dalam kaitan itu, permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayananyang luas untuk secara efektif membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahanyang diselenggarakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Disinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di samping kegiatan pengajaran. Dalam tugas pelayananyang luas, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka yang meliputi empat dimensi kemanusiaannya dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perlunya Bimbingan Konseling
Pembangunan nasional bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi (termasuk di dalamnya globalisasi, industrialisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi), terutama untuk mengembangkan manusiaIndonesia sesuai dengan hakekat kemanusiaan.
Hakikat kemanusiaan dapat ditinjau dari kedua sisi itu akan memperlihatkan betapa manusia amat berpotensi untuk memperkembangkan dirinya, untuk menguasai alam, dan untuk mengembangkan budaya setinggi-tingginya demi kebahagiaan hidupnya dunia dan akhirat.
Pengembangan manusia seutuhnya baik manusia sebagai kumpulan orang-orang maupun sebagai individu bertitik tolak dari kedua sisi hakikat kemanusiaan itu. Manusia perlu mengembangkan diri sehingga ketinggian derajat dan keindahan dirinya serta keempat dimensi kemanusiaannya itu benar-benar terwujud manusia yang utuh, baik menurut pandangan agama, psikologi, maupun sosial budaya, pada dasarnya adalah mereka yang telah berhasil mewujudkan keempat dimensi kemanusiaan secara selaras, serasi dan seimbang, sehingga ketinggian derajat dan keindahandari mereka benar-benar dirasakan adanya dan manfaatnya oleh diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Di Indonesia maanusia seutuhnya seperti itu adalah manusia Pancasila yang dengan penuh telaah menghayati dan mengamalkan sila-sila Pancasila.
Diakui bahwa organisme manusia sangatlah kompleks, demikian pula faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhinya. Kompleksnya interaksi tiap individu dengan lingkungannya akan mengakibatkan banyak jenis pengalaman yang berbeda-beda yang bisa mengubah intensitas nilai terhadap dirinya dan orang lain misalnya interaksi orang tua dan anak di lingkungan keluarga, guru dan murid di sekolah, dokter dan pasien di rumah sakit, dan lain-lain.
Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokralisasi dalam pendidikanserta serta perluasan program pendidikan. Latar belakang filosofis berkaitan dengan pandangan tentang hakekat manusia. Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh besar terhadap timbulnya semangat memberikan bimbingan adalah filsafat humanisme, aliran filsafat ini berpandangan bahwa manusia memiliki potensi untuk dapat dikembangkan melalui bimbingan pekerjaan sehingga pengangguran dapat dihapuskan. Mereka berpandangan bahwa sekolah adalah tempatyang baik untuk memberikan bimbingan pekerjaan dalam uaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam perkembangannya. Implikasinya dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai denngan keunikan atau tiap-tiap potensi tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya dari sisi keunikan dan keragaman individu, diperlukan bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam lingkungannya
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960-an, mulai tahun 1975 pelayanan bimbingan dan konseling telah secara resmi memasuki sekolah-sekolah yaitu dengan dicantumkannya pelayanan tersebut pada kurikulum 1975yang berlaku di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, pada jenjang SD, SLTP dan SLTA. Pada kurikulum 1984 keberadaan bimbingan dan konseling lebih dimantapkan lagi.
Sejak tahun 1989 berlaku sejumlah peraturan perundangan baru dalam bidang pendidikan. Peraturan dasar pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah No. 27, No. 28, No. 29 dan No. 30 tahun 1980, No. 72 dan No. 73 tahun 1991,serta No. 38 tahun 1992 masing-masing tentang pendidikan prasekola, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar biasa, pendidikan luar sekolah, dan tenaga kependidikan, secara resmi berlaku. Peraturan perundangan tersebut mengakui sepenuhnya adanya berbagai tenagayang berperanan di dalam dunia pendidikan, selain guru. Undang-undang No. 2 tahun 1989 menjelaskan bahwa kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar (Pasal 27 ayat 2), tenaga pendidik bertugas membimbing, mengajar dan/atau melatih peserta didik (Pasal 1 ayat 8). Dalam pengertian tersebut jelaslah bahwa pekerjaan bimbingan di sekolah merupakan salah satu tugasdari tenaga pendidik dengan kata lain tugas pendidik salah satu di antaranya adalah membimbing.
Dalam surat Keputusan Menteri pendayagunaan aparatur negara, No. 26 tahun 1989 menyebutkan secara eksplisit pekerjaan bimbingan dan penyuluhan (konseling) dan pekerjaan mengajaryang satu sama lain berkedudukan seimbang dan sejajar. Dalam SK tersebut bahwa seorang guru di sekolah dapat mengerjakan kegiatan mengajar atau kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Keberadaan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah dipertegas lagi oleh peraturan pemerintah No. 28 tahun 1990 (tentang pendidikan dasar) dan no. 29 tahun 1990 (tentang pendidikan menengah).
Gambaran bimbingan dan konseling dalam lampiran keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara menegaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan dan ruang lingkupnya jelas, lebih jelas, mengingat bahwa sumber permasalahan anak-anak, remaja dan pemuda sebagian besar berada di luar sekolah dan mengingat pula bahwa permasalahan yang dialami manusia tidak hanya terdapat di sekolah, maka pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau daerah-daerah yang lebih luas di luar sekolah. Anak-anak, para remaja dan pemuda bahkan orang-orang dewasa di dalam keluarga, di dalam lembaga-lembaga kemungkinan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan dan perkembangannya.
Beberapa generalisasi yang menggambarkan karakteristik utama kegiatan bimbingan dan konseling yaitu :
1. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan itu sendiri yakni sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia, mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya.
2. Hubungan dalam bimbingan dan konseling bersifat interpersonal. Hubungan konseling terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dengan klien. Hubungan ini tidak hanya bersifat kognitif dan dangkal, tetapi melibatkan semua unsur kepribadian dari dua belah pihak yang meliputi pikiran, perasaan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan, harapan dan lain-lain. Dalam bimbingan konseling, kedua belah pihak hendaknya menunjukkan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena konseling itu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.
Keefektifan layanan bimbingan dan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.
Nurihsan (2006 ; 9), mengemukakan bahwa pelaksanaan bimbingan perlu memperhatikan beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut :
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
2. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
3. Bimbingan diarahkan pada individu memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu, pemahaman keragaman dan kemampuan individu yang dibimbing sangat diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan.
4. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga pendidikan hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
6. Bimbingan harus luwes danfleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
7. Program bimbingan di lingkunganlembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
8. Hendaknya, pelaksaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggaraan pendidikan.
9. Hendaknya, pelaksanaaan program bimbingan dievaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program.
Dalam menghadapi suatu kasus yang dialami oleh seseorang, ada tiga hal utama yang perlu diselenggarakan, yaitu penyikapan, pemahaman, dan penanganan terhadap kasus tersebut. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap kasus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh berbagai seluk beluk kasus tersebut, tidak hanya sekedar mengerti permasalahannya atas dasar deskripsi yang telah dikemukakan pada awal pengenalan kasus semata-mata.
Satu hal lagi yang dapat menjadi bekal bagi pengembangan pemahaman terhadap suatu kasus ialah bagaimana dapat dibayangkan berbagai kemungkinan yang bersangkut paut dengan kasus itu, terutama dilihat dari segi rincian permasalahannya, kemudian sebab-sebabnya dan kemudian akibat-akibatnya. Kemungkinan-kemungkinan yang dibayangkan itu dpat menjadi arah awal bagi upaya penjelajahan untuk lebih memahami kasus-kasus yang terjadi pada murid.
Dalam perencanaan program layanan bimbingan konseling, beberapa aspek penting yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa.
b. Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak dicapai.
c. Analisis situasi dan kondisi di sekolah.
d. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan.
e. Penetaan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan.
f. Penetapan personel-personel yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan.
g. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanakan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan, serta
h. Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.
Dalam bimbingan konseling ada empat jenis alayanan utama yaitu (1) layanan dasar bimbingan, (2) layanan responsif, (3) layanan perencanaan individual dan (4) dukungan sistem.
Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bimbingan yang bertujuan membantu para individu mengembangkan perilaku efektif dan keteampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan. Layanan dasar bimbingan ini ditujukan untuk seluruh individu, dilaksanakan dengan menggunakan strategi bimbingan klasikal dan dinamika kelompok.
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh individu saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah bidang :
a. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam memilih pendidikan, jurusan, program studi yang cocok dengan minat, bakat dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
b. Belajar
Dalam bidang belajar, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam belajar, mengatur cara belajar, memprioritaskan pelajaran, serta strategi dan teknik belajar.
c. Sosial
Dalam bidang sosial, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam hubungan sosial, kesulitan dengan menyesuaikan dengan lingkungan keluarga, tetangga, teman, sekolah dan masyarakat.
d. Pribadi
Dalam bidang pribadi, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam mengatasi konflik internal pribadi, kesulitan dalam mengambil keputusan, dan kesulitan dalam mengendalikan diri serta mengarahkan diri.
e. Karier
Dalam bidang karier, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam memilih pekerjaan yang cocok dengan minat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya, kesulitan dalam memenuhi karier atau syarat dari suatu pekerjaan dan kesulitan dalam mengendalikan diri dengan lingkungan pekerjaan.
f. Tata tertib di sekolah
g. Narkotika dan perjudian
h. Perilaku seksual serta
i. Kehidupan lainnya
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karier dan sosial pribadinya. Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya sesuai dengan pemantauan dan pemahamannya. Teknik bimbingannya adalah konsultasi dan koseling. Isi perencanaan individual adalah :
1. Bidang pendidikan dengan topik-topik belajar yang efektif, belajar memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat dan karakteristik kepribadian lainnya.
2. Bidang karier dengan topik-topik mengidentifikasi kesempatan karier yang ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap positif terhadap dunia kerja dan merencanakan kehidupan kariernya
3. Bidang sosial-pribadi dengan topik mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.
Dukungan sistem merupakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, dari masyarakat yang lebih luas, manajemen program serta penelitian dan pengembangan.
Penilaian bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung berperan memantu peserta didik dalam memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dpat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya
Ada dua macam kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya.
Aspek yang dinilai, baik proses maupun hasil antara lain :
a. Kesesuaian anatara program dengan pelaksanaan.
b. Keterlaksanaan program.
c. Hambatan-hambatan yang dijumpai.
d. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar.
e. Respon siswa, personel sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan.
f. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar.
g. Keberhasilan siswa setelah menyelesaikan sekolah, baik pada studi lanjutan maupun pada kehidupan masyarakat.
B. Penanganan Psikis pada Peserta Didik
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha yang dilaksanakan dengan sadar, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku terdidik ke arah yang diharapkan. Karena usaha ini, yaitu mengubah tingkah laku terdidik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, tidak begitu saja terlaksana atau terwujud dengan segera, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, maka tepatlah bila dikatakan bahwa usaha pendidikan itu merupakan suatu “proses” selanjutnya, agar usaha tersebut membuahkan hasil yang diharapkan dalam arti membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar dan efektif maka usaha yang dijalankan di samping menghendaki kesabaran juga harus selaras dengan sifat dan hakikat terdidik.
Perlu diingat bahwa pendekatan terhadap tiap masalah pendidikan boleh jadi dibatasi oleh sifat masalahnya sendiri atau oleh kesulitan dalam mengadakan dan menentukan kontrol-kontrol yang memadai kenyataan ini menghendaki pendekatan tertentu, dalam arti harus menyesuaikan dengan sifat dan jenis masalahnya.
Adapun penanganan yang dapat digunakan yaitu dengan beberapa metode yaitu :
1. Metode percobaan (eksperimental)
Mengetes keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi tertentu. Dengan kata lain eksperimen ini dilakukan dengan anggapan bahwa semua situasi atau kondisi itu dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari observasi yang terkontrol.
2. Metode pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi bias dibedakan menjadi dua yaitu pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis. Dalam hubungan ini telah diperlihatkan oleh anak-anak pada taman kanak-kanak dan dalam situasi permainan bebas. Misalnya studi yang dilakukan oleh Bakker dan kawan-kawannya tentang anak-anak yang cenderung memperlihatkan tingkah laku yang regresif karena dikecewakan. Tingkah laku yang serupa ini ditandai oleh reaksi-reaksi yang keakanak-kanakan, yang sering disertai dengan menangis, menjerit-jerit dan bertingkah marah. Hal yang sama juga berlaku pada orang-orang dewasa.
3. Metode genetik
Yakni perkembangan sosialnya kemudian dicatat dengan cermat. Pendekatannya bisa menempuh satu atau dua pendekatan sekaligus yaitu : cross-sectional (horizontal) dan longitudinal (vertikal)
4. Metode riwayat hidup atau klinis (the case history or clinical method). Metode riwayat hidup ini biasanya penerapannya terbatas untuk mencoba memecahkan kesulitan-kesulitan yang benar-benar dihadapi pelajar.
5. Metode test (test method). Tes merupakan instrument riset yang penting dalam psikologi masa sekarang. Tes digunakan untuk menakar semua jenis kemampuan, minat, bakat, prestasi, sikap dan ciri kepribadian.
DAFTAR RUJUKAN
Abror, Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya.
Nurihsan, Ahmad. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama.
Prayitno dan Amti, Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.
Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Nurihsan (2006 : 9) menyatakan bahwa Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sementara itu Yusuf (2006 : 32) menyatakan konseling merupakan bentuk hubungan antara dua orang, dimana yang seorang adalah klien dibantu untuk l lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya.
Siswa yang sedang berada dalam proses berkembang dan menjadi becoming berarti berkembang ke arah kematangan dan kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut siswa memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya. Pengalaman dalam arah kehidupannya. Di samping ituproses perkembangan siswa tidak berlangsung secara mulus atau steril darimasalah, dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur, lurus, atau searah dengan potensi harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis, sosial, perubahan-peerubahan yang terjadi dalam lingkungan itu dapat mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Kebutuhan akan bimbingan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokralisasi dalam pendidikan, serta perluasan program pendidikan.
Permasalahan yang dialami para siswa di sekolah seringkali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini telebih lagi karena disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak terletak di luar sekolah. Dalam kaitan itu, permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja. Apabila misi sekolah adalah menyediakan pelayananyang luas untuk secara efektif membantu siswa mencapai tujuan-tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahanyang diselenggarakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Disinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di samping kegiatan pengajaran. Dalam tugas pelayananyang luas, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untuk semua murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka yang meliputi empat dimensi kemanusiaannya dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perlunya Bimbingan Konseling
Pembangunan nasional bertujuan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan membangun seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan ini selain untuk menghadapi tuntutan dan tantangan perubahan masyarakat dan modernisasi (termasuk di dalamnya globalisasi, industrialisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi), terutama untuk mengembangkan manusiaIndonesia sesuai dengan hakekat kemanusiaan.
Hakikat kemanusiaan dapat ditinjau dari kedua sisi itu akan memperlihatkan betapa manusia amat berpotensi untuk memperkembangkan dirinya, untuk menguasai alam, dan untuk mengembangkan budaya setinggi-tingginya demi kebahagiaan hidupnya dunia dan akhirat.
Pengembangan manusia seutuhnya baik manusia sebagai kumpulan orang-orang maupun sebagai individu bertitik tolak dari kedua sisi hakikat kemanusiaan itu. Manusia perlu mengembangkan diri sehingga ketinggian derajat dan keindahan dirinya serta keempat dimensi kemanusiaannya itu benar-benar terwujud manusia yang utuh, baik menurut pandangan agama, psikologi, maupun sosial budaya, pada dasarnya adalah mereka yang telah berhasil mewujudkan keempat dimensi kemanusiaan secara selaras, serasi dan seimbang, sehingga ketinggian derajat dan keindahandari mereka benar-benar dirasakan adanya dan manfaatnya oleh diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Di Indonesia maanusia seutuhnya seperti itu adalah manusia Pancasila yang dengan penuh telaah menghayati dan mengamalkan sila-sila Pancasila.
Diakui bahwa organisme manusia sangatlah kompleks, demikian pula faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhinya. Kompleksnya interaksi tiap individu dengan lingkungannya akan mengakibatkan banyak jenis pengalaman yang berbeda-beda yang bisa mengubah intensitas nilai terhadap dirinya dan orang lain misalnya interaksi orang tua dan anak di lingkungan keluarga, guru dan murid di sekolah, dokter dan pasien di rumah sakit, dan lain-lain.
Kebutuhan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, demokralisasi dalam pendidikanserta serta perluasan program pendidikan. Latar belakang filosofis berkaitan dengan pandangan tentang hakekat manusia. Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh besar terhadap timbulnya semangat memberikan bimbingan adalah filsafat humanisme, aliran filsafat ini berpandangan bahwa manusia memiliki potensi untuk dapat dikembangkan melalui bimbingan pekerjaan sehingga pengangguran dapat dihapuskan. Mereka berpandangan bahwa sekolah adalah tempatyang baik untuk memberikan bimbingan pekerjaan dalam uaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam perkembangannya. Implikasinya dari keragaman ini ialah bahwa individu memiliki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai denngan keunikan atau tiap-tiap potensi tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya dari sisi keunikan dan keragaman individu, diperlukan bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam lingkungannya
Pelayanan bimbingan konseling di sekolah di Indonesia sebenarnya telah dirintis sejak tahun 1960-an, mulai tahun 1975 pelayanan bimbingan dan konseling telah secara resmi memasuki sekolah-sekolah yaitu dengan dicantumkannya pelayanan tersebut pada kurikulum 1975yang berlaku di sekolah-sekolah seluruh Indonesia, pada jenjang SD, SLTP dan SLTA. Pada kurikulum 1984 keberadaan bimbingan dan konseling lebih dimantapkan lagi.
Sejak tahun 1989 berlaku sejumlah peraturan perundangan baru dalam bidang pendidikan. Peraturan dasar pelaksanaannya yaitu Peraturan Pemerintah No. 27, No. 28, No. 29 dan No. 30 tahun 1980, No. 72 dan No. 73 tahun 1991,serta No. 38 tahun 1992 masing-masing tentang pendidikan prasekola, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar biasa, pendidikan luar sekolah, dan tenaga kependidikan, secara resmi berlaku. Peraturan perundangan tersebut mengakui sepenuhnya adanya berbagai tenagayang berperanan di dalam dunia pendidikan, selain guru. Undang-undang No. 2 tahun 1989 menjelaskan bahwa kependidikan meliputi tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar (Pasal 27 ayat 2), tenaga pendidik bertugas membimbing, mengajar dan/atau melatih peserta didik (Pasal 1 ayat 8). Dalam pengertian tersebut jelaslah bahwa pekerjaan bimbingan di sekolah merupakan salah satu tugasdari tenaga pendidik dengan kata lain tugas pendidik salah satu di antaranya adalah membimbing.
Dalam surat Keputusan Menteri pendayagunaan aparatur negara, No. 26 tahun 1989 menyebutkan secara eksplisit pekerjaan bimbingan dan penyuluhan (konseling) dan pekerjaan mengajaryang satu sama lain berkedudukan seimbang dan sejajar. Dalam SK tersebut bahwa seorang guru di sekolah dapat mengerjakan kegiatan mengajar atau kegiatan pelayanan bimbingan dan penyuluhan. Keberadaan pelayanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah dipertegas lagi oleh peraturan pemerintah No. 28 tahun 1990 (tentang pendidikan dasar) dan no. 29 tahun 1990 (tentang pendidikan menengah).
Gambaran bimbingan dan konseling dalam lampiran keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara menegaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah telah diterima dan menjadi suatu pekerjaan dan ruang lingkupnya jelas, lebih jelas, mengingat bahwa sumber permasalahan anak-anak, remaja dan pemuda sebagian besar berada di luar sekolah dan mengingat pula bahwa permasalahan yang dialami manusia tidak hanya terdapat di sekolah, maka pelayanan bimbingan dan konseling perlu menjangkau daerah-daerah yang lebih luas di luar sekolah. Anak-anak, para remaja dan pemuda bahkan orang-orang dewasa di dalam keluarga, di dalam lembaga-lembaga kemungkinan untuk menghadapi masalah dalam kehidupan dan perkembangannya.
Beberapa generalisasi yang menggambarkan karakteristik utama kegiatan bimbingan dan konseling yaitu :
1. Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat membantu. Makna bantuan itu sendiri yakni sebagai upaya untuk membantu orang lain agar ia, mampu tumbuh ke arah yang dipilihnya sendiri, mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam kehidupannya.
2. Hubungan dalam bimbingan dan konseling bersifat interpersonal. Hubungan konseling terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor dengan klien. Hubungan ini tidak hanya bersifat kognitif dan dangkal, tetapi melibatkan semua unsur kepribadian dari dua belah pihak yang meliputi pikiran, perasaan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan, harapan dan lain-lain. Dalam bimbingan konseling, kedua belah pihak hendaknya menunjukkan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena konseling itu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.
Keefektifan layanan bimbingan dan konseling sebagian besar ditentukan oleh kualitas hubungan antara konselor dan kliennya. Dilihat dari segi konselor, kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam menerapkan teknik-teknik konseling dan kualitas pribadinya.
Nurihsan (2006 ; 9), mengemukakan bahwa pelaksanaan bimbingan perlu memperhatikan beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut :
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu agar mereka dapat membantu dirinya sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
2. Hendaknya bimbingan bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
3. Bimbingan diarahkan pada individu memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu, pemahaman keragaman dan kemampuan individu yang dibimbing sangat diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan.
4. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing di lingkungan lembaga pendidikan hendaknya diserahkan kepada ahli atau lembaga yang berwenang menyelesaikannya.
5. Bimbingan dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
6. Bimbingan harus luwes danfleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
7. Program bimbingan di lingkunganlembaga pendidikan tertentu harus sesuai dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
8. Hendaknya, pelaksaan program bimbingan dikelola oleh orang yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerja sama dan menggunakan sumber-sumber yang relevan yang berada di dalam ataupun di luar lembaga penyelenggaraan pendidikan.
9. Hendaknya, pelaksanaaan program bimbingan dievaluasi untuk mengetahui hasil dan pelaksanaan program.
Dalam menghadapi suatu kasus yang dialami oleh seseorang, ada tiga hal utama yang perlu diselenggarakan, yaitu penyikapan, pemahaman, dan penanganan terhadap kasus tersebut. Pemahaman yang lebih mendalam terhadap kasus dilakukan untuk mengetahui lebih jauh berbagai seluk beluk kasus tersebut, tidak hanya sekedar mengerti permasalahannya atas dasar deskripsi yang telah dikemukakan pada awal pengenalan kasus semata-mata.
Satu hal lagi yang dapat menjadi bekal bagi pengembangan pemahaman terhadap suatu kasus ialah bagaimana dapat dibayangkan berbagai kemungkinan yang bersangkut paut dengan kasus itu, terutama dilihat dari segi rincian permasalahannya, kemudian sebab-sebabnya dan kemudian akibat-akibatnya. Kemungkinan-kemungkinan yang dibayangkan itu dpat menjadi arah awal bagi upaya penjelajahan untuk lebih memahami kasus-kasus yang terjadi pada murid.
Dalam perencanaan program layanan bimbingan konseling, beberapa aspek penting yang perlu dilakukan, yaitu :
a. Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa.
b. Penentuan tujuan program layanan bimbingan yang hendak dicapai.
c. Analisis situasi dan kondisi di sekolah.
d. Penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan.
e. Penetaan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan.
f. Penetapan personel-personel yang akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan.
g. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanakan kegiatan-kegiatan bimbingan yang direncanakan, serta
h. Perkiraan tentang hambatan-hambatan yang akan ditemui dan usaha-usaha apa yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan.
Dalam bimbingan konseling ada empat jenis alayanan utama yaitu (1) layanan dasar bimbingan, (2) layanan responsif, (3) layanan perencanaan individual dan (4) dukungan sistem.
Layanan dasar bimbingan merupakan layanan bimbingan yang bertujuan membantu para individu mengembangkan perilaku efektif dan keteampilan-keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan. Layanan dasar bimbingan ini ditujukan untuk seluruh individu, dilaksanakan dengan menggunakan strategi bimbingan klasikal dan dinamika kelompok.
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh individu saat ini. Layanan ini lebih bersifat preventif atau mungkin kuratif. Strategi yang digunakan adalah konseling individual, konseling kelompok dan konsultasi. Isi layanan responsif ini adalah bidang :
a. Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam memilih pendidikan, jurusan, program studi yang cocok dengan minat, bakat dan ciri-ciri kepribadian lainnya.
b. Belajar
Dalam bidang belajar, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam belajar, mengatur cara belajar, memprioritaskan pelajaran, serta strategi dan teknik belajar.
c. Sosial
Dalam bidang sosial, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam hubungan sosial, kesulitan dengan menyesuaikan dengan lingkungan keluarga, tetangga, teman, sekolah dan masyarakat.
d. Pribadi
Dalam bidang pribadi, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam mengatasi konflik internal pribadi, kesulitan dalam mengambil keputusan, dan kesulitan dalam mengendalikan diri serta mengarahkan diri.
e. Karier
Dalam bidang karier, layanan responsif terkait dengan layanan mengatasi masalah kesulitan dalam memilih pekerjaan yang cocok dengan minat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian lainnya, kesulitan dalam memenuhi karier atau syarat dari suatu pekerjaan dan kesulitan dalam mengendalikan diri dengan lingkungan pekerjaan.
f. Tata tertib di sekolah
g. Narkotika dan perjudian
h. Perilaku seksual serta
i. Kehidupan lainnya
Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karier dan sosial pribadinya. Membantu individu memantau dan memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri, kemudian merencanakan dan mengimplementasikan rencana-rencananya sesuai dengan pemantauan dan pemahamannya. Teknik bimbingannya adalah konsultasi dan koseling. Isi perencanaan individual adalah :
1. Bidang pendidikan dengan topik-topik belajar yang efektif, belajar memantapkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat dan karakteristik kepribadian lainnya.
2. Bidang karier dengan topik-topik mengidentifikasi kesempatan karier yang ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap positif terhadap dunia kerja dan merencanakan kehidupan kariernya
3. Bidang sosial-pribadi dengan topik mengembangkan konsep diri yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial yang tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar memahami perasaan orang lain.
Dukungan sistem merupakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasihat, dari masyarakat yang lebih luas, manajemen program serta penelitian dan pengembangan.
Penilaian bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung berperan memantu peserta didik dalam memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dpat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya
Ada dua macam kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya.
Aspek yang dinilai, baik proses maupun hasil antara lain :
a. Kesesuaian anatara program dengan pelaksanaan.
b. Keterlaksanaan program.
c. Hambatan-hambatan yang dijumpai.
d. Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar.
e. Respon siswa, personel sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan.
f. Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar.
g. Keberhasilan siswa setelah menyelesaikan sekolah, baik pada studi lanjutan maupun pada kehidupan masyarakat.
B. Penanganan Psikis pada Peserta Didik
Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha yang dilaksanakan dengan sadar, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku terdidik ke arah yang diharapkan. Karena usaha ini, yaitu mengubah tingkah laku terdidik, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, tidak begitu saja terlaksana atau terwujud dengan segera, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, maka tepatlah bila dikatakan bahwa usaha pendidikan itu merupakan suatu “proses” selanjutnya, agar usaha tersebut membuahkan hasil yang diharapkan dalam arti membuahkan pribadi-pribadi yang berkembang secara wajar dan efektif maka usaha yang dijalankan di samping menghendaki kesabaran juga harus selaras dengan sifat dan hakikat terdidik.
Perlu diingat bahwa pendekatan terhadap tiap masalah pendidikan boleh jadi dibatasi oleh sifat masalahnya sendiri atau oleh kesulitan dalam mengadakan dan menentukan kontrol-kontrol yang memadai kenyataan ini menghendaki pendekatan tertentu, dalam arti harus menyesuaikan dengan sifat dan jenis masalahnya.
Adapun penanganan yang dapat digunakan yaitu dengan beberapa metode yaitu :
1. Metode percobaan (eksperimental)
Mengetes keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam situasi atau kondisi tertentu. Dengan kata lain eksperimen ini dilakukan dengan anggapan bahwa semua situasi atau kondisi itu dapat dikontrol dengan teliti, yang keadaannya berbeda dari observasi yang terkontrol.
2. Metode pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasi bias dibedakan menjadi dua yaitu pengamatan yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis. Dalam hubungan ini telah diperlihatkan oleh anak-anak pada taman kanak-kanak dan dalam situasi permainan bebas. Misalnya studi yang dilakukan oleh Bakker dan kawan-kawannya tentang anak-anak yang cenderung memperlihatkan tingkah laku yang regresif karena dikecewakan. Tingkah laku yang serupa ini ditandai oleh reaksi-reaksi yang keakanak-kanakan, yang sering disertai dengan menangis, menjerit-jerit dan bertingkah marah. Hal yang sama juga berlaku pada orang-orang dewasa.
3. Metode genetik
Yakni perkembangan sosialnya kemudian dicatat dengan cermat. Pendekatannya bisa menempuh satu atau dua pendekatan sekaligus yaitu : cross-sectional (horizontal) dan longitudinal (vertikal)
4. Metode riwayat hidup atau klinis (the case history or clinical method). Metode riwayat hidup ini biasanya penerapannya terbatas untuk mencoba memecahkan kesulitan-kesulitan yang benar-benar dihadapi pelajar.
5. Metode test (test method). Tes merupakan instrument riset yang penting dalam psikologi masa sekarang. Tes digunakan untuk menakar semua jenis kemampuan, minat, bakat, prestasi, sikap dan ciri kepribadian.
DAFTAR RUJUKAN
Abror, Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Yogya.
Nurihsan, Ahmad. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : Refika Aditama.
Prayitno dan Amti, Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.
Yusuf, Syamsu. 2006. Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Langganan:
Postingan (Atom)